Selasa, 16 Desember 2025
spot_img

Pemuda di Marpoyan Damai Tewas Usai Diduga Maling, Keluarga Minta Polisi Usut

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)Seorang pemuda berinisial SWR (19) tewas setelah menjadi korban amuk massa di Jalan Duyung, Gang Al Manar, Kelurahan Tangkerang Barat, Kecamatan Marpoyan Damai, Kamis (23/10) dini hari. Ia diduga hendak mencuri di salah satu rumah warga.

Kematian SWR menyisakan duka dan tanda tanya bagi keluarga. Mereka menduga ada pihak yang sengaja menjebak korban hingga berakhir tragis.

Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bery Juana Putra, mengatakan SWR diamankan warga sekitar pukul 01.45 WIB. Saat petugas datang, korban masih dalam keadaan hidup dan sempat diajak bicara.

Korban kemudian dibawa ke Polsek Bukit Raya. Melihat lukanya cukup parah, kami langsung larikan ke RS Bhayangkara sekitar pukul 03.00 WIB,” ujar Bery, Senin (27/10).

Setiba di rumah sakit, SWR masih mendapat perawatan. Namun dua jam kemudian, ia dinyatakan meninggal dunia.

Menurut Bery, peristiwa itu bermula ketika warga memergoki SWR yang diduga hendak mencuri. Warga yang emosi langsung menghakimi korban sebelum polisi tiba di lokasi.

Baca Juga:  Dishub Pekanbaru Siap Kandangkan Angkot Ilegal, Operasi Penertiban Diperketat

Kami sudah memeriksa enam saksi. Berdasarkan penyelidikan sementara, SWR disebut pernah terlibat kasus pencurian di wilayah tersebut dan sempat dimediasi antara keluarga korban pencurian dan keluarganya,” jelasnya.

Polisi kini masih menelusuri pihak-pihak yang terlibat dalam aksi main hakim sendiri tersebut. “Proses hukum tetap berjalan. Kami kumpulkan keterangan saksi untuk mengungkap siapa yang bertanggung jawab,” tegas Bery.

Sementara itu, pihak keluarga SWR tidak terima atas peristiwa tersebut dan telah melapor ke kepolisian agar kematian SWR diusut tuntas.

Ayah korban, Abdul Hamid, mengatakan sebelum kejadian anaknya dijemput oleh seorang teman menggunakan motor NMAX putih. Sejak itu, SWR tidak lagi terlihat.

Katanya dijemput temannya, kami kira hanya pergi sebentar. Tapi setelah itu, dia tak pulang. Beberapa jam kemudian kami dapat kabar kalau dia kritis, penuh luka dan darah,” ujar Abdul Hamid.

Baca Juga:  Hujan, Beberapa Jalan Protokol Kembali Terendam

SWR sempat dirawat di RS Bhayangkara Polda Riau, namun nyawanya tak tertolong setelah dua jam mendapat perawatan.

Tubuhnya penuh luka lebam dan memar. Kami yakin ini bukan kecelakaan biasa, dia dianiaya,” lanjutnya.

Keluarga menduga SWR dijebak dan dianiaya oleh orang yang mengenalnya. Hingga kini, motif di balik penganiayaan itu masih menjadi misteri.

Kami ingin keadilan untuk anak kami. Ia anak baik dan tidak pernah punya masalah dengan siapa pun,” kata Abdul Hamid.

Sementara Kapolsek Bukit Raya Kompol David Ricardo menegaskan pihaknya telah menerima laporan keluarga dan tengah melakukan penyelidikan.

Kami sudah menerima laporan keluarga korban dan langsung menindaklanjuti dengan memeriksa saksi-saksi di lokasi kejadian,” ujarnya.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)Seorang pemuda berinisial SWR (19) tewas setelah menjadi korban amuk massa di Jalan Duyung, Gang Al Manar, Kelurahan Tangkerang Barat, Kecamatan Marpoyan Damai, Kamis (23/10) dini hari. Ia diduga hendak mencuri di salah satu rumah warga.

Kematian SWR menyisakan duka dan tanda tanya bagi keluarga. Mereka menduga ada pihak yang sengaja menjebak korban hingga berakhir tragis.

Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bery Juana Putra, mengatakan SWR diamankan warga sekitar pukul 01.45 WIB. Saat petugas datang, korban masih dalam keadaan hidup dan sempat diajak bicara.

Korban kemudian dibawa ke Polsek Bukit Raya. Melihat lukanya cukup parah, kami langsung larikan ke RS Bhayangkara sekitar pukul 03.00 WIB,” ujar Bery, Senin (27/10).

Setiba di rumah sakit, SWR masih mendapat perawatan. Namun dua jam kemudian, ia dinyatakan meninggal dunia.

- Advertisement -

Menurut Bery, peristiwa itu bermula ketika warga memergoki SWR yang diduga hendak mencuri. Warga yang emosi langsung menghakimi korban sebelum polisi tiba di lokasi.

Baca Juga:  Jalan Arifin Achmad Zona Kuliner Halal

Kami sudah memeriksa enam saksi. Berdasarkan penyelidikan sementara, SWR disebut pernah terlibat kasus pencurian di wilayah tersebut dan sempat dimediasi antara keluarga korban pencurian dan keluarganya,” jelasnya.

- Advertisement -

Polisi kini masih menelusuri pihak-pihak yang terlibat dalam aksi main hakim sendiri tersebut. “Proses hukum tetap berjalan. Kami kumpulkan keterangan saksi untuk mengungkap siapa yang bertanggung jawab,” tegas Bery.

Sementara itu, pihak keluarga SWR tidak terima atas peristiwa tersebut dan telah melapor ke kepolisian agar kematian SWR diusut tuntas.

Ayah korban, Abdul Hamid, mengatakan sebelum kejadian anaknya dijemput oleh seorang teman menggunakan motor NMAX putih. Sejak itu, SWR tidak lagi terlihat.

Katanya dijemput temannya, kami kira hanya pergi sebentar. Tapi setelah itu, dia tak pulang. Beberapa jam kemudian kami dapat kabar kalau dia kritis, penuh luka dan darah,” ujar Abdul Hamid.

Baca Juga:  Sejak Januari Terjadi 578 Kasus DBD

SWR sempat dirawat di RS Bhayangkara Polda Riau, namun nyawanya tak tertolong setelah dua jam mendapat perawatan.

Tubuhnya penuh luka lebam dan memar. Kami yakin ini bukan kecelakaan biasa, dia dianiaya,” lanjutnya.

Keluarga menduga SWR dijebak dan dianiaya oleh orang yang mengenalnya. Hingga kini, motif di balik penganiayaan itu masih menjadi misteri.

Kami ingin keadilan untuk anak kami. Ia anak baik dan tidak pernah punya masalah dengan siapa pun,” kata Abdul Hamid.

Sementara Kapolsek Bukit Raya Kompol David Ricardo menegaskan pihaknya telah menerima laporan keluarga dan tengah melakukan penyelidikan.

Kami sudah menerima laporan keluarga korban dan langsung menindaklanjuti dengan memeriksa saksi-saksi di lokasi kejadian,” ujarnya.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)Seorang pemuda berinisial SWR (19) tewas setelah menjadi korban amuk massa di Jalan Duyung, Gang Al Manar, Kelurahan Tangkerang Barat, Kecamatan Marpoyan Damai, Kamis (23/10) dini hari. Ia diduga hendak mencuri di salah satu rumah warga.

Kematian SWR menyisakan duka dan tanda tanya bagi keluarga. Mereka menduga ada pihak yang sengaja menjebak korban hingga berakhir tragis.

Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bery Juana Putra, mengatakan SWR diamankan warga sekitar pukul 01.45 WIB. Saat petugas datang, korban masih dalam keadaan hidup dan sempat diajak bicara.

Korban kemudian dibawa ke Polsek Bukit Raya. Melihat lukanya cukup parah, kami langsung larikan ke RS Bhayangkara sekitar pukul 03.00 WIB,” ujar Bery, Senin (27/10).

Setiba di rumah sakit, SWR masih mendapat perawatan. Namun dua jam kemudian, ia dinyatakan meninggal dunia.

Menurut Bery, peristiwa itu bermula ketika warga memergoki SWR yang diduga hendak mencuri. Warga yang emosi langsung menghakimi korban sebelum polisi tiba di lokasi.

Baca Juga:  UAS Sampaikan Duka Mendalam atas Wafatnya Dr Chaidir: “Seperti Kehilangan Orang Tua”

Kami sudah memeriksa enam saksi. Berdasarkan penyelidikan sementara, SWR disebut pernah terlibat kasus pencurian di wilayah tersebut dan sempat dimediasi antara keluarga korban pencurian dan keluarganya,” jelasnya.

Polisi kini masih menelusuri pihak-pihak yang terlibat dalam aksi main hakim sendiri tersebut. “Proses hukum tetap berjalan. Kami kumpulkan keterangan saksi untuk mengungkap siapa yang bertanggung jawab,” tegas Bery.

Sementara itu, pihak keluarga SWR tidak terima atas peristiwa tersebut dan telah melapor ke kepolisian agar kematian SWR diusut tuntas.

Ayah korban, Abdul Hamid, mengatakan sebelum kejadian anaknya dijemput oleh seorang teman menggunakan motor NMAX putih. Sejak itu, SWR tidak lagi terlihat.

Katanya dijemput temannya, kami kira hanya pergi sebentar. Tapi setelah itu, dia tak pulang. Beberapa jam kemudian kami dapat kabar kalau dia kritis, penuh luka dan darah,” ujar Abdul Hamid.

Baca Juga:  Sekolah Dilarang Jual LKS Orang Tua Diminta Lapor ke Disdik

SWR sempat dirawat di RS Bhayangkara Polda Riau, namun nyawanya tak tertolong setelah dua jam mendapat perawatan.

Tubuhnya penuh luka lebam dan memar. Kami yakin ini bukan kecelakaan biasa, dia dianiaya,” lanjutnya.

Keluarga menduga SWR dijebak dan dianiaya oleh orang yang mengenalnya. Hingga kini, motif di balik penganiayaan itu masih menjadi misteri.

Kami ingin keadilan untuk anak kami. Ia anak baik dan tidak pernah punya masalah dengan siapa pun,” kata Abdul Hamid.

Sementara Kapolsek Bukit Raya Kompol David Ricardo menegaskan pihaknya telah menerima laporan keluarga dan tengah melakukan penyelidikan.

Kami sudah menerima laporan keluarga korban dan langsung menindaklanjuti dengan memeriksa saksi-saksi di lokasi kejadian,” ujarnya.

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari