PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Banyaknya laporan warga terkait keberadaan tempat prostitusi berkedok panti pijat, yang menjamur di sepanjang Jalan SM Amin Pekanbaru makin meresahkan. Untuk itu, dalam waktu dekat, pihak Kecamatan Tampan akan melakukan penertiban bersama instansi pemerintah terkait dan aparat keamanan.
"Ya, akan segera dilakukan penertiban. Kita sudah sering melakukan koordinasi dengan dinas terkait maupun dengan aparat keamanan, terkait maraknya keberadaan tempat prostitusi berkedok panti pijat di sepanjang Jalan SM Amin,"ujar Camat Tampan, Liswarti, Kamis (20/2).
Ia menuturkan, berdasarkan laporan dan penertiban beberapa waktu lalu, di beberapa tempat panti pijat yang beroperasi di Jalan SM Amin, memang digunakan untuk prostitusi terselubung, dengan berkedok panti pijat atau urut sehat.
Bahkan sudah diperingatkan, namun hal itu tidak menyurutkan atau membuat mereka jera dan tetap melakukan aktivitas tersebut. Ketika ditanya kartu tanda penduduk (KTP) nya, mereka tidak punya. Bahkan, usaha panti pijat itu juga ada bekingnya.
Pantauan Riau Pos, beberapa waktu lalu, panti pijat di sepanjang Jalan SM Amin kian menjamur. Jumlahnya semakin banyak bersebaran hingga ke kawasan pemukiman. Di Jalan SM Amin hingga ke Simpang Jalan Air Hitam terdapat 11 panti pijit yang diduga plus-plus.
Di antaranya urut 33 (Jalan SM Amin/sekitar simpang Jalan Sentosa), ada 6 tempat urut berkedok urut sehat di depan Jalan Tiga Dara, 1 urut sehat tepatnya di depan SPBU Jalan SM Amin, dan tiga lagi di simpang Jalan SM Amin ujung dan Jalan Air Hitam. Panti pijat plus ini kerap didatangi pelanggan hidung belang yang ingin menikmati jasa si tukang pijat.(dof)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Banyaknya laporan warga terkait keberadaan tempat prostitusi berkedok panti pijat, yang menjamur di sepanjang Jalan SM Amin Pekanbaru makin meresahkan. Untuk itu, dalam waktu dekat, pihak Kecamatan Tampan akan melakukan penertiban bersama instansi pemerintah terkait dan aparat keamanan.
"Ya, akan segera dilakukan penertiban. Kita sudah sering melakukan koordinasi dengan dinas terkait maupun dengan aparat keamanan, terkait maraknya keberadaan tempat prostitusi berkedok panti pijat di sepanjang Jalan SM Amin,"ujar Camat Tampan, Liswarti, Kamis (20/2).
- Advertisement -
Ia menuturkan, berdasarkan laporan dan penertiban beberapa waktu lalu, di beberapa tempat panti pijat yang beroperasi di Jalan SM Amin, memang digunakan untuk prostitusi terselubung, dengan berkedok panti pijat atau urut sehat.
Bahkan sudah diperingatkan, namun hal itu tidak menyurutkan atau membuat mereka jera dan tetap melakukan aktivitas tersebut. Ketika ditanya kartu tanda penduduk (KTP) nya, mereka tidak punya. Bahkan, usaha panti pijat itu juga ada bekingnya.
- Advertisement -
Pantauan Riau Pos, beberapa waktu lalu, panti pijat di sepanjang Jalan SM Amin kian menjamur. Jumlahnya semakin banyak bersebaran hingga ke kawasan pemukiman. Di Jalan SM Amin hingga ke Simpang Jalan Air Hitam terdapat 11 panti pijit yang diduga plus-plus.
Di antaranya urut 33 (Jalan SM Amin/sekitar simpang Jalan Sentosa), ada 6 tempat urut berkedok urut sehat di depan Jalan Tiga Dara, 1 urut sehat tepatnya di depan SPBU Jalan SM Amin, dan tiga lagi di simpang Jalan SM Amin ujung dan Jalan Air Hitam. Panti pijat plus ini kerap didatangi pelanggan hidung belang yang ingin menikmati jasa si tukang pijat.(dof)