Senin, 20 Mei 2024

Bantuan Terus Disalurkan

Korban Banjir Mulai Diserang Penyakit

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sudah satu bulan lebih banjir melanda sejumlah daerah di Riau. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat sudah 99.812 jiwa di 10 kabupaten/kota yang terdampak. Sejumlah penyakit pun mulai menyerang warga yang menjadi korban banjir.

Hal ini pula yang dialami warga desa dan kelurahan di tujuh kecamatan Kabupaten Pelalawan. “Kami telah menemukan berbagai penyakit telah menyerang warga,” terang Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan H Asril MKes kepada Riau Pos, Senin (8/1).

Yamaha

Mantan Kabid P2PL Diskes Pelalawan ini menjelaskan ganguan kesehatan yang dialami warga tersebut di antaranya penyakit kulit seperti gatal-gatal. Pasalnya, air yang terbawa arus banjir berasal dari berbagai tempat dan terkontaminasi oleh berbagai hal yang akhirnya tidak steril.

Selain penyakit kulit, Diskes Pelalawan juga menemukan keluhan warga lainnnya yakni demam, sakit pada bagian tulang maupun otot yang dialami lanjut usia (lansia), batuk, influenza, dan diare.

“Seluruh korban banjir yang terserang penyakit ini telah diberikan pelayanan kesehatan yang maksimal dengan diberikan obat serta vitamin. Penyakit dampak banjir ini tidak hanya menyerang orang dewasa, tapi juga balita dan anak-anak,” paparnya.

- Advertisement -

Asril menegaskan, Diskes Pelalawan telah siap siaga menghadapi bencana banjir tahunan tersebut dengan terus memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada warga korban banjir serta membangun posko di setiap kecamatan yang terendam air.

Petugas dari profesi dokter sampai perawat ditempatkan di posko kesehatan korban banjir di setiap kecamatan yang digenangi luapan air Sungai Kampar dan Sungai Nilo.

- Advertisement -

Adapun posko kesehatan yang telah didirikan tersebut yakni di Desa Kemang Kecamatan Pangkalan Kuras, tepatnya dekat Mesjid Kemang. Kemudian di Pangkalankerinci yang bergabung dengan posko utama satgas di dekat Mapolres Pelalawan.

“Selanjutnya posko kesehatan di Kecamatan Langgam, tepatnya di Puskesmas Langgam. Di Kecamatan Bandar Seikijang, Pelalawan, Ukui dan Teluk Meranti. Di mana posko kesehatan ini ditempatkan di masing-masing puskesmas,” jelasnya.

Selain posko kesehatan, sambung Asril, pihaknya juga telah menyiagakan tiga unit ambulans di setiap titik lokasi penyeberangan penumpang dan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. “Jika ada warga korban banjir mengalami penyakit urgen, maka langsung dirujuk ke RSUD Selasih ataupun rumah sakit di Pekanbaru,” tuturnya.

Lokasi penyeberangan tersebut berada di Jalan Lintas Timur Sumatera KM 76 Desa Kemang, di Dusun Simpang Kualo Kelurahan Pangkalankerinci Kota Kecamatan Pangkalankerinci, dan penyeberangan dari Langgam menuju Lubuk Ogung Kecamatan Bandar Seikijang.

Untuk itu, sambung Kepala Diskes Pelalawan, pihaknya mengimbau masyarakat yang wilayahnya terdampak banjir untuk senantiasa menjaga kesehatan. “Diharapkan agar penduduk mengurangi aktivitas di luar rumah yang bersentuhan langsung dengan air sehingga meminimalisir risiko terjangkitnya penyakit selama banjir,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Riau M Edy Aftizal mengatakan, dari 10 kabupaten/kota, dua di antaranya belum melaporkan daerahnya terdampak banjir, yakni Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) dan Kepulauan Meranti.

“Dari laporan yang kami terima, hingga saat ini sudah ada 10 kabupaten/kota di Riau yang terdampak banjir. Sementara dua kabupaten lainnya belum ada melaporkan daerahnya terdampak banjir,” katanya.

Lebih lanjut dikatakanya, dari bencana tersebut masyarakat yang terdampak terdata sebanyak 24.268 Kepala Keluarga (KK) dengan total 99.812 jiwa. Dari jumlah tersebut, yang paling banyak terdampak yakni di Kuantan Singingi (Kuansing) sebanyak 7.439 KK dengan 29.756 jiwa.

“Kemudian Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) ada 5.303 KK yang terdampak dengan 24.219 jiwa. Rokan Hilir (Rohil) 4.641 KK terdampak dengan 18.564 jiwa, Pelalawan 3.989 KK terdampak dengan 15.766 jiwa, Pekanbaru 471 KK terdampak dengan 1.899 jiwa,” paparnya.

Kemudian, di Kota Dumai 22 KK terdampak dengan 88 jiwa, Indragiri Hulu (Inhu) 1.203 KK terdampak dengan 4.812 jiwa, Kampar 980 KK terdampak dengan 3.920 jiwa, Siak 173 KK terdampak dengan 692 jiwa, Bengkalis 47 KK terdampak dengan 156 jiwa.

“Sementara itu untuk rumah yang terdampak banjir dari laporan yang kami terima ada 24.268 unit. Dan yang hingga saat ini masih mengungsi sebanyak 1.119 jiwa,” ujarnya.

Terkait kondisi bencana banjir di Riau tersebut, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau juga sudah menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi yakni meliputi bencana banjir, tanah longsor dan puting beliung tahun 2023. Penetapan status tersebut dimulai sejak 22 Desember 2023 sampai dengan 31 Januari 2024.

“Kita juga mempertimbangkan curah hujan di provinsi tetangga Sumatera Barat yang cukup tinggi. Karena ini akan sangat berdampak terhadap pembukaan pintu waduk PLTA Koto Panjang Kampar,” sebutnya.

Dengan adanya penetapan status tersebut, maka untuk penanganan banjir diharapkan dapat lebih maksimal. Karena pemerintah provinsi dapat mengajukan bantuan ke pemerintah pusat.

Baca Juga:  Masjid Al Falah Launching Halaqah Alquran 

“Kami sudah mengajukan bantuan ke pemerintah pusat yakni untuk logistik makanan, peralatan seperti tenda, perahu karet, dan juga obat-obatan. Saat ini masih diproses. Mudah-mudahan dapat segera dikirimkan ke Riau,” ujarnya.

Sembari menunggu bantuan dari pusat, pihaknya juga sudah menyalurkan bantuan ke kabupaten/kota di Riau berupa logistik makanan, selimut dan juga tenda. “Bantuan yang diberikan bersumber dari APBD Riau,” sebutnya.

Sementara itu, Gubernur Riau (Gubri) Edy Natar Nasution juga sudah melakukan peninjauan secara langsung ke permukiman warga yang terkena dampak musibah banjir dan menyerahkan bantuan beras cadangan pangan pemerintah daerah.

Sebanyak 15 ribu kilogram (kg) beras diserahkan kepada masyarakat di Desa Kampung Pinang, Kecamatan Perhentian Raja, Kabupaten Kampar, Ahad (7/1) lalu. “Saya datang dengan membawa bantuan dan ini adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh Gubernur dan Pemerintah Provinsi Riau,” katanya.

Dijelaskannya, beberapa hari yang lalu, Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kampar Yusri telah menemuinya untuk beraudiensi terhadap permasalahan banjir. Gubri menerangkan saat itu, Pj Sekda Kampar, juga meminta beberapa bantuan berupa stok bahan pangan.

“Saya bersyukur Pj Sekda Kampar datang bertemu langsung ke kediaman saya. Artinya kondisi ini dia lebih mengutamakan kecepatan daripada administrasi. Harusnya memang seperti itu. Kalau bisa, dalam kondisi darurat, seperti itulah yang harusnya kita lakukan,” jelasnya.

Sementara, Pj Sekda Kampar, Yusri mengungkapkan rasa terima kasih kepada Gubernur Edy Nasution dan Pemprov Riau karena dengan cepat merespons permohonnya mereka. “Hanya dalam 1 x 24 jam, bantuan itu langsung datang,” ungkapnya.

“Kami bersyukur diberikan bantuan beras ini karena dapat kami laporkan 80 persen daerah Kampar ini digenangi air. Kemudian, kami berharap jangan ada anak-anak yang terlena bermain banjir supaya tidak ada musibah lainnya. Sekali lagi tolong dijaga bersama anak-anak kita,” imbaunya.

Bantuan untuk korban banjir juga diberikan di Kabupaten Indragiri Hulu. Berbagai upaya untuk mengatasi keluhan warga yang terdampak terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Inhu. “Sejak empat hari ini, Bupati Inhu Rezita Meylani Yopi SE bersama instansi terkait turun langsung menyapa dan memberikan bantuan,” ujar Kepala KPBD Inhu Mulyadi.

Mulyadi menambahkan, sebanyak 73.200 kg beras atau 10 kg per KK disalurkan. Pemerintah Kabupaten Inhu juga menyalurkan bahan makan cepat saji seperti mi instan dan lainnya.

Lebih jauh disampaikannya, berdasarkan alat ukur ketinggian air Sungai Indragiri yang berada di Rengat dalam posisi bertahan di angka 6,82 meter. Untuk ketinggian air tersebut, masuk dalam status siaga. “Warga diminta waspada terhadap musibah luapan air Sungai Indragiri,” terangnya.

Di Kuantan Singingi juga demikian. Meski air Sungai Kuantan dan banjir di beberapa daerah sudah surut, Bupati Kuansing Drs H Suhardiman Amby Ak MM juga memberikan bantuan kepada warga yang dilanda banjir. “Saya sudah instruksikan camat di masing-masing wilayah untuk turun ke lapangan dan memberikan bantuan, termasuk juga kepala OPD dan pegawai di lingkungan mereka tinggal,” ujarnya.

“Bantuan sudah kami salurkan per kecamatan. Bukan saja bantuan makanan, tapi saya juga sudah memerintahkan tim kesehatan untuk siaga obat gatal-gatal di setiap daerah yang terkena banjir. Sebab, selama ini, penyakit yang ditimbulkan akibat banjir adalah penyakit kulit,” tambahnya.

Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) juga menyiapkan 1.000 paket sembako untuk segera disalurkan kepada ribuan warga yang terdampak banjir di Kecamatan Bonai Darussalam. Bantuan paket sembako tersebut akan didistribusikan langsung ke Kantor Camat Bonai Darussalam.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dissos P3A) Kabupaten Rohul H Damri Poti SSos menyebutkan, masing-masing kepala keluarga akan menerima per paket yakni beras 5 kg, minyak goreng 1 liter, gula 1 liter.

‘’Akses jalan provinsi di Desa Sontang yang terendam banjir menjadi kendala kami dalam mendistribusikan 1.000 paket sembako. Hari ini (kemarin, red), kami masih lakukan koordinasi dengan Camat Bonai Darussalam untuk memastikan lokasi yang aman dalam menyimpan paket sembako,’’ ujarnya.

‘’Mobil double garden atau dump truk tidak bisa melintasi titik ruas jalan provinsi di Desa Sontang yang terendam banjir dengan ketinggian air rata rata 30 cm-180 cm. Yang jelas, kami masih menunggu informasi untuk mendistribusikan bantuan sosial kepada warga terdampak banjir di lima desa Kecamatan Bonai Darussalam,’’ katanya.

Diakuinya, bantuan untuk 1.000 paket sembako kepada warga terdampak banjir di Kecamatan Bonai Darussalam dinilai masih kurang. Pasalnya, bantuan pengadaan paket sembako tersebut bersumber dari Dana Tanggap Darurat Bencana Banjir di Kabupaten Rohul Tahun 2023.

Di tempat terpisah, Bupati Rokan Hilir (Rohil) Afrizal Sintong meminta Pemerintah Provinsi Riau untuk memberikan langkah langsung terhadap upaya penanganan dampak banjir yang terjadi di sembilan kecamatan, terutama daerah yang berdekatan dengan perlintasan aliran Sungai Rokan.

Baca Juga:  Tiga Naga Bakal Tambah Tujuh Pemain

“Kalau bisa kami juga minta bantuan tambahan posko dari BPBD Riau maupun bantuan sembako dari Dissos Riau. Apalagi banjir ini diperkirakan masih lama, tentunya kami perlu bantuan provinsi,” katanya, Senin (8/1).

Saat ini lanjut Bupati, Pemkab Rohil bersama forkopimda telah bekerja sama mendirikan posko dan memberikan bantuan sembako kepada masyarakat. Dari beberapa wilayah kecamatan yang terdampak sudah ada warga yang terpaksa mengungsi ke tempat keluarga maupun ke posko dan tenda yang telah disiapkan.

Turunkan 984 Personel ke 236 Titik Banjir
Di sisi lain, Kepolisian Daerah (Polda) Riau menggelar rapat lintas sektoral penanganan banjir di Bumi Lancang Kuning, Senin (8/1). Rapat ini dipimpin langsung Kapolda Irjen Pol Mohammad Iqbal serta dihadiri sejumlah pejabat lainnya seperti Danrem 031 WB Brigjen TNI Dany Rakca Andalasawan, Danlanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Feri Yundi, Ketua DPRD Riau Yulisman, Kalaksa BPBD Riau Edy Afrizal serta beberapa kepala dinas di lingkungan Pemprov Riau.

Rapat ini juga diikuti oleh 12 kapolres/resta di Provinsi Riau melalui video conference. Dalam kesempatan itu dibahas mengenai penanggulangan banjir di seluruh wilayah Riau. Bahkan nantinya akan diturunkan personel gabungan ke seluruh titik banjir yang ada.

Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Hery Murwono mengatakan, dari hasil rapat setidaknya terdapat 236 titik banjir di Riau dan akan diturunkan personel gabungan sebanyak 984 personel.

“Personel gabungan yang diturunkan di antaranya Polri sebanyak 540 personel, dari TNI sebanyak 199 personel, dari BPBD sebanyak 135 personel dan dari Dinas Kesehatan sebanyak 110 personel,” ungkap Kombes Hery usai rapat.

Ditambahkan Kombes Hery, dalam rapat Kapolda menyampaikan penanganan banjir di Riau memang memerlukan kerja sama dan sinergisitas antara TNI-Polri, forkompinda serta seluruh stakeholder terkait lainnya. “ Kapolda juga menyampaikan dengan kehadiran langsung di tengah masyarakat, in sya Allah akan dapat meringankan beban masyarakat,” ujarnya.

Potensi Hujan Januari hingga Februari
Sementara itu, Senin (8/1), Badan Meteoreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menganalisa masih adanya potensi hujan dengan intensitas yang cukup tinggi di Riau sejak Januari hingga Februari tahun ini.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II-Pekanbaru Irwansyah Nasution mengatakan, saat ini kondisi angin pada umumnya bergerak dari arah Barat Laut hingga Timur Laut dangan kecepatan 10-30 km per jam. Adanya pola angin konvergensi dan belokan angin (shearline) dapat menambah pasokan uap air di wilayah Riau yang berpotensi menjadi hujan dengan intensitas sedang, lebat, dan sangat lebat.

“Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, Kuantan Singingi, Bengkalis , Siak, Kota Pekanbaru, dan Dumai. Sedangkan hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat terjadi di sebagian wilayah Rokan Hulu, Kampar, Kuantan Singingi, dan Pelalawan,” jelasnya.

“ Maret-April 2024 diprakirakan 100 mm-400 mm per bulan, di mana pada bulan April 2024 merupakan puncak musim hujan pertama di Riau. Yang perlu diwaspadai curah hujan tinggi di wilayah Kampar dan Rokan Hulu yang dapat menyebabkan banjir dan bencana alam lainnya,” tegasnya.

Normalisasi Sungai Sail dan Parit Belanda 
Sungai Sail dan Parit Belanda akan dinormalisasi oleh Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BBWSS) III tahun ini. Kegiatan itu bertujuan untuk menanggulangi dan mengantisipasi banjir di sebagian wilayah Kota Pekanbaru.

Hal itu seperti disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru Edward Riansyah. Dia menyebutkan bahwa tahun ini akan ada pengerjaan di Sungai Sail dan Parit Belanda di Jalan Jenderal Sudirman Ujung.

“Kami sudah komunikasi juga dengan BBWSS. Di tahun ini ada pengerjaan di dekat Parit Belanda. Beberapa pekerjaan di situ nanti jadi itu tanggung jawab balai dan pusat,” ujar Edu sapaan akrab Edward Riansyah, Senin (8/1).

Pihaknya juga sudah melakukan revisi terhadap MoU bersama BBWSS III. “Dalam waktu dekat akan dilakukan penandatanganan MoU. Mana yang menjadi tanggung jawab pemko dan balai, nanti kami sinergikan,” jelasnya.

Sejumlah ruas jalan di Kota Bertuah ini masih sering terendam banjir. Namun, Pemko Pekanbaru terbentur kewenangan dalam penanganannya. Sejumlah jalan yang terendam banjir ada kewenangan Provinsi Riau, kota maupun pusat. Termasuk juga kewenangan sungai yang ada di Kota Pekanbaru.

Edu menambahkan selain Parit Belanda, BBWSS juga akan melakukan normalisasi terhadap Sungai Sail. Karena Sungai Sail saat ini sudah semakin sempit dan perlu dilakukan normalisasi.(amn/sol/yas/fad/epp/kas/nda/ayi/ilo/das)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sudah satu bulan lebih banjir melanda sejumlah daerah di Riau. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat sudah 99.812 jiwa di 10 kabupaten/kota yang terdampak. Sejumlah penyakit pun mulai menyerang warga yang menjadi korban banjir.

Hal ini pula yang dialami warga desa dan kelurahan di tujuh kecamatan Kabupaten Pelalawan. “Kami telah menemukan berbagai penyakit telah menyerang warga,” terang Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan H Asril MKes kepada Riau Pos, Senin (8/1).

Mantan Kabid P2PL Diskes Pelalawan ini menjelaskan ganguan kesehatan yang dialami warga tersebut di antaranya penyakit kulit seperti gatal-gatal. Pasalnya, air yang terbawa arus banjir berasal dari berbagai tempat dan terkontaminasi oleh berbagai hal yang akhirnya tidak steril.

Selain penyakit kulit, Diskes Pelalawan juga menemukan keluhan warga lainnnya yakni demam, sakit pada bagian tulang maupun otot yang dialami lanjut usia (lansia), batuk, influenza, dan diare.

“Seluruh korban banjir yang terserang penyakit ini telah diberikan pelayanan kesehatan yang maksimal dengan diberikan obat serta vitamin. Penyakit dampak banjir ini tidak hanya menyerang orang dewasa, tapi juga balita dan anak-anak,” paparnya.

Asril menegaskan, Diskes Pelalawan telah siap siaga menghadapi bencana banjir tahunan tersebut dengan terus memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada warga korban banjir serta membangun posko di setiap kecamatan yang terendam air.

Petugas dari profesi dokter sampai perawat ditempatkan di posko kesehatan korban banjir di setiap kecamatan yang digenangi luapan air Sungai Kampar dan Sungai Nilo.

Adapun posko kesehatan yang telah didirikan tersebut yakni di Desa Kemang Kecamatan Pangkalan Kuras, tepatnya dekat Mesjid Kemang. Kemudian di Pangkalankerinci yang bergabung dengan posko utama satgas di dekat Mapolres Pelalawan.

“Selanjutnya posko kesehatan di Kecamatan Langgam, tepatnya di Puskesmas Langgam. Di Kecamatan Bandar Seikijang, Pelalawan, Ukui dan Teluk Meranti. Di mana posko kesehatan ini ditempatkan di masing-masing puskesmas,” jelasnya.

Selain posko kesehatan, sambung Asril, pihaknya juga telah menyiagakan tiga unit ambulans di setiap titik lokasi penyeberangan penumpang dan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. “Jika ada warga korban banjir mengalami penyakit urgen, maka langsung dirujuk ke RSUD Selasih ataupun rumah sakit di Pekanbaru,” tuturnya.

Lokasi penyeberangan tersebut berada di Jalan Lintas Timur Sumatera KM 76 Desa Kemang, di Dusun Simpang Kualo Kelurahan Pangkalankerinci Kota Kecamatan Pangkalankerinci, dan penyeberangan dari Langgam menuju Lubuk Ogung Kecamatan Bandar Seikijang.

Untuk itu, sambung Kepala Diskes Pelalawan, pihaknya mengimbau masyarakat yang wilayahnya terdampak banjir untuk senantiasa menjaga kesehatan. “Diharapkan agar penduduk mengurangi aktivitas di luar rumah yang bersentuhan langsung dengan air sehingga meminimalisir risiko terjangkitnya penyakit selama banjir,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Riau M Edy Aftizal mengatakan, dari 10 kabupaten/kota, dua di antaranya belum melaporkan daerahnya terdampak banjir, yakni Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) dan Kepulauan Meranti.

“Dari laporan yang kami terima, hingga saat ini sudah ada 10 kabupaten/kota di Riau yang terdampak banjir. Sementara dua kabupaten lainnya belum ada melaporkan daerahnya terdampak banjir,” katanya.

Lebih lanjut dikatakanya, dari bencana tersebut masyarakat yang terdampak terdata sebanyak 24.268 Kepala Keluarga (KK) dengan total 99.812 jiwa. Dari jumlah tersebut, yang paling banyak terdampak yakni di Kuantan Singingi (Kuansing) sebanyak 7.439 KK dengan 29.756 jiwa.

“Kemudian Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) ada 5.303 KK yang terdampak dengan 24.219 jiwa. Rokan Hilir (Rohil) 4.641 KK terdampak dengan 18.564 jiwa, Pelalawan 3.989 KK terdampak dengan 15.766 jiwa, Pekanbaru 471 KK terdampak dengan 1.899 jiwa,” paparnya.

Kemudian, di Kota Dumai 22 KK terdampak dengan 88 jiwa, Indragiri Hulu (Inhu) 1.203 KK terdampak dengan 4.812 jiwa, Kampar 980 KK terdampak dengan 3.920 jiwa, Siak 173 KK terdampak dengan 692 jiwa, Bengkalis 47 KK terdampak dengan 156 jiwa.

“Sementara itu untuk rumah yang terdampak banjir dari laporan yang kami terima ada 24.268 unit. Dan yang hingga saat ini masih mengungsi sebanyak 1.119 jiwa,” ujarnya.

Terkait kondisi bencana banjir di Riau tersebut, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau juga sudah menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi yakni meliputi bencana banjir, tanah longsor dan puting beliung tahun 2023. Penetapan status tersebut dimulai sejak 22 Desember 2023 sampai dengan 31 Januari 2024.

“Kita juga mempertimbangkan curah hujan di provinsi tetangga Sumatera Barat yang cukup tinggi. Karena ini akan sangat berdampak terhadap pembukaan pintu waduk PLTA Koto Panjang Kampar,” sebutnya.

Dengan adanya penetapan status tersebut, maka untuk penanganan banjir diharapkan dapat lebih maksimal. Karena pemerintah provinsi dapat mengajukan bantuan ke pemerintah pusat.

Baca Juga:  Pemasangan Barrier Beton Cegah Kemacetan

“Kami sudah mengajukan bantuan ke pemerintah pusat yakni untuk logistik makanan, peralatan seperti tenda, perahu karet, dan juga obat-obatan. Saat ini masih diproses. Mudah-mudahan dapat segera dikirimkan ke Riau,” ujarnya.

Sembari menunggu bantuan dari pusat, pihaknya juga sudah menyalurkan bantuan ke kabupaten/kota di Riau berupa logistik makanan, selimut dan juga tenda. “Bantuan yang diberikan bersumber dari APBD Riau,” sebutnya.

Sementara itu, Gubernur Riau (Gubri) Edy Natar Nasution juga sudah melakukan peninjauan secara langsung ke permukiman warga yang terkena dampak musibah banjir dan menyerahkan bantuan beras cadangan pangan pemerintah daerah.

Sebanyak 15 ribu kilogram (kg) beras diserahkan kepada masyarakat di Desa Kampung Pinang, Kecamatan Perhentian Raja, Kabupaten Kampar, Ahad (7/1) lalu. “Saya datang dengan membawa bantuan dan ini adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh Gubernur dan Pemerintah Provinsi Riau,” katanya.

Dijelaskannya, beberapa hari yang lalu, Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kampar Yusri telah menemuinya untuk beraudiensi terhadap permasalahan banjir. Gubri menerangkan saat itu, Pj Sekda Kampar, juga meminta beberapa bantuan berupa stok bahan pangan.

“Saya bersyukur Pj Sekda Kampar datang bertemu langsung ke kediaman saya. Artinya kondisi ini dia lebih mengutamakan kecepatan daripada administrasi. Harusnya memang seperti itu. Kalau bisa, dalam kondisi darurat, seperti itulah yang harusnya kita lakukan,” jelasnya.

Sementara, Pj Sekda Kampar, Yusri mengungkapkan rasa terima kasih kepada Gubernur Edy Nasution dan Pemprov Riau karena dengan cepat merespons permohonnya mereka. “Hanya dalam 1 x 24 jam, bantuan itu langsung datang,” ungkapnya.

“Kami bersyukur diberikan bantuan beras ini karena dapat kami laporkan 80 persen daerah Kampar ini digenangi air. Kemudian, kami berharap jangan ada anak-anak yang terlena bermain banjir supaya tidak ada musibah lainnya. Sekali lagi tolong dijaga bersama anak-anak kita,” imbaunya.

Bantuan untuk korban banjir juga diberikan di Kabupaten Indragiri Hulu. Berbagai upaya untuk mengatasi keluhan warga yang terdampak terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Inhu. “Sejak empat hari ini, Bupati Inhu Rezita Meylani Yopi SE bersama instansi terkait turun langsung menyapa dan memberikan bantuan,” ujar Kepala KPBD Inhu Mulyadi.

Mulyadi menambahkan, sebanyak 73.200 kg beras atau 10 kg per KK disalurkan. Pemerintah Kabupaten Inhu juga menyalurkan bahan makan cepat saji seperti mi instan dan lainnya.

Lebih jauh disampaikannya, berdasarkan alat ukur ketinggian air Sungai Indragiri yang berada di Rengat dalam posisi bertahan di angka 6,82 meter. Untuk ketinggian air tersebut, masuk dalam status siaga. “Warga diminta waspada terhadap musibah luapan air Sungai Indragiri,” terangnya.

Di Kuantan Singingi juga demikian. Meski air Sungai Kuantan dan banjir di beberapa daerah sudah surut, Bupati Kuansing Drs H Suhardiman Amby Ak MM juga memberikan bantuan kepada warga yang dilanda banjir. “Saya sudah instruksikan camat di masing-masing wilayah untuk turun ke lapangan dan memberikan bantuan, termasuk juga kepala OPD dan pegawai di lingkungan mereka tinggal,” ujarnya.

“Bantuan sudah kami salurkan per kecamatan. Bukan saja bantuan makanan, tapi saya juga sudah memerintahkan tim kesehatan untuk siaga obat gatal-gatal di setiap daerah yang terkena banjir. Sebab, selama ini, penyakit yang ditimbulkan akibat banjir adalah penyakit kulit,” tambahnya.

Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) juga menyiapkan 1.000 paket sembako untuk segera disalurkan kepada ribuan warga yang terdampak banjir di Kecamatan Bonai Darussalam. Bantuan paket sembako tersebut akan didistribusikan langsung ke Kantor Camat Bonai Darussalam.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dissos P3A) Kabupaten Rohul H Damri Poti SSos menyebutkan, masing-masing kepala keluarga akan menerima per paket yakni beras 5 kg, minyak goreng 1 liter, gula 1 liter.

‘’Akses jalan provinsi di Desa Sontang yang terendam banjir menjadi kendala kami dalam mendistribusikan 1.000 paket sembako. Hari ini (kemarin, red), kami masih lakukan koordinasi dengan Camat Bonai Darussalam untuk memastikan lokasi yang aman dalam menyimpan paket sembako,’’ ujarnya.

‘’Mobil double garden atau dump truk tidak bisa melintasi titik ruas jalan provinsi di Desa Sontang yang terendam banjir dengan ketinggian air rata rata 30 cm-180 cm. Yang jelas, kami masih menunggu informasi untuk mendistribusikan bantuan sosial kepada warga terdampak banjir di lima desa Kecamatan Bonai Darussalam,’’ katanya.

Diakuinya, bantuan untuk 1.000 paket sembako kepada warga terdampak banjir di Kecamatan Bonai Darussalam dinilai masih kurang. Pasalnya, bantuan pengadaan paket sembako tersebut bersumber dari Dana Tanggap Darurat Bencana Banjir di Kabupaten Rohul Tahun 2023.

Di tempat terpisah, Bupati Rokan Hilir (Rohil) Afrizal Sintong meminta Pemerintah Provinsi Riau untuk memberikan langkah langsung terhadap upaya penanganan dampak banjir yang terjadi di sembilan kecamatan, terutama daerah yang berdekatan dengan perlintasan aliran Sungai Rokan.

Baca Juga:  Sempat Amblas, Oprit Jembatan Mulai Disemenisasi

“Kalau bisa kami juga minta bantuan tambahan posko dari BPBD Riau maupun bantuan sembako dari Dissos Riau. Apalagi banjir ini diperkirakan masih lama, tentunya kami perlu bantuan provinsi,” katanya, Senin (8/1).

Saat ini lanjut Bupati, Pemkab Rohil bersama forkopimda telah bekerja sama mendirikan posko dan memberikan bantuan sembako kepada masyarakat. Dari beberapa wilayah kecamatan yang terdampak sudah ada warga yang terpaksa mengungsi ke tempat keluarga maupun ke posko dan tenda yang telah disiapkan.

Turunkan 984 Personel ke 236 Titik Banjir
Di sisi lain, Kepolisian Daerah (Polda) Riau menggelar rapat lintas sektoral penanganan banjir di Bumi Lancang Kuning, Senin (8/1). Rapat ini dipimpin langsung Kapolda Irjen Pol Mohammad Iqbal serta dihadiri sejumlah pejabat lainnya seperti Danrem 031 WB Brigjen TNI Dany Rakca Andalasawan, Danlanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Feri Yundi, Ketua DPRD Riau Yulisman, Kalaksa BPBD Riau Edy Afrizal serta beberapa kepala dinas di lingkungan Pemprov Riau.

Rapat ini juga diikuti oleh 12 kapolres/resta di Provinsi Riau melalui video conference. Dalam kesempatan itu dibahas mengenai penanggulangan banjir di seluruh wilayah Riau. Bahkan nantinya akan diturunkan personel gabungan ke seluruh titik banjir yang ada.

Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Hery Murwono mengatakan, dari hasil rapat setidaknya terdapat 236 titik banjir di Riau dan akan diturunkan personel gabungan sebanyak 984 personel.

“Personel gabungan yang diturunkan di antaranya Polri sebanyak 540 personel, dari TNI sebanyak 199 personel, dari BPBD sebanyak 135 personel dan dari Dinas Kesehatan sebanyak 110 personel,” ungkap Kombes Hery usai rapat.

Ditambahkan Kombes Hery, dalam rapat Kapolda menyampaikan penanganan banjir di Riau memang memerlukan kerja sama dan sinergisitas antara TNI-Polri, forkompinda serta seluruh stakeholder terkait lainnya. “ Kapolda juga menyampaikan dengan kehadiran langsung di tengah masyarakat, in sya Allah akan dapat meringankan beban masyarakat,” ujarnya.

Potensi Hujan Januari hingga Februari
Sementara itu, Senin (8/1), Badan Meteoreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menganalisa masih adanya potensi hujan dengan intensitas yang cukup tinggi di Riau sejak Januari hingga Februari tahun ini.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II-Pekanbaru Irwansyah Nasution mengatakan, saat ini kondisi angin pada umumnya bergerak dari arah Barat Laut hingga Timur Laut dangan kecepatan 10-30 km per jam. Adanya pola angin konvergensi dan belokan angin (shearline) dapat menambah pasokan uap air di wilayah Riau yang berpotensi menjadi hujan dengan intensitas sedang, lebat, dan sangat lebat.

“Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, Kuantan Singingi, Bengkalis , Siak, Kota Pekanbaru, dan Dumai. Sedangkan hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat terjadi di sebagian wilayah Rokan Hulu, Kampar, Kuantan Singingi, dan Pelalawan,” jelasnya.

“ Maret-April 2024 diprakirakan 100 mm-400 mm per bulan, di mana pada bulan April 2024 merupakan puncak musim hujan pertama di Riau. Yang perlu diwaspadai curah hujan tinggi di wilayah Kampar dan Rokan Hulu yang dapat menyebabkan banjir dan bencana alam lainnya,” tegasnya.

Normalisasi Sungai Sail dan Parit Belanda 
Sungai Sail dan Parit Belanda akan dinormalisasi oleh Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BBWSS) III tahun ini. Kegiatan itu bertujuan untuk menanggulangi dan mengantisipasi banjir di sebagian wilayah Kota Pekanbaru.

Hal itu seperti disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru Edward Riansyah. Dia menyebutkan bahwa tahun ini akan ada pengerjaan di Sungai Sail dan Parit Belanda di Jalan Jenderal Sudirman Ujung.

“Kami sudah komunikasi juga dengan BBWSS. Di tahun ini ada pengerjaan di dekat Parit Belanda. Beberapa pekerjaan di situ nanti jadi itu tanggung jawab balai dan pusat,” ujar Edu sapaan akrab Edward Riansyah, Senin (8/1).

Pihaknya juga sudah melakukan revisi terhadap MoU bersama BBWSS III. “Dalam waktu dekat akan dilakukan penandatanganan MoU. Mana yang menjadi tanggung jawab pemko dan balai, nanti kami sinergikan,” jelasnya.

Sejumlah ruas jalan di Kota Bertuah ini masih sering terendam banjir. Namun, Pemko Pekanbaru terbentur kewenangan dalam penanganannya. Sejumlah jalan yang terendam banjir ada kewenangan Provinsi Riau, kota maupun pusat. Termasuk juga kewenangan sungai yang ada di Kota Pekanbaru.

Edu menambahkan selain Parit Belanda, BBWSS juga akan melakukan normalisasi terhadap Sungai Sail. Karena Sungai Sail saat ini sudah semakin sempit dan perlu dilakukan normalisasi.(amn/sol/yas/fad/epp/kas/nda/ayi/ilo/das)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari