Senin, 7 April 2025
spot_img

Penerimaan Bea Masuk dan Keluar Turun 5,5 Persen

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kinerja penerimaan bea masuk tertekan akibat wabah corona. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi memerinci, penerimaan bea masuk tercatat mencapai Rp5,5 triliun. Jumlah itu turun 5,4 persen daripada periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp5,8 triliun.

"Pengaruh corona ini sudah mulai kita rasakan di impor. Itu berdampak pada devisa impor. Tapi, yang bagus justru kita bisa tetap maintain ekspornya," ujar Heru di Kemenko Perekonomian, Jumat (6/3).

Sementara itu, penerimaan bea keluar tercatat Rp597 miliar. Angka itu turun 5,6 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp631 miliar. Secara total, penerimaan kepabeanan sejak Januari–Februari 2020 turun sekitar 5,5 persen daripada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga:  Bantu Perangi Covid-19, Ini Peran si Botol Coklat

Meski begitu, penerimaan bea keluar masih terbilang baik. Sebab, banyak produk yang tetap bisa diekspor meskipun ada wabah corona. Penerimaan per Februari 2020 meningkat hampir 80 persen ketimbang Januari 2020. Yakni, dari Rp 100 miliar menjadi Rp497 miliar.

"Yang menjadi konsen pemerintah adalah bagaimana ekspor ini terus berlanjut, bahkan kita tingkatkan. Dan, yang harus kita pastikan adalah suplai bahan bakunya. Saya kira itu kita pahami bahwa sebagian bahan baku itu kan dari Cina ini yang harus kita pikirkan terus," jelasnya.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai Indonesia perlu menyasar pasar negara berkembang sebagai bagian diversifikasi ekspor. Sebab pasar negara maju cenderung melambat.(jpg)

Baca Juga:  Harga TBS Sawit di Riau Rp2.566 per Kilogram

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kinerja penerimaan bea masuk tertekan akibat wabah corona. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi memerinci, penerimaan bea masuk tercatat mencapai Rp5,5 triliun. Jumlah itu turun 5,4 persen daripada periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp5,8 triliun.

"Pengaruh corona ini sudah mulai kita rasakan di impor. Itu berdampak pada devisa impor. Tapi, yang bagus justru kita bisa tetap maintain ekspornya," ujar Heru di Kemenko Perekonomian, Jumat (6/3).

Sementara itu, penerimaan bea keluar tercatat Rp597 miliar. Angka itu turun 5,6 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp631 miliar. Secara total, penerimaan kepabeanan sejak Januari–Februari 2020 turun sekitar 5,5 persen daripada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga:  Usai PSBB, Gojek Aktifkan Kembali Layanan GoRide di Pekanbaru

Meski begitu, penerimaan bea keluar masih terbilang baik. Sebab, banyak produk yang tetap bisa diekspor meskipun ada wabah corona. Penerimaan per Februari 2020 meningkat hampir 80 persen ketimbang Januari 2020. Yakni, dari Rp 100 miliar menjadi Rp497 miliar.

"Yang menjadi konsen pemerintah adalah bagaimana ekspor ini terus berlanjut, bahkan kita tingkatkan. Dan, yang harus kita pastikan adalah suplai bahan bakunya. Saya kira itu kita pahami bahwa sebagian bahan baku itu kan dari Cina ini yang harus kita pikirkan terus," jelasnya.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai Indonesia perlu menyasar pasar negara berkembang sebagai bagian diversifikasi ekspor. Sebab pasar negara maju cenderung melambat.(jpg)

Baca Juga:  Sinar Mas Agribusiness and Food Terima Penghargaan Atas Upaya Pencegahan Kebakaran
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Penerimaan Bea Masuk dan Keluar Turun 5,5 Persen

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kinerja penerimaan bea masuk tertekan akibat wabah corona. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi memerinci, penerimaan bea masuk tercatat mencapai Rp5,5 triliun. Jumlah itu turun 5,4 persen daripada periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp5,8 triliun.

"Pengaruh corona ini sudah mulai kita rasakan di impor. Itu berdampak pada devisa impor. Tapi, yang bagus justru kita bisa tetap maintain ekspornya," ujar Heru di Kemenko Perekonomian, Jumat (6/3).

Sementara itu, penerimaan bea keluar tercatat Rp597 miliar. Angka itu turun 5,6 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp631 miliar. Secara total, penerimaan kepabeanan sejak Januari–Februari 2020 turun sekitar 5,5 persen daripada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga:  Daya Beli Milenial Mulai Meningkat

Meski begitu, penerimaan bea keluar masih terbilang baik. Sebab, banyak produk yang tetap bisa diekspor meskipun ada wabah corona. Penerimaan per Februari 2020 meningkat hampir 80 persen ketimbang Januari 2020. Yakni, dari Rp 100 miliar menjadi Rp497 miliar.

"Yang menjadi konsen pemerintah adalah bagaimana ekspor ini terus berlanjut, bahkan kita tingkatkan. Dan, yang harus kita pastikan adalah suplai bahan bakunya. Saya kira itu kita pahami bahwa sebagian bahan baku itu kan dari Cina ini yang harus kita pikirkan terus," jelasnya.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai Indonesia perlu menyasar pasar negara berkembang sebagai bagian diversifikasi ekspor. Sebab pasar negara maju cenderung melambat.(jpg)

Baca Juga:  Astra, Hongkong Land, dan LOGOS Bentuk Perusahaan Patungan

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kinerja penerimaan bea masuk tertekan akibat wabah corona. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi memerinci, penerimaan bea masuk tercatat mencapai Rp5,5 triliun. Jumlah itu turun 5,4 persen daripada periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp5,8 triliun.

"Pengaruh corona ini sudah mulai kita rasakan di impor. Itu berdampak pada devisa impor. Tapi, yang bagus justru kita bisa tetap maintain ekspornya," ujar Heru di Kemenko Perekonomian, Jumat (6/3).

Sementara itu, penerimaan bea keluar tercatat Rp597 miliar. Angka itu turun 5,6 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp631 miliar. Secara total, penerimaan kepabeanan sejak Januari–Februari 2020 turun sekitar 5,5 persen daripada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga:  Sinar Mas Agribusiness and Food Terima Penghargaan Atas Upaya Pencegahan Kebakaran

Meski begitu, penerimaan bea keluar masih terbilang baik. Sebab, banyak produk yang tetap bisa diekspor meskipun ada wabah corona. Penerimaan per Februari 2020 meningkat hampir 80 persen ketimbang Januari 2020. Yakni, dari Rp 100 miliar menjadi Rp497 miliar.

"Yang menjadi konsen pemerintah adalah bagaimana ekspor ini terus berlanjut, bahkan kita tingkatkan. Dan, yang harus kita pastikan adalah suplai bahan bakunya. Saya kira itu kita pahami bahwa sebagian bahan baku itu kan dari Cina ini yang harus kita pikirkan terus," jelasnya.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai Indonesia perlu menyasar pasar negara berkembang sebagai bagian diversifikasi ekspor. Sebab pasar negara maju cenderung melambat.(jpg)

Baca Juga:  Usai PSBB, Gojek Aktifkan Kembali Layanan GoRide di Pekanbaru
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari