Rabu, 19 November 2025
spot_img

Tambah Investasi Rp1,4 T

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pelaku industri makanan dan minuman (mamin) masih percaya diri dengan meningkatkan investasi dan berekspansi guna memenuhi permintaan pasar domestik maupun ekspor. Misalnya, PT Nestlé Indonesia yang memperluas pabrik di Karawang, Pasuruan, dan Bandar Lampung. Total nilai investasi yang digelontorkan mencapai 100 juta dolar AS atau sekitar Rp1,4 triliun.

"Hal tersebut juga menunjukkan bahwa optimisme dan kepercayaan para investor terhadap Indonesia masih sangat besar," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto.

Di pabrik Karawang, PT Nestle Indonesia memproduksi minuman (Milo). Kemudian, pabrik Pasuruan menghasilkan produk susu cair (Bear Brand) dan Bandar Lampung memproduksi bumbu masak (Maggi). "Kami mengapresiasi upaya PT Nestlé Indonesia dalam mendukung perkembangan industri makanan dan minuman di tanah air," tutur Airlangga.

Baca Juga:  OJK Bersama Bank BJB Gelar Puncak Acara Bulan Inklusi Keuangan 2021

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, pada triwulan I 2019, pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 6,77 persen. Selain itu, industri makanan dan minuman berkontribusi 35,58 persen terhadap PDB industri nonmigas.

Industri makanan dan minuman memberikan sumbangsih signifikan terhadap peningkatan nilai investasi 383 juta dolar AS (PMA) dan Rp8,9 triliun (PMDN) pada paruh pertama tahun ini. Total penyerapan tenaga kerja industri makanan dan minuman mencapai 1,2 juta orang. Pemerintah sangat mendukung model bisnis pelaku industri yang melibatkan kemitraan dengan petani dan peternak. "Kami mengetahui, dalam pemenuhan bahan baku, PT Nestlé Indonesia telah melakukan kemitraan dengan sekitar 50 ribu peternak sapi perah, serta petani kopi, kakao, dan beras selama lebih dari 40 tahun," jelasnya.

Baca Juga:  IAI Riau dan IKPI Pekanbaru Teken MoU

Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Dharnesh Gordhon menuturkan, pihaknya melihat kesempatan bisnis di Indonesia makin kondusif dengan diiringi pertumbuhan permintaan konsumen. "Melalui investasi ini, kami berharap dapat meningkatkan produktivitas petani dan peternak sebagai pemasok bahan baku kami dan kualitas produksi," katanya.(agf/c14/oki/jpg)

Editor: Arif Oktafian

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pelaku industri makanan dan minuman (mamin) masih percaya diri dengan meningkatkan investasi dan berekspansi guna memenuhi permintaan pasar domestik maupun ekspor. Misalnya, PT Nestlé Indonesia yang memperluas pabrik di Karawang, Pasuruan, dan Bandar Lampung. Total nilai investasi yang digelontorkan mencapai 100 juta dolar AS atau sekitar Rp1,4 triliun.

"Hal tersebut juga menunjukkan bahwa optimisme dan kepercayaan para investor terhadap Indonesia masih sangat besar," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto.

Di pabrik Karawang, PT Nestle Indonesia memproduksi minuman (Milo). Kemudian, pabrik Pasuruan menghasilkan produk susu cair (Bear Brand) dan Bandar Lampung memproduksi bumbu masak (Maggi). "Kami mengapresiasi upaya PT Nestlé Indonesia dalam mendukung perkembangan industri makanan dan minuman di tanah air," tutur Airlangga.

Baca Juga:  OJK Bersama Bank BJB Gelar Puncak Acara Bulan Inklusi Keuangan 2021

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, pada triwulan I 2019, pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 6,77 persen. Selain itu, industri makanan dan minuman berkontribusi 35,58 persen terhadap PDB industri nonmigas.

Industri makanan dan minuman memberikan sumbangsih signifikan terhadap peningkatan nilai investasi 383 juta dolar AS (PMA) dan Rp8,9 triliun (PMDN) pada paruh pertama tahun ini. Total penyerapan tenaga kerja industri makanan dan minuman mencapai 1,2 juta orang. Pemerintah sangat mendukung model bisnis pelaku industri yang melibatkan kemitraan dengan petani dan peternak. "Kami mengetahui, dalam pemenuhan bahan baku, PT Nestlé Indonesia telah melakukan kemitraan dengan sekitar 50 ribu peternak sapi perah, serta petani kopi, kakao, dan beras selama lebih dari 40 tahun," jelasnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  BNI Bagikan Dividen Rp 3,85 Triliun dan Rombak Susunan Manajemen

Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Dharnesh Gordhon menuturkan, pihaknya melihat kesempatan bisnis di Indonesia makin kondusif dengan diiringi pertumbuhan permintaan konsumen. "Melalui investasi ini, kami berharap dapat meningkatkan produktivitas petani dan peternak sebagai pemasok bahan baku kami dan kualitas produksi," katanya.(agf/c14/oki/jpg)

Editor: Arif Oktafian

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pelaku industri makanan dan minuman (mamin) masih percaya diri dengan meningkatkan investasi dan berekspansi guna memenuhi permintaan pasar domestik maupun ekspor. Misalnya, PT Nestlé Indonesia yang memperluas pabrik di Karawang, Pasuruan, dan Bandar Lampung. Total nilai investasi yang digelontorkan mencapai 100 juta dolar AS atau sekitar Rp1,4 triliun.

"Hal tersebut juga menunjukkan bahwa optimisme dan kepercayaan para investor terhadap Indonesia masih sangat besar," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto.

Di pabrik Karawang, PT Nestle Indonesia memproduksi minuman (Milo). Kemudian, pabrik Pasuruan menghasilkan produk susu cair (Bear Brand) dan Bandar Lampung memproduksi bumbu masak (Maggi). "Kami mengapresiasi upaya PT Nestlé Indonesia dalam mendukung perkembangan industri makanan dan minuman di tanah air," tutur Airlangga.

Baca Juga:  70 BUMN Ditutup, Ini Alasannya

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, pada triwulan I 2019, pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 6,77 persen. Selain itu, industri makanan dan minuman berkontribusi 35,58 persen terhadap PDB industri nonmigas.

Industri makanan dan minuman memberikan sumbangsih signifikan terhadap peningkatan nilai investasi 383 juta dolar AS (PMA) dan Rp8,9 triliun (PMDN) pada paruh pertama tahun ini. Total penyerapan tenaga kerja industri makanan dan minuman mencapai 1,2 juta orang. Pemerintah sangat mendukung model bisnis pelaku industri yang melibatkan kemitraan dengan petani dan peternak. "Kami mengetahui, dalam pemenuhan bahan baku, PT Nestlé Indonesia telah melakukan kemitraan dengan sekitar 50 ribu peternak sapi perah, serta petani kopi, kakao, dan beras selama lebih dari 40 tahun," jelasnya.

Baca Juga:  BNI Bagikan Dividen Rp 3,85 Triliun dan Rombak Susunan Manajemen

Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Dharnesh Gordhon menuturkan, pihaknya melihat kesempatan bisnis di Indonesia makin kondusif dengan diiringi pertumbuhan permintaan konsumen. "Melalui investasi ini, kami berharap dapat meningkatkan produktivitas petani dan peternak sebagai pemasok bahan baku kami dan kualitas produksi," katanya.(agf/c14/oki/jpg)

Editor: Arif Oktafian

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari