Kamis, 19 September 2024

Bongkar Lubuk Larangan

(RIAUPOS.CO) – FESTIVAL Subayang tahun ini kembali digelar 15-17 Juli 2022. Berbagai kegiatan dilaksanakan dalam festival ini, salah satunya adalah Bongkar Lubuk Larangan. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari kedua, Sabtu (16/7)  di Desa Gema, Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar.

Bongkar Lubuk Larangan ini awalnya direncanakan di Desa Tanjung Belit. Tapi karena kondisi air Sungai Subayang kurang bersahabat atau keruh, maka dipindah ke Desa Gema, yaitu Lubuk Larangan milik pemuda di sana.

“Awalnya kami merencanakan Bongkar Lubuk Larangan ini di Desa Tanjung Belit. Tapi karena Sungai Subayang kurang bersahabat, akhirnya dipindah ke Desa Gema. Alhamdulillah lancar jaya,” kata Kasmono, salah satu panitia Festival Subayang dengan riang.

Prosesi bongkar lubuk pun dimulai pukul 14.00 dan dibuka oleh ketua pemuda Desa Gema, Mastur. Setelah dibuka Mastur, masyarakat bersama ratusan peserta Festival Subayang turun ke sungai dan menangkap ikan.

- Advertisement -

Ada yang menggunakan jala, ada juga dengan cara menembak. Ada yang langsung masuk ke sungai, ada yang memilih bersiap di atas perahu. Sungai yang awalnya tenang, jadi bergemuruh dan ramai. Kegembiraan bongkar lubuk begjtu terasa sampai akhirnya ditutup oleh imam masjid,  Kaharuddin, dengan doa.

Baca Juga:  Penipuan Gunakan Nama Bea Cukai

Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rachmat yang hadir dalam kegiatan itu, terlihat sangat gembira dan dekat dengan seluruh peserta. Dia sangat berharap Festival Subayang digelar  setiap tahun sebagai upaya pelestarian alam dan kearifan lokal.

- Advertisement -

Senang sekali bisa hadir di Festival Subayang. Cuaca juga cerah. Ya, bergembiralah kita dalam festival ini sambil terus berupaya menjaga kelestarian alam dan kearifan lokal,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan Maulana, peaerta asal Kota Pekanbaru. Hadir dan.menyaksikan Bongkar Lubuk Larangan dengan ikan-ikan segar, baginya sangat istimewa.

“Ini festival yang tak biasa. Festival budaya yang menurut saya istimewa, bisa ikut tangkap ikan ramai-ramai di sungai. Meski panas, angat menyenangkan,” katanya.

Diikuti Ratusan Peserta
Ratusan peserta mengikuti festival ini. Mereka diinapkan dalam 100 tenda dome yang dipasang di camp ground tepi Sungai Subayang, Desa Gema, Kampar Kiri, tempat helat ini digelar.  Seluruh peserta mulai menginap di lokasi acara sejak malam dan akan berakhir pagi ini, Minggu (17/7).

Baca Juga:  Sudah 30 Ribu Pasangan Daftar Pernikahan Secara Online

100 tenda  tersebut disewa panitia dari para penyewa atau anak-anak muda setempat yang memiliki perentalan alat-alat outdoor. Dengan tujuan turut menumbuhkan ekonomi masyarakat, khususnya selama festival berlangsung.

“Ada 100 tenda yang kami sediakan untuk peserta. Semuanya disediakan oleh panitia dengan memanfaatkan atau memberdayakan pengusaha muda alat-alat outdoor di Kampar Kiri dan sekitarnya,” kata Rega.

Adapun komunitas perental alat outdoor tersebut, antara lain, Gemavillage Adventure, Senja Subayang  Rimbangbaling Adventure, Irya Camp, dan Basecamp subayang. Seluruh tenda sudah terpasang sejak Kamis dan akan dibubarkan pada Ahad.

"Alhamdulillah, kami senang, bahkan menunggu-nunggu iven Festival Subayang ini, karena sebagai pengusaha lokal alat-alat outdoor kami sangat terbantu. Kami merasa diberdayakan, dilibatkan, dan diberi peluang. Festival Subayang keren, memberdayakan masyarakat setempat sehingga dampak ekonominya jelas," kata Oby Fernando, owner Senja Subayang.(kun)

Laporan TIM RIAU POS, Kampar

(RIAUPOS.CO) – FESTIVAL Subayang tahun ini kembali digelar 15-17 Juli 2022. Berbagai kegiatan dilaksanakan dalam festival ini, salah satunya adalah Bongkar Lubuk Larangan. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari kedua, Sabtu (16/7)  di Desa Gema, Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar.

Bongkar Lubuk Larangan ini awalnya direncanakan di Desa Tanjung Belit. Tapi karena kondisi air Sungai Subayang kurang bersahabat atau keruh, maka dipindah ke Desa Gema, yaitu Lubuk Larangan milik pemuda di sana.

“Awalnya kami merencanakan Bongkar Lubuk Larangan ini di Desa Tanjung Belit. Tapi karena Sungai Subayang kurang bersahabat, akhirnya dipindah ke Desa Gema. Alhamdulillah lancar jaya,” kata Kasmono, salah satu panitia Festival Subayang dengan riang.

Prosesi bongkar lubuk pun dimulai pukul 14.00 dan dibuka oleh ketua pemuda Desa Gema, Mastur. Setelah dibuka Mastur, masyarakat bersama ratusan peserta Festival Subayang turun ke sungai dan menangkap ikan.

Ada yang menggunakan jala, ada juga dengan cara menembak. Ada yang langsung masuk ke sungai, ada yang memilih bersiap di atas perahu. Sungai yang awalnya tenang, jadi bergemuruh dan ramai. Kegembiraan bongkar lubuk begjtu terasa sampai akhirnya ditutup oleh imam masjid,  Kaharuddin, dengan doa.

Baca Juga:  Kembali Main Drama, Son Ye Jin Akan Berperan sebagai Ahli Dermatologi

Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rachmat yang hadir dalam kegiatan itu, terlihat sangat gembira dan dekat dengan seluruh peserta. Dia sangat berharap Festival Subayang digelar  setiap tahun sebagai upaya pelestarian alam dan kearifan lokal.

Senang sekali bisa hadir di Festival Subayang. Cuaca juga cerah. Ya, bergembiralah kita dalam festival ini sambil terus berupaya menjaga kelestarian alam dan kearifan lokal,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan Maulana, peaerta asal Kota Pekanbaru. Hadir dan.menyaksikan Bongkar Lubuk Larangan dengan ikan-ikan segar, baginya sangat istimewa.

“Ini festival yang tak biasa. Festival budaya yang menurut saya istimewa, bisa ikut tangkap ikan ramai-ramai di sungai. Meski panas, angat menyenangkan,” katanya.

Diikuti Ratusan Peserta
Ratusan peserta mengikuti festival ini. Mereka diinapkan dalam 100 tenda dome yang dipasang di camp ground tepi Sungai Subayang, Desa Gema, Kampar Kiri, tempat helat ini digelar.  Seluruh peserta mulai menginap di lokasi acara sejak malam dan akan berakhir pagi ini, Minggu (17/7).

Baca Juga:  Pandemi Covid-19 Buat Anak-anak Makin Akrab dengan Internet

100 tenda  tersebut disewa panitia dari para penyewa atau anak-anak muda setempat yang memiliki perentalan alat-alat outdoor. Dengan tujuan turut menumbuhkan ekonomi masyarakat, khususnya selama festival berlangsung.

“Ada 100 tenda yang kami sediakan untuk peserta. Semuanya disediakan oleh panitia dengan memanfaatkan atau memberdayakan pengusaha muda alat-alat outdoor di Kampar Kiri dan sekitarnya,” kata Rega.

Adapun komunitas perental alat outdoor tersebut, antara lain, Gemavillage Adventure, Senja Subayang  Rimbangbaling Adventure, Irya Camp, dan Basecamp subayang. Seluruh tenda sudah terpasang sejak Kamis dan akan dibubarkan pada Ahad.

"Alhamdulillah, kami senang, bahkan menunggu-nunggu iven Festival Subayang ini, karena sebagai pengusaha lokal alat-alat outdoor kami sangat terbantu. Kami merasa diberdayakan, dilibatkan, dan diberi peluang. Festival Subayang keren, memberdayakan masyarakat setempat sehingga dampak ekonominya jelas," kata Oby Fernando, owner Senja Subayang.(kun)

Laporan TIM RIAU POS, Kampar

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari