Miliki Kebun Terluas, Gubri Gandeng ICC Kembangkan Kelapa di Riau

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengincar peluang pengembangan kelapa Riau dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan sumber pendapatan daerah. Guna membuka jejaring kerja sama dan proyeksi pengembangan potensi kelapa, Gubri menggandeng International Coconut Community (ICC) sebagai organisasi antar pemerintah negara-negara penghasil kelapa di bawah naungan Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (UN-ESCAP).

"Kami mengundang Direktur Eksekutif International Coconut Community (ICC) ibu Ir Jelfina Constansje Alouw, MSc Ph.D  untuk bersama-sama dengan kita mengkaji kendala, potensi, dan peluang kelapa Riau agar dapat menjadi komoditas ekonomi yang tidak hanya menguntungkan masyarakat kita di daerah, tetapi Riau dapat menjadi pelaku industri kelapa di Indonesia dan Dunia," ujar Gubri Syamsuar pada FGD Internasional Coconut Community di kantor Bappedalitbang Riau, Rabu (26/1).

- Advertisement -

Gubri juga menjelaskan, Riau memiliki peluang yang sangat terbuka untuk pengembangan potensi kelapa. "Sebagai daerah yang memiliki luas areal kelapa terluas di Indonesia merupakan potensi terbesar yang perlu kita manfaatkan secara maksimal," jelasnya.

Namun, demikian Gubri, hilirisasi kelapa sebagai komoditas industri menjadi tantangan yang dihadapi pemerintah daerah karena Riau masih menjadi pemasok kelapa. Padahal mengolah produk turunan kelapa seperti sabut, minuman kelapa, santan, dan lainnya sangat terbuka.

- Advertisement -

Untuk itu, menurut Gubri perlu adanya peningkatan kapasitas petani kelapa Riau dan mengincar peluang pemasaran melalui kerja sama dengan komunitas kelapa dunia (ICC).

"Harapan kami tentunya posisi ICC sebagai organisasi yang menaungi negara-negara penghasil kelapa di dunia dapat mendukung kita dalam pemasaran produk dan pengembangan produk hilir dari kelapa. Termasuk membantu pengembangan kapasitas petani dalam melakukan budidaya kelapa," terang Gubri.

Semangat Gubri dalam pengembangan kelapa Riau turut diapresiasi oleh Direktur Eksekutif ICC Ir Jelfina Constansje Alouw, MSc Ph.D.

"Saya bangga dengan Pak Gubernur mau memfokuskan pertanian pada komoditas kelapa, kami mengapresiasi sekali," ujar Jelfina.

Pada kesempatan tersebut, Jelfina juga mengatakan undangan Gubri yang memintanya untuk datang langsung ke Riau mengkaji potensi kelapa pascapertemuan secara daring merupakan langkah cepat Gubernur menangkap peluang.

"Saya mengapresiasi gerak cepat, gerak cerdasnya sangat strategik sekali. Saya senang dengan gaya Pak Gubernur Riau yang mau action untuk meminta kami ICC datang ke sini. Kami ICC siap membantu dalam promosi produk, memfasilitasi pengembangan kapasitas, dan teknologi transfer," ujar Jelfina.

Sebagaimana diketahui Indonesia memiliki hamparan kebun kelapa terluas dunia, Riau merupakan provinsi yang memiliki luas kebun kelapa terluas nasional yakni 425.579 ha terdiri dari 376.077 ha kelapa dalam dan 50.502 ha kelapa hybrida.(adv/sol)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengincar peluang pengembangan kelapa Riau dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan sumber pendapatan daerah. Guna membuka jejaring kerja sama dan proyeksi pengembangan potensi kelapa, Gubri menggandeng International Coconut Community (ICC) sebagai organisasi antar pemerintah negara-negara penghasil kelapa di bawah naungan Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (UN-ESCAP).

"Kami mengundang Direktur Eksekutif International Coconut Community (ICC) ibu Ir Jelfina Constansje Alouw, MSc Ph.D  untuk bersama-sama dengan kita mengkaji kendala, potensi, dan peluang kelapa Riau agar dapat menjadi komoditas ekonomi yang tidak hanya menguntungkan masyarakat kita di daerah, tetapi Riau dapat menjadi pelaku industri kelapa di Indonesia dan Dunia," ujar Gubri Syamsuar pada FGD Internasional Coconut Community di kantor Bappedalitbang Riau, Rabu (26/1).

Gubri juga menjelaskan, Riau memiliki peluang yang sangat terbuka untuk pengembangan potensi kelapa. "Sebagai daerah yang memiliki luas areal kelapa terluas di Indonesia merupakan potensi terbesar yang perlu kita manfaatkan secara maksimal," jelasnya.

Namun, demikian Gubri, hilirisasi kelapa sebagai komoditas industri menjadi tantangan yang dihadapi pemerintah daerah karena Riau masih menjadi pemasok kelapa. Padahal mengolah produk turunan kelapa seperti sabut, minuman kelapa, santan, dan lainnya sangat terbuka.

Untuk itu, menurut Gubri perlu adanya peningkatan kapasitas petani kelapa Riau dan mengincar peluang pemasaran melalui kerja sama dengan komunitas kelapa dunia (ICC).

"Harapan kami tentunya posisi ICC sebagai organisasi yang menaungi negara-negara penghasil kelapa di dunia dapat mendukung kita dalam pemasaran produk dan pengembangan produk hilir dari kelapa. Termasuk membantu pengembangan kapasitas petani dalam melakukan budidaya kelapa," terang Gubri.

Semangat Gubri dalam pengembangan kelapa Riau turut diapresiasi oleh Direktur Eksekutif ICC Ir Jelfina Constansje Alouw, MSc Ph.D.

"Saya bangga dengan Pak Gubernur mau memfokuskan pertanian pada komoditas kelapa, kami mengapresiasi sekali," ujar Jelfina.

Pada kesempatan tersebut, Jelfina juga mengatakan undangan Gubri yang memintanya untuk datang langsung ke Riau mengkaji potensi kelapa pascapertemuan secara daring merupakan langkah cepat Gubernur menangkap peluang.

"Saya mengapresiasi gerak cepat, gerak cerdasnya sangat strategik sekali. Saya senang dengan gaya Pak Gubernur Riau yang mau action untuk meminta kami ICC datang ke sini. Kami ICC siap membantu dalam promosi produk, memfasilitasi pengembangan kapasitas, dan teknologi transfer," ujar Jelfina.

Sebagaimana diketahui Indonesia memiliki hamparan kebun kelapa terluas dunia, Riau merupakan provinsi yang memiliki luas kebun kelapa terluas nasional yakni 425.579 ha terdiri dari 376.077 ha kelapa dalam dan 50.502 ha kelapa hybrida.(adv/sol)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya