Rabu, 5 November 2025
spot_img

Kualitas Udara Memburuk, Jarak Pandang Terbatas

PEKANBARU (RIAPOS.CO) — Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau menimbulkan kabut asap. Alhasil kualitas udara memburuk dan jarak pandang jadi terbatas. Terutama di Kota Pekanbaru, Rabu (31/7). Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru hingga pukul 09.40 WIB, jarak pandang hanya sekitar enam kilometer. Kendati begitu, pantauan Riau Pos, sejumlah pe­ngendara khususnya roda dua, terlihat masih belum banyak yang menggunakan masker pelindung.

"Sambil antar barang tadi. Belum sih (masker, red). Memang kabut asap sudah kelihatan, tapi karena masih dirasa aman, makanya belum pakai," kata Juli seorang karyawan swasta.

Sementara, Bahari seorang mahasiswa UIN me­ngatakan sudah mengenakan masker sejak beberapa hari lalu. "Susah dari kemarin-kemarin makainya. Karena jarak rumah ke kampus jauh juga, lama-lama bahaya juga hirup asap dalam waktu lama. Makanya milih pakai masker," ujarnya.

Baca Juga:  471 Pedagang Siap Pindah Ke Pasar Modern

Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) harian yang berada di Jalan Tuanku Tambusai, kualitas udara di Pekanbaru masih terbilang sedang. "Jarak pandang sore ini untuk Pekanbaru sudah 10 kilometer, Rengat 8 km, Pelalawan 7 km dan Dumai hanya 5 km," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Marzuki.

Dikatakan Marzuki, hot spot yang awalnya hanya berjumlah sepuluh titik di lima kabupaten hingga pukul 16.00 WIB jumlah titik api bertambah hingga 40 titik."Terbanyak masih di Pelalawan 22 titik, diikuti Indragiri Hilir 14 titik. Kemudian Bengkalis dan Siak masing-masing empat titik," ucapnya.

Sementara itu Kepala BPBD Kota Dumai Afri Lagan mengatakan meski jarak pandang sempat terbatas, namun Dumai tidak ada titik api. Diduga kabut asap yang terjadi merupakan asap kiriman dari kabupaten tetangga yang memang sedang terjadi karhutla. Sebelumnya Lagan  mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun pada Juli tercatat seluas 272,75  hektare. (*1/hsb/sda/*2/*3)

Baca Juga:  Ponpes Berperan dalam Pengembangan Ekonomi Syariah

>>> Baca selengkapnya di koran Riau Pos

Editor: Arif Oktafian

 

PEKANBARU (RIAPOS.CO) — Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau menimbulkan kabut asap. Alhasil kualitas udara memburuk dan jarak pandang jadi terbatas. Terutama di Kota Pekanbaru, Rabu (31/7). Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru hingga pukul 09.40 WIB, jarak pandang hanya sekitar enam kilometer. Kendati begitu, pantauan Riau Pos, sejumlah pe­ngendara khususnya roda dua, terlihat masih belum banyak yang menggunakan masker pelindung.

"Sambil antar barang tadi. Belum sih (masker, red). Memang kabut asap sudah kelihatan, tapi karena masih dirasa aman, makanya belum pakai," kata Juli seorang karyawan swasta.

Sementara, Bahari seorang mahasiswa UIN me­ngatakan sudah mengenakan masker sejak beberapa hari lalu. "Susah dari kemarin-kemarin makainya. Karena jarak rumah ke kampus jauh juga, lama-lama bahaya juga hirup asap dalam waktu lama. Makanya milih pakai masker," ujarnya.

Baca Juga:  Kabarkan Bencana Badai, tapi Salah Video

Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) harian yang berada di Jalan Tuanku Tambusai, kualitas udara di Pekanbaru masih terbilang sedang. "Jarak pandang sore ini untuk Pekanbaru sudah 10 kilometer, Rengat 8 km, Pelalawan 7 km dan Dumai hanya 5 km," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Marzuki.

Dikatakan Marzuki, hot spot yang awalnya hanya berjumlah sepuluh titik di lima kabupaten hingga pukul 16.00 WIB jumlah titik api bertambah hingga 40 titik."Terbanyak masih di Pelalawan 22 titik, diikuti Indragiri Hilir 14 titik. Kemudian Bengkalis dan Siak masing-masing empat titik," ucapnya.

- Advertisement -

Sementara itu Kepala BPBD Kota Dumai Afri Lagan mengatakan meski jarak pandang sempat terbatas, namun Dumai tidak ada titik api. Diduga kabut asap yang terjadi merupakan asap kiriman dari kabupaten tetangga yang memang sedang terjadi karhutla. Sebelumnya Lagan  mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun pada Juli tercatat seluas 272,75  hektare. (*1/hsb/sda/*2/*3)

Baca Juga:  Polsek Selidiki Temuan Ganja di Kampus

>>> Baca selengkapnya di koran Riau Pos

- Advertisement -

Editor: Arif Oktafian

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

PEKANBARU (RIAPOS.CO) — Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau menimbulkan kabut asap. Alhasil kualitas udara memburuk dan jarak pandang jadi terbatas. Terutama di Kota Pekanbaru, Rabu (31/7). Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru hingga pukul 09.40 WIB, jarak pandang hanya sekitar enam kilometer. Kendati begitu, pantauan Riau Pos, sejumlah pe­ngendara khususnya roda dua, terlihat masih belum banyak yang menggunakan masker pelindung.

"Sambil antar barang tadi. Belum sih (masker, red). Memang kabut asap sudah kelihatan, tapi karena masih dirasa aman, makanya belum pakai," kata Juli seorang karyawan swasta.

Sementara, Bahari seorang mahasiswa UIN me­ngatakan sudah mengenakan masker sejak beberapa hari lalu. "Susah dari kemarin-kemarin makainya. Karena jarak rumah ke kampus jauh juga, lama-lama bahaya juga hirup asap dalam waktu lama. Makanya milih pakai masker," ujarnya.

Baca Juga:  Polsek Selidiki Temuan Ganja di Kampus

Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) harian yang berada di Jalan Tuanku Tambusai, kualitas udara di Pekanbaru masih terbilang sedang. "Jarak pandang sore ini untuk Pekanbaru sudah 10 kilometer, Rengat 8 km, Pelalawan 7 km dan Dumai hanya 5 km," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Marzuki.

Dikatakan Marzuki, hot spot yang awalnya hanya berjumlah sepuluh titik di lima kabupaten hingga pukul 16.00 WIB jumlah titik api bertambah hingga 40 titik."Terbanyak masih di Pelalawan 22 titik, diikuti Indragiri Hilir 14 titik. Kemudian Bengkalis dan Siak masing-masing empat titik," ucapnya.

Sementara itu Kepala BPBD Kota Dumai Afri Lagan mengatakan meski jarak pandang sempat terbatas, namun Dumai tidak ada titik api. Diduga kabut asap yang terjadi merupakan asap kiriman dari kabupaten tetangga yang memang sedang terjadi karhutla. Sebelumnya Lagan  mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun pada Juli tercatat seluas 272,75  hektare. (*1/hsb/sda/*2/*3)

Baca Juga:  Kampus Harus Mampu Cetak Lulusan Berdaya Saing pada Pekerjaan Baru

>>> Baca selengkapnya di koran Riau Pos

Editor: Arif Oktafian

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari