PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Masyarakat Ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru kerap bertanya apa gerangan jalan ditutup pada beberapa ruas. Lalu apa yang sedang dikerjakan sehingga memakan waktu lama?. Demikian pula usaha kecil yang dijalankan pedagang di pinggir jalan kini mulai sepi pembeli. Sebut saja di simpang Jalan Ahmad Dahlan-Teratai menuju Ahmad Yani.
Penutupan ruas jalan tersebut sudah terjadi sejak akhir 2018 lalu. Hingga kini akses kendaraan baru bisa dilalui sepeda motor dan itupun melewati pinggir galian yang tengah dikerjakan. Beberapa pegadang tampak tetap berusaha di tempat mereka yang sudah lama berjualan.
“Kalau hitung-hitung pendapatan, ya pasti jauh menurunlah. Tapi bagaimana lagi, katanya itu proyek pemerintah,†ujar pedagang kecil di sekitar simpang Teratai-Ahmad Dahlan yang enggan dikutip namanya.
Atas kondisi ini, memang pedagang tersebut mempertanyakan nasibnya disaat menurunnya pembeli dan ekonomi sulit sekarang. Dengan tutupnya ruas jalan memang aktifitas pembeli jadi sepi, bahkan getaran dan debu pekerjaan juga harus kerap dibersihkan.
Memang di lokasi tersebut tengah dilakukan galian dalam oleh pihak pelaksana atau kontraktor. Menurut informasi yang diterima Riau Pos, pekerjaan guna memasang pipa untuk saluran pembuangan. Lokasinya pun tidak satu atau dua titik atau lebih yang terlihat oleh masyarakat, namun akan dikerjakan hingga 2020 mendatang di beberapa lokasi.
Salah satu kontraktor, PT Hutama Karya yang ikut mengerjakan proyek tersebut setelah terlihat logo perusahaan di lokasi pekerjaan samping kantor Gubernur. Belum memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai lokasi pekerjaan secara menyeluruh atas proyek Kementerian PUPR RI tersebut.
Melalui Humas PT HK Intan Zania yang coba dikonfirmasi, Senin (8/7) belum memberikan penjelasan. Bahkan ia mempertanyakan kembali ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat elektronik. “Proyek air limbah?. Tunggu ya,†katanya meminta waktu.
Sementara itu pihak Kementrian PUPR RI yang berwenang dari Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman (PSPLP) Riau dibawah Dirjen Cipta Karya membenarkan pekerjaan dilakukan untuk dua tahun anggaran, November 2018 hingga 2020 mendatang.
“Kalau soal jalan tutup, kami sudah dari tahun lalu sosialisasikan ke aparatur desa (kelurahan, red) dan juga Pemda (Pemko Pekanbaru, red) terkait,†kata Kasatker PSPLP Riau Yeni Mulyadi kepada Riau Pos
Menanggapi soal usaha kecil di sekitar lokasi proyek. Lebih lanjut dikatakan Yeni Mulyadi, perihal perkembangan pekerjaan dimaksud, ia menyarankan untuk mengikuti rapat bulanan yang digelar pihaknya bersama Pemko Pekanbaru. “Mungkin lebih jelasnya bisa ikut rapat bulanan dengan Pemko,†sambungnya.
Pantauan Riau Pos di pusat kota Pekanbaru, selain di simpang Teratai-Ahmad Dahlan, Jalan Ahmad Yani samping kantor Gubernur, Jalan Kaswari seberang Brimob juga ada pekerjaan. Kasatker PSPLP Riau yang dikonfirmasi perihal detil pekerjaan hingga kemarin belum memberikan informasi lebih lanjut karena tengah sibuk.
Berdasarkan plang pekerjaan di beberapa lokasi disebutkan diatas. Pekerjaan dibagi dua paket proyek. Kementrian PUPR membangun jaringan pipa melalui Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) Terpusat Skala Perkotaan. Area Selatan (SC1) dan Area Selatan (SC2).
SC1 dikerjakan sepanjang 19,7 kilometer, dengan kontraktor PT Wijaya Karya dan PT Karaga Indonusa Pratama melalui Kerjasama Operasi (KSO). Nilai kontrak tahun jamak sebesar Rp203,7 miliar. Dimulai 1 November 2018 dengan target selesai pada 28 Desember 2020.
Kemudian paket kedua atau SC2 sepanjang 17,8 km, dikerjakan oleh PT Hutama Karya dan PT Rosa Lisca juga melalui KSO senilai Rp144,2 miliar. Dengan demikian total pekerjaan adalah sepanjang sekitar 37,5 kilometer dengan nilai kontrak selama dua tahun anggaran Rp347 miliar.
Perihal data dan informasi ini, Kasatker PSPLP Riau belum memberikan penjelasan, karena ketika coba dikonfirmasi kembali mengatakan akan melakukan perjalanan dinas dari Pekanbaru ke Jakarta melalui pesan elektronik Whatsapp.(egp)