JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Jika desain earphone kebanyakan yang beredar saat ini sudah cukup canggih dengan banyak fitur yang bisa digunakan, tunggu sampai anda melihat paten terbaru Apple. Belum lama ini, Apple diketahui telah mematenkan desain untuk headphone konduksi tulang, yang bahkan dapat mengirimkan getaran melalui tengkorak kepala pengguna.
Paten ini diajukan ke Kantor Paten dan Merek Dagang AS atau USPTO (United States Patent and Trademark Office), dilengkapi gambar konsep untuk headphone yang mengikat di bagian belakang kepala. Konduksi tulang adalah perpindahan suara ke telinga bagian dalam melalui tulang tengkorak, melewati saluran telinga.
Paten Apple ini pertama kali dilaporkan oleh Apple Insider. Dikutip pada Senin (10/8), aplikasi paten terbaru ini nantinya bakal menyediakan audio di lingkungan di mana gelombang suara tidak dapat berjalan di udara, seperti di bawah air.
Desain menggabungkan komponen konduksi tulang, yang memberikan suara melalui getaran melalui tulang, dengan komponen yang menyediakan transmisi suara berbasis udara normal sesuai earphone standar. Komponen konduksi tulang atau ‘transduser’, yang akan mengikat di depan telinga, akan mengarahkan getaran ke koklea di telinga, yang mengirimkan sinyal listrik ke otak.
“Suatu alat untuk mengirimkan sinyal audio kepada pengguna termasuk transduser konduksi udara dan transduser konduksi tulang,” demikian bunyi deskripsi paten tersebut.
Transduser konduksi udara dikonfigurasi untuk mengubah komponen sinyal audio menjadi getaran udara yang terdeteksi oleh telinga pengguna. Transduser konduksi tulang dikonfigurasi untuk mengubah komponen lain dari sinyal audio menjadi getaran di tulang tengkorak pengguna melalui kontak langsung dengan pengguna.
Meski terdengar canggih sekaligus menyeramkan dengan earphone atau headphone yang bisa tembus tulang tengkorak, Apple sendiri tidak akan menjadi yang pertama memasuki pasar headphone konduksi tulang jika paten ini berkembang menjadi produk yang tersedia secara komersial.
Salah satu kritik headphone konduksi tulang adalah kualitas suaranya tidak sebanding dengan earphone konvensional pada frekuensi tinggi. Namun, masalah ini dapat dikurangi melalui dukungan metode konduksi udara standar, yang berarti produk Apple akan memberikan konsumen yang terbaik dari kedua teknologi.
Paten menunjukkan bahwa suara frekuensi tinggi datang melalui komponen konduksi udara tradisional, sedangkan frekuensi rendah dan menengah akan melalui konduksi tulang. Komponen konduksi udara dirancang agar tidak menghalangi saluran telinga dari sumber audio lainnya, yang berarti masih memungkinkan pengguna untuk mendengar suara dari lingkungan sekitarnya.
Headphone konduksi tulang sendiri sudah tersedia melalui vendor seperti Vidonn dan Yamipho dan sangat populer di kalangan pengguna angkutan umum, karena mereka nyaris tidak mengeluarkan suara bising sama sekali. Teknologi ini juga memungkinkan pelari untuk tetap mendengar dunia luar termasuk ‘sinyal peringatan’ seperti derit rem, dan suara sekitar lainnya sembari mereka tetap mendengarkan musik.
Headphone konduksi tulang umumnya ‘duduk’ di luar telinga, dipasang di bagian belakang kepala, sehingga tidak cenderung rusak oleh keringat atau jatuh keluar dari telinga saat berlari. Pasukan khusus dan departemen kepolisian sering menggunakan teknologi ini, yang memungkinkan headphone beroperasi tanpa suara mengalami kebocoran.
Mereka juga memberi manfaat bagi orang-orang dengan gangguan pendengaran yang telah merusak gendang telinga. Beberapa alat bantu dengar juga menggunakan teknologi konduksi tulang untuk mencapai efek yang setara dengan pendengaran langsung melalui telinga.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman