BAGANSIAPIAPI (RIAUPOS.CO) – Puluhan nelayan yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Rohil menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Rohil, Batu Enam, Bagansiapiapi, Selasa (30/9). Mereka datang sekitar pukul 11.30 WIB dengan membawa tuntutan utama: kesulitan mendapatkan solar untuk melaut.
Dalam orasinya, Eka Rahayu menegaskan keresahan para nelayan akibat langkanya pasokan solar. “Kami menuntut keadilan untuk nelayan,” teriaknya. Hal senada disampaikan Akar Vermandi. Ia menyebut, selama tiga bulan terakhir solar subsidi sulit didapatkan. “Solar langka, akibatnya nelayan tidak bisa melaut,” katanya.
Para nelayan menegaskan mereka tidak mempermasalahkan persoalan hukum di SPBU Batu Empat, Bagansiapiapi. Namun mereka menilai dampaknya tidak seharusnya membebani masyarakat nelayan. Mereka juga meminta pemerintah daerah mencari solusi, seperti membangun SPBU khusus nelayan, menyalurkan solar langsung ke tangkahan, atau melibatkan koperasi untuk distribusi.
Selain kesulitan mendapatkan solar, nelayan juga mengeluhkan harga beli yang melonjak. Saat ini, satu jeriken solar bisa mencapai Rp300 ribu, padahal biasanya hanya sekitar Rp200 ribu.
Dalam aksi tersebut, massa sempat membakar ban hingga menimbulkan ketegangan. Namun situasi tetap terkendali karena api berhasil dipadamkan. Sejumlah anggota DPRD Rohil, seperti Maston, Imam Suroso, Basiran Nur Efendi, dan M Syah Padri, menemui massa. Namun mereka belum bisa memberi jawaban pasti atas tuntutan nelayan.
Akhirnya Wakil Bupati Rohil Jhony Charles turun menemui nelayan untuk berdialog langsung. Dari pertemuan itu, disepakati akan ada rapat bersama antara Pemkab Rohil, DPRD, serta perwakilan nelayan dan mahasiswa untuk mencari jalan keluar terkait permasalahan solar.