Selasa, 26 Agustus 2025
spot_img

Kisah Srikandi PLN Siaga Sepanjang Arus Mudik dan Balik Idulfitri

TANGERANG (RIAUPOS.CO) – Saat jutaan pemudik berbondong-bondong kembali ke kota setelah merayakan Idulfitri di kampung halaman, Estuning Rahayu atau Estu justru memilih tetap tinggal di posko tugasnya. Perempuan tangguh ini merupakan satu dari sekian banyak Srikandi PLN yang mengabdikan diri demi menjaga terang di hari raya.

Ibu dari dua orang putra ini menjalani Idulfitri 1446 H untuk kedua kalinya di lokasi kerja. Ia tak mudik, namun tetap ditemani keluarga kecilnya di Tangerang, Banten.

“Alhamdulillah, saya tidak sendiri. Suami dan anak-anak tetap mendampingi saya di sini. Itu menjadi sumber kekuatan saya untuk terus menjalankan amanah ini,” ungkap Estu dengan senyum tenang.

Sejak awal Ramadan hingga masa arus balik, Estu bersiaga di Posko Mudik PLN Rest Area KM 14B Pinang. Di tempat itu, ia mengawal langsung operasional Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) bagi pemudik yang menggunakan kendaraan listrik.

Baca Juga:  Sandiaga Ajak Warga Singapura ke Bromo dan Labuan Bajo

“Tahun ini, pemudik yang menggunakan mobil listrik semakin banyak. Tugas kami memastikan mereka dapat melakukan pengisian daya dengan aman dan nyaman, tanpa hambatan,” tuturnya.

Menurut Estu, tantangan saat arus balik tak kalah berat dibanding masa mudik. Arus kendaraan meningkat, kebutuhan energi melonjak, dan pelayanan harus tetap prima. Namun, ada rasa bangga yang tak bisa diukur dengan apapun, yaitu kebanggaan bisa menjadi bagian dari pelayanan publik di saat orang lain tengah berkumpul dengan sanak saudara.

“Idulfitri tahun ini saya memang tidak mudik seperti kebanyakan orang, tapi kebersamaan dengan keluarga tetap terasa meski di tengah tugas. Suasana hangat bersama rekan-rekan PLN juga jadi penguat. Kami saling menguatkan dan meyakini bahwa yang kami lakukan ini adalah bentuk cinta, keikhlasan dan pengabdian,” ujarnya.

Baca Juga:  Perputaran Uang Selama Idulfitri Diprediksi Rp157,3 T

Estu menjadi wujud nyata keberhasilan pengarusutamaan gender di PLN UID Banten. Ia dan para Srikandi PLN lainnya membuktikan bahwa perempuan bisa tetap hadir dalam peran domestik maupun profesional.

“Menjaga kelistrikan di tengah masyarakat yang sedang kembali dari kampung halaman bukan sekadar tugas, tapi ibadah. Saya ikhlas dan bangga bisa menjalankannya,” tutup Estu.(adv)

TANGERANG (RIAUPOS.CO) – Saat jutaan pemudik berbondong-bondong kembali ke kota setelah merayakan Idulfitri di kampung halaman, Estuning Rahayu atau Estu justru memilih tetap tinggal di posko tugasnya. Perempuan tangguh ini merupakan satu dari sekian banyak Srikandi PLN yang mengabdikan diri demi menjaga terang di hari raya.

Ibu dari dua orang putra ini menjalani Idulfitri 1446 H untuk kedua kalinya di lokasi kerja. Ia tak mudik, namun tetap ditemani keluarga kecilnya di Tangerang, Banten.

“Alhamdulillah, saya tidak sendiri. Suami dan anak-anak tetap mendampingi saya di sini. Itu menjadi sumber kekuatan saya untuk terus menjalankan amanah ini,” ungkap Estu dengan senyum tenang.

Sejak awal Ramadan hingga masa arus balik, Estu bersiaga di Posko Mudik PLN Rest Area KM 14B Pinang. Di tempat itu, ia mengawal langsung operasional Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) bagi pemudik yang menggunakan kendaraan listrik.

Baca Juga:  Lindungi Petani Sawit, Tinjau Ulang Larangan Ekspor

“Tahun ini, pemudik yang menggunakan mobil listrik semakin banyak. Tugas kami memastikan mereka dapat melakukan pengisian daya dengan aman dan nyaman, tanpa hambatan,” tuturnya.

- Advertisement -

Menurut Estu, tantangan saat arus balik tak kalah berat dibanding masa mudik. Arus kendaraan meningkat, kebutuhan energi melonjak, dan pelayanan harus tetap prima. Namun, ada rasa bangga yang tak bisa diukur dengan apapun, yaitu kebanggaan bisa menjadi bagian dari pelayanan publik di saat orang lain tengah berkumpul dengan sanak saudara.

“Idulfitri tahun ini saya memang tidak mudik seperti kebanyakan orang, tapi kebersamaan dengan keluarga tetap terasa meski di tengah tugas. Suasana hangat bersama rekan-rekan PLN juga jadi penguat. Kami saling menguatkan dan meyakini bahwa yang kami lakukan ini adalah bentuk cinta, keikhlasan dan pengabdian,” ujarnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Pasar Induk Beroperasi Setelah Idulfitri

Estu menjadi wujud nyata keberhasilan pengarusutamaan gender di PLN UID Banten. Ia dan para Srikandi PLN lainnya membuktikan bahwa perempuan bisa tetap hadir dalam peran domestik maupun profesional.

“Menjaga kelistrikan di tengah masyarakat yang sedang kembali dari kampung halaman bukan sekadar tugas, tapi ibadah. Saya ikhlas dan bangga bisa menjalankannya,” tutup Estu.(adv)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

TANGERANG (RIAUPOS.CO) – Saat jutaan pemudik berbondong-bondong kembali ke kota setelah merayakan Idulfitri di kampung halaman, Estuning Rahayu atau Estu justru memilih tetap tinggal di posko tugasnya. Perempuan tangguh ini merupakan satu dari sekian banyak Srikandi PLN yang mengabdikan diri demi menjaga terang di hari raya.

Ibu dari dua orang putra ini menjalani Idulfitri 1446 H untuk kedua kalinya di lokasi kerja. Ia tak mudik, namun tetap ditemani keluarga kecilnya di Tangerang, Banten.

“Alhamdulillah, saya tidak sendiri. Suami dan anak-anak tetap mendampingi saya di sini. Itu menjadi sumber kekuatan saya untuk terus menjalankan amanah ini,” ungkap Estu dengan senyum tenang.

Sejak awal Ramadan hingga masa arus balik, Estu bersiaga di Posko Mudik PLN Rest Area KM 14B Pinang. Di tempat itu, ia mengawal langsung operasional Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) bagi pemudik yang menggunakan kendaraan listrik.

Baca Juga:  Srikandi PLN Dukung Pemberdayaan Melalui Volunteering Program

“Tahun ini, pemudik yang menggunakan mobil listrik semakin banyak. Tugas kami memastikan mereka dapat melakukan pengisian daya dengan aman dan nyaman, tanpa hambatan,” tuturnya.

Menurut Estu, tantangan saat arus balik tak kalah berat dibanding masa mudik. Arus kendaraan meningkat, kebutuhan energi melonjak, dan pelayanan harus tetap prima. Namun, ada rasa bangga yang tak bisa diukur dengan apapun, yaitu kebanggaan bisa menjadi bagian dari pelayanan publik di saat orang lain tengah berkumpul dengan sanak saudara.

“Idulfitri tahun ini saya memang tidak mudik seperti kebanyakan orang, tapi kebersamaan dengan keluarga tetap terasa meski di tengah tugas. Suasana hangat bersama rekan-rekan PLN juga jadi penguat. Kami saling menguatkan dan meyakini bahwa yang kami lakukan ini adalah bentuk cinta, keikhlasan dan pengabdian,” ujarnya.

Baca Juga:  Dari Kegiatan GPM di Kelurahan Bukit Timah, Dumai

Estu menjadi wujud nyata keberhasilan pengarusutamaan gender di PLN UID Banten. Ia dan para Srikandi PLN lainnya membuktikan bahwa perempuan bisa tetap hadir dalam peran domestik maupun profesional.

“Menjaga kelistrikan di tengah masyarakat yang sedang kembali dari kampung halaman bukan sekadar tugas, tapi ibadah. Saya ikhlas dan bangga bisa menjalankannya,” tutup Estu.(adv)

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari