PEKANBARU (RIAUPOS.CO ) – Memasuki Agustus 2024, harga barang keperluan pokok di Kota Pekanbaru masih fluktuatif. Sejumlah bahan pangan ada yang mengalami penurunan harga. Namun ada juga yang masih cenderung tinggi.
Masih tingginya harga sejumlah bahan pangan ini dikeluhkan oleh banyak masyarakat. Tak hanya pembeli, pedagang pun mengeluhkan daya beli masyarakat masih rendah.
Kepada Riau Pos, Senin (5/8) di Pasar Kodim dan Pasar Agus Salim, para pedagang mengaku sepinya pembeli yang berbelanja di pasar tradisional tersebut meskipun harga pangan mulai mengalami penurunan. Terpantau harga cabai merah Bukittinggi dijual Rp40.000 per kilogram, cabai merah Rp35.000 per kilogram, ayam potong Rp26.000 per kilogram, tomat Rp10.000, ikan lele Rp25.000 per kilogram, ikan patin Rp25.000 per kilogram, ikan sarden Rp30.000 per kilogram.
Sementara untuk harga minyak goreng masih berkisar Rp16.000 per liter dan Rp33.000 per dua liter. Sedangkan harga beras SPHP Rp65.000 per 5 kilogram.
Salah seorang pedagang di Pasar Kodim Putra mengaku sudah dua bulan terakhir harga bahan pangan di Kota Pekanbaru kecuali minyak goreng dan beras mulai mengalami penurunan harga, meskipun begitu tidak membuat daya beli masyarakat meningkat lantaran faktor ekonomi masyarakat yang mulai tergerus untuk biaya sekolah anak.
”Sepi sekarang jualan. Karena daya beli masyarakat yang menurun, semoga saja ke depannya harga tetap stabil dan daya beli masyarakat juga meningkat jelang akhir tahun,” ucapnya.
Sementara itu, belum lama ini Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru Indra Pomi Nasution menjelaskan jika di Juli lalu, inflasi di Pekanbaru mengalami penurunan. Hal ini berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Pekanbaru, inflasi Pekanbaru turun menjadi 2,21 persen pada bulan Juli. Sebelumnya pada bulan Juni, angka inflasi menyentuh 3,12 persen.
Penurunan inflasi ini dipengaruhi oleh penurunan harga beberapa komoditas utama seperti cabai merah, bawang merah, dan beras. Pemko bersama tim pengendalian inflasi daerah terus memastikan inflasi tetap terkendali.
”Kami ingin menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat serta memastikan petani dapat terus menyediakan komoditas pangan,” ujar Indra.
Ia mengatakan, ada penurunan inflasi dibanding Juli 2024 secara year to year, sehingga Pekanbaru mengalami deflasi.
”Ada penurunan dibanding bulan lalu, untuk inflasi bulan ke bulan yaitu 0,85 persen. Namun yang penting, kita dorong kestabilan harga dengan adanya daya beli masyarakat,” ucapnya.(yls)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Kota