RIAUPOS.CO – BUDI dan rekan kerjanya Iwan harus kerja lembur di kantor. Mereka pun menyempatkan diri untuk berbuka puasa di kantor. Biasanya, kantor menyediakan gorengan, nasi bungkus
dan teh es untuk karyawan yang berbuka di kantor. Saat waktu berbuka semakin dekat, dialog terjadi di antara Budi dan Iwan.
Budi mengusulkan agar mereka berbuka dan makan dahulu di kantor. Baru setelah itu melaksanakan Salat Maghrib di masjid.
Tapi ide sebaliknya dilontarkan Iwan.
”Bang Iwan, bagusnya kita menunggu berbuka saja dulu di warung. Selepas itu barulah kita Salat Maghrib berjemaah, kan lebih mantab tu,” usul Budi.
Namun usulan Budi tak diindahkan Iwan. Iwan tetap berjalan menuju masjid di dekat kantor mereka.
”Nanti lah setelah salat kita bisa enak berbukanya. Bisa santai. Yang penting salat berjemaah dulu aja, Bro,” ujar Iwan dengan merasa yakin.
Akhirnya keduanya menuju ke masjid.
Setelah salat berjemaah, Budi dan Iwan pun kembali ke kantor dan menuju ruangan yang menyediakan menu berbuka.
Tapi, alangkah kagetnya mereka karena semua menu sudah habis.
”Alamaaaak…!! Hanya tinggal teh es aja, Bang. Nasi bungkus pun tak kebagian,” ujar Budi pelan dengan nada lemas.
Alhasil, keduanya hanya bisa mengisi perut dengan es teh saja.
Kebetulan, hari itu, kantor mereka kedatangan tamu dadakan dengan jumlah rombongan cukup banyak. Sehingga menu berbuka yang disediakan diberikan kepada para tamu tersebut.
Mereka pun akhirnya makan di kantin depan kantor.(ilo)