RIAUPOS.CO – Belum lama ini, salah seorang tante Wasti dirawat di rumah sakit. Kata dokter ia mengalami gejala penyakit demam berdarah dengue (DBD). Jumlah trombosit pun terus menurun.
Alhasil, keluarga besar sibuk mencari obat-obat alternatif yang cepat menaikkan jumlah trombosit dalam tubuh.
Mama Wasti pun teringat di kulkasnya ada obat angkak yang disebut-sebut sebagai obat DBD. Ia pun mengeluarkannya dari kulkas untuk diberikan ke adiknya.
Melihat ada obat angkak di dapur, Wasti pun heran. Setahunya, mamanya itu tak pernah keluar untuk membeli obat itu. Apalagi, tak ada anggota keluarga yang terkena DBD selama ini.
”Ma, kapan Mama beli obat ini?” tanya Wasti.
”Ada di kulkas. Jangan lupa kasih ke tantemu nanti kalau bezuk ke rumah sakit, ya. Bagus buat obat DBD katanya,” jawab sang mama.
Wasti makin curiga. Jangan-jangan ini obat yang sudah bertahun-tahun ada di kulkas.
”Ma, di keluarga kita kan tidak ada yang pernah sakit DBD. Kecuali suamiku. Itu pun sebelum kami menikah,” kata Wasti.
”Ya itulah, obat buat suamimu dulu,” kata si mama dengan santainya.
Wasti pun langsung tepuk jidat.
”Alamaakk…. !!! Dah belasan tahun pun obat ini tersimpan berarti. Nggak usah lagi dipakai, Ma. Dah kedaluwarsa lah obatnya. Lama kali pun,” kata Wasti.
Akhirnya, Wasti mendapat kabar kalau tantenya sudah dibelikan obat cina yang baru untuk menaikkan trombosit. Ia pun membuang obat angkak itu ke tong sampah.(yls)