JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Local dan love disatukan menjadi Localov. Aplikasi lapak online atau marketplace itu dibuat khusus untuk para eks napi terorisme (napiter). Pedagangnya berharap cerita latar belakang mereka tak sering-sering digemborkan. Merasa masih ada masyarakat yang punya pandangan buruk.
Aplikasi Localov diluncurkan resmi di kompleks Universitas Indonesia (UI) Salemba, Jakarta Pusat, pertengahan November lalu. Menteri Agama Fachrul Razi yang hadir di acara tersebut mendapat bingkisan camilan sebelum pulang. ”Terima kasih. Nanti saya makan di mobil,” kata mantan wakil panglima TNI itu.
Camilan tersebut diberikan seorang perempuan bercadar asal Cirebon yang merupakan istri eks napiter bernama Echo. Produk yang diberikan ke Fachrul mempunyai merek dagang Zhafira. Jika tertarik untuk ikut menjajal gurihnya kudapan itu, Anda bisa memanfaatkan aplikasi Localov. Produk dari buah sukun tersebut dibanderol Rp 30 ribu per bungkus dengan berat 75 gram.
Mahasiswa Prodi Kajian Ketahanan Nasional Pascasarjana UI Ahmad Bahrul Anshori menjelaskan, Localov diinisiasi tim yang dipelopori Muhamad Syauqillah. Dosen sekaligus pimpinan Program Studi Kajian Terorisme UI itu mengajak sejumlah mahasiswa Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI. "Termasuk saya," kata Bahrul saat ditemui di kampus UI pada Rabu (4/12).
Bahrul menyebutkan, Localov bertujuan membantu memasarkan produk yang dibuat eks napiter dan keluarganya. Mereka dianggap perlu bantuan mempromosikan dan memasarkan produk. Sebab, sebagian mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses di dunia maya atau jalur lainnya. "Namanya sudah terdeteksi sebagai eks napiter," ujar mahasiswa berumur 26 tahun itu.
Yang dilakukan timnya bukan pemberdayaan secara total, hanya sebatas membangun marketplace. Supaya eks napiter bisa semakin mandiri secara ekonomi. Inisiatif membuat Localov yang berdana Rp 50 juta itu dimasukkan dalam program pengabdian masyarakat UI yang pendaftarannya dimulai awal 2019. Ada dua jalur yang dibuka, yakni program sosial masyarakat dan program iptek bagi masyarakat. "Localov masuk program iptek bagi masyarakat," ucap lulusan Program Sarjana Sastra Arab UGM tersebut.
Mulai Mei lalu tim bekerja dengan menggelar workshop internal. Pesertanya delapan orang. Enam mahasiswa dan dua dosen. Pada Juli digelar focus group discussion (FGD) yang menghadirkan eks napiter. Bahrul mengatakan, tidak ada data resmi jumlah eks napiter. Namun, Program Studi Kajian Terorisme UI mengidentifikasi ada 25 eks napiter yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya. (jpg)
Laporan Moh Hilmi Setiawan, Jakarta