Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Ketua KPK: Jangan Gunakan Simbol Pribadi saat Bertugas

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo menyatakan berdirinya KPK untuk menguatkan eksistensi Indonesia di mata dunia internasional. Agus menginginkan hal ini dapat ditanamkan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

“Merawat Indonesia sebesar ini sungguh beratnya luar biasa, sangat kompleks, sangat kompetitif,” kata Agus di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (20/11).

Agus mencontohkan, negara Yugoslavia pecah menjadi tujuh negara karena perbedaan sejarah agama dan suku. Namun, Agus bersyukur hal ini tidak terjadi pada Indonesia.

“Montenegro, Kosovo, Serbia, Makedonia, ingat ya? Mereka menjadi itu juga berdarah-darah korbannya banyak sekali. Kita hari ini sebetulnya menikmati founding father kita yang sudah sepakat menggariskan Pancasila, menggariskan Bhinneka Tunggal Ika,” ucap Agus.

Baca Juga:  Dampak Pandemi, Mulai Deteksi Dini Kesehatan Jiwa

Agus menyebut, padahal Indonesia dalam sejarahnya banyak kerajaan. Bahkan bahasa dan sukunya berbeda-beda, namun tetap bersatu hingga kini.

“Kalau kita berbicara bahasa, di Papua saja bahasa itu 400 lebih. Jadi kalau ada yang bilang, suku bangsa kita itu 742 dan India 642. Jadi kalau syukur-syukur orang sekomplek kita,” terang Agus.

Oleh karena itu, Agus menyatakan sebagai pimpinan KPK dia meminta agar jajarannya tidak memakai simbol pribadi saat melakukan tugas. Terlebih KPK merupakan aparat penegak hukum.

“Jadi kita sebagai penegak hukum harus memikirkan imparsial, bayangkan kalau kita menangkap orang dengan menggunakan kopiah haji, yang ditangkap dari agama lain gimana? Itu enggak boleh, iya kan? Jadi kita harus menjaga independensi kita,” tukasnya.

Baca Juga:  Polda Metro Ambil Alih Kasus Petinggi Garuda Indonesia yang Dituding Germo

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo menyatakan berdirinya KPK untuk menguatkan eksistensi Indonesia di mata dunia internasional. Agus menginginkan hal ini dapat ditanamkan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

“Merawat Indonesia sebesar ini sungguh beratnya luar biasa, sangat kompleks, sangat kompetitif,” kata Agus di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (20/11).

- Advertisement -

Agus mencontohkan, negara Yugoslavia pecah menjadi tujuh negara karena perbedaan sejarah agama dan suku. Namun, Agus bersyukur hal ini tidak terjadi pada Indonesia.

“Montenegro, Kosovo, Serbia, Makedonia, ingat ya? Mereka menjadi itu juga berdarah-darah korbannya banyak sekali. Kita hari ini sebetulnya menikmati founding father kita yang sudah sepakat menggariskan Pancasila, menggariskan Bhinneka Tunggal Ika,” ucap Agus.

- Advertisement -
Baca Juga:  Dokter di Italia Dicekik Kekasihnya

Agus menyebut, padahal Indonesia dalam sejarahnya banyak kerajaan. Bahkan bahasa dan sukunya berbeda-beda, namun tetap bersatu hingga kini.

“Kalau kita berbicara bahasa, di Papua saja bahasa itu 400 lebih. Jadi kalau ada yang bilang, suku bangsa kita itu 742 dan India 642. Jadi kalau syukur-syukur orang sekomplek kita,” terang Agus.

Oleh karena itu, Agus menyatakan sebagai pimpinan KPK dia meminta agar jajarannya tidak memakai simbol pribadi saat melakukan tugas. Terlebih KPK merupakan aparat penegak hukum.

“Jadi kita sebagai penegak hukum harus memikirkan imparsial, bayangkan kalau kita menangkap orang dengan menggunakan kopiah haji, yang ditangkap dari agama lain gimana? Itu enggak boleh, iya kan? Jadi kita harus menjaga independensi kita,” tukasnya.

Baca Juga:  Formalin, Rodamin, dan Borak Masih Ditemukan di Takjil

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari