Minggu, 7 Juli 2024

Korban Bertambah, Total 47 Meninggal dan 2.039 Jiwa Mengungsi

Korban Galodo Ditemukan di Laut Padang

PADANG (RIAUPOS.CO) – GALODO yang menimpa Kabupaten Agam dan Tanah Datar pada akhir pekan lalu sangat dahsyat. Galodo atau banjir bandang bercampur batu, kayu dan material yang datang secara tiba-tiba tersebut langsung menyapu bangunan, hewan, lahan pertanian hingga manusia. Saking derasnya air bah, ada korban yang hanyut ditemukan hingga ke laut Padang.

Sesosok mayat berjenis kelamin perempuan yang merupakan korban bencana alam banjir bandang Padang Panjang ditemukan nelayan di Muaro Anai Pasir Jambak, Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Senin (13/5).

- Advertisement -

Kapolsek Koto Tangah Kompol Afrino melalui Kasi Humas Polresta Padang Ipda Yanti Delfina mengatakan, mayat tersebut berjenis kelamin perempuan bernama Ratna Yulidawari (40), merupakan pegawai Honorer di SMKN 1 Padang Panjang. “Mayat ini merupakan korban banjir bandang yang terjadi di belakang Kantor Wali Kota Padang Panjang pada Sabtu (11/5) malam,” ujar Kasi Humas Polresta Padang Yanti Delfina kepada Padang Ekspres (RPG), Senin (13/5).

Yanti menyebutkan, mayat perempuan itu pertama kali ditemukan tampa ada identitas mengambang di laut Muaro Anai Pasir Jambak, Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. ‘’Pertama kali ditemukan mayat perempuan ini tidak ada identitasnya, lalu saat di RS Bhayangkara keluarganya datang dan menceritakan bahwa mayat ini merupakan korban galodo belakang kantor WaliKota Padang Panjang,” sebutnya.

Yanti menjelaskan, mayat ini pertama kali ditemukan oleh nelayan bernama Hendri (38) yang sedang mencari ikan di wilayah dekat Pulo Aie Pasir Jambak, Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah. “Nelayan ini dengan tidak sengaja menemukan mayat seorang wanita mengapung tanpa busana dan kemudian saksi menghubungi Bhabinkamtibmas Kelurahan Padang Sarai, Aipda Budi Santoso,” katanya.

- Advertisement -

Mendapati laporan itu, kata Yanti, Kaposek Koto Tangah Afrino langsung memerintahkan personelnya untuk mendatangi lokasi penemuan mayat tersebut bersama Basarnas gabungan dengan menggunakan perahu. “Saat ke lokasi ternyata benar ada sosok mayat perempuan berada di tengah laut dan kemudian dievakuasi ke pinggir pantai yang telah ditunggu Kanit 3 SPKT Polresta Padang,” jelasnya.

Setelah berhasil dievakuasi, mayat tersebut langsung dimasukkan ke dalam kantong mayat dan dibawa ke RS Bhayangkara guna penyelidikan lebih lanjut. ‘’Setelah berada di RS Bhayangkara, pihak keluarga datang dan mengatakan bahwa korban bernama Ratna Yulidawari korban dalam pencarian yang hanyut akibat Banjir Bandang di Padang Panjang,” ujarnya.

Sementara itu, korban jiwa akibat banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi di Kabupaten Tanahdatar, Agam dan Padangpanjang hingga malam tadi sudah mencapai 47 orang. Selain korban jiwa, bencana alam tersebut juga menimbulkan kerusakan pada sejumlah fasilitas umum dan lahan pertanian. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, ratusan warga pun tercatat mengungsi ke sejumlah tempat aman.

Baca Juga:  Galodo Dan Longsor Kepung Sumbar

Hingga hari kedua pencarian korban banjir bandang di Kabupaten Agam, tiga orang masih dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian. Sementara itu korban meningga tercatat 20 orang dan luka-luka juga 20 orang.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik (KL) BPBD Agam Ichwan Pratama Danda mengungkapkan, hingga kemarin tim gabungan masih terus berkonsentrasi untuk pencarian dan pembersihan material banjir. ”Untuk data kerusakan fasilitas umum, rumah dan lahan pertanian masih kita himpun. Kita masih fokus pada pencarian dan pembersihan material,” ujarnya di Posko Pengungsian Banjir Bandang di SD 08 Kecamatan Canduang, Senin (13/5).

Saat memimpin rapat paripurna Penyampaian Pandangan Umum Fraksi terhadap Ranperda RPJP Daerah Kabupaten Agam 2025-2045, di aula utama Kantor DPRD setempat, Senin (13/5), Ketua DPRD Agam Novi Irwan mengungkapkan, selain menelan puluhan korban jiwa, bencana ini juga merusak lahan pertanian seluas 101,45 hektare, 28 unit fasilitas umum (jalan, jembatan, irigasi dan pos pemuda), 186 rumah rusak (berat, sedang, ringan), 95 unit pertokoan, dua unit fasilitas pendidikan, empat unit fasilitas peribadatan dan 18 unit kendaraan roda empat dan dua. ”Saat ini ada sekitar 159 warga yang sedang diungsikan di posko pengungsi. Kita berharap proses evakuasi berjalan lancar dan warga yang belum hilang segera ditemukan, “ harapnya.

Novi berharap, pemerintah baik kabupaten maupun provinsi, agar memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat yang menjadi korban bencana, terutama terhadap fasilitas dapur umum dan bantuan logistik lainnya.

Buka 3 Dapur Umum

Pemkab Agam pun membuka tiga dapur umum bagi warga terdampak bencana alam di daerah itu. Tiga dapur umum ini masing-masing di Canduang, Ampekangkek dan Banuhampu.

Kepala Dinsos Agam, Yunilson menyebut, selain dapur umum utama, KSB, Relawan dan pemerintah nagari setempat juga mendirikan dapur umum swadaya. ”Dapur umum diprioritaskan untuk menjangkau warga terdampak seperti pengungsi dan para petugas di lapangan,” ujarnya.

Sejak dioperasikan pada Ahad kemarin, pihaknya banyak mendapat dukungan seperti dari sejumlah komunitas, relawan dan daerah tetangga di Sumbar. ”Alhamdulillah sejak Ahad dapur umum telah beroperasi, termasuk yang swadaya masyarakat,” katanya.

Khusus dapur umum yang di Banuhampu lanjutnya, dipersiapkan untuk mendukung penanganan di Sungaipua dan IV Koto. Pihaknya akan terus memantau aktivitas dapur umum tersebut, sehingga kebutuhan warga terdampak dapat terpenuhi.

Selain dapur umum, pemerintah daerah juga mendirikan tiga posko kesehatan di Bukitbatabuah, Galuang Sungaipua dan Amapekkoto. Di masing-masing posko ditugaskan tim kesehatan berupa satu dokter, dua paramedis, mobil ambulans dan obat-obatan.

Baca Juga:  Semoga Segera Pulih dan Kembali Bangkit

Ribuan Mengungsidi Tanahdatar

Terpisah, berdasarkan data sementara dari posko utama tanggap darurat banjir bandang Tanahdatar hingga pukul 18.00 WIB kemarin, jumlah kerugian yang dialami terus bertambah. Terdata 74 unit rumah mengalami rusak berat, 125 rumah rusak sedang, 16 rumah hanyut, 18 rumah rusak ringan.

Selain rumah warga, juga tercatat sejumlah fasilitas umum. Di antaranya 29 unit jembatan rusak, dan sarana perdagangan 20 unit. Sedangkan untuk korban jiwa juga bertambah, untuk korban luka-luka tercatat sebanyak 20 orang, korban hilang 12 orang, korban meninggal dunia 21 orang.

Kepala Dinas Komuniasi dan Informatika Tanahdatar Yusrizal mengatakan, saat ini tim gabungan terdiri dari TNI-Polri, Basarnas, BPBD, OPD terkait, relawan terus melakukan penanganan darurat di lokasi terdampak bencana. Berbagai upaya terus dilakukan seperti pembersihan fasilitas umum (fasum), bangunan dan rumah warga. Selain itu, tim juga membantu pencarian dan evakuasi korban

Hingga kemarin sore, jumlah pengungsi di Tanahdatar telah mencapai 2.039 jiwa. Pemerintah Kabupaten Tanahdatar pun telah melakukan sejumlah langkah penanganan darurat bagi warga terdampak. Termasuk mengirimkan bantuan. Mulai dari bantuan selimut, pelayanan bantuan cek kesehatan di posko pengungsian, bantuan makanan, mendirikan dapur umum hingga penyediaan atau perbaikan bantuan air bersih.

Ribuan pengungsi itu tersebar di lima kecamatan.Di antaranya Kecamatan X Koto (32 jiwa), Kecamatan Batipuh (75 jiwa), Kecamatan Pariangan (210 jiwa), Kecamatan Limakaum (1.125 jiwa), Kecamatan Rambatan (300 jiwa), dan Kecamatan Sungaitarab (297 jiwa). Para pengungsi tersebut ditampung di beberapa lokasi. Ada yang di masjid dan mushala, kantor wali nagari serta rumah karib kerabat dan tetangga para korban.

Ombudsman Kritik Pendataan

Di sisi lain, Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Barat mengkritik lambannya pendataan dampak kebencanaan banjir bandang dan lahar dingin di Kabupaten Agam. ”Kami melihat data yang dihimpun masih berantakan. Belum ada jumlah pasti warga pengungsi dengan data akurat. Mulai dari segmentasi menurut jenis kelamin, usia dan lainnya,” kata Asisten Muda Ombudsman RI perwakilan Sumbar Adel Wahidi, saat mengunjungi posko utama, pada Senin (13/5).

Ia menyebutkan pendataan tentu akan berdampak langsung pada penanganan, pelayanan terhadap pengungsi dan diperlukan juga bagi semua donatur yang ingin membantu masyarakat. ”Data ini diperlukan untuk penanganan, pelayanan dan penyaluran bantuan bisa tepat sasaran. Masa Tanggap Darurat Pemkab Agam selama 14 hari akan membuka pintu seluruh daerah berkontribusi,” tambahnya.

Ia mendorong pihak terkait mesti memaksimalkan pendataan agar penguna data bisa mengunakannya dengan efektif dan efisien.(r/stg/rpg/esi)

Laporan RPG, Padang

PADANG (RIAUPOS.CO) – GALODO yang menimpa Kabupaten Agam dan Tanah Datar pada akhir pekan lalu sangat dahsyat. Galodo atau banjir bandang bercampur batu, kayu dan material yang datang secara tiba-tiba tersebut langsung menyapu bangunan, hewan, lahan pertanian hingga manusia. Saking derasnya air bah, ada korban yang hanyut ditemukan hingga ke laut Padang.

Sesosok mayat berjenis kelamin perempuan yang merupakan korban bencana alam banjir bandang Padang Panjang ditemukan nelayan di Muaro Anai Pasir Jambak, Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Senin (13/5).

Kapolsek Koto Tangah Kompol Afrino melalui Kasi Humas Polresta Padang Ipda Yanti Delfina mengatakan, mayat tersebut berjenis kelamin perempuan bernama Ratna Yulidawari (40), merupakan pegawai Honorer di SMKN 1 Padang Panjang. “Mayat ini merupakan korban banjir bandang yang terjadi di belakang Kantor Wali Kota Padang Panjang pada Sabtu (11/5) malam,” ujar Kasi Humas Polresta Padang Yanti Delfina kepada Padang Ekspres (RPG), Senin (13/5).

Yanti menyebutkan, mayat perempuan itu pertama kali ditemukan tampa ada identitas mengambang di laut Muaro Anai Pasir Jambak, Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. ‘’Pertama kali ditemukan mayat perempuan ini tidak ada identitasnya, lalu saat di RS Bhayangkara keluarganya datang dan menceritakan bahwa mayat ini merupakan korban galodo belakang kantor WaliKota Padang Panjang,” sebutnya.

Yanti menjelaskan, mayat ini pertama kali ditemukan oleh nelayan bernama Hendri (38) yang sedang mencari ikan di wilayah dekat Pulo Aie Pasir Jambak, Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah. “Nelayan ini dengan tidak sengaja menemukan mayat seorang wanita mengapung tanpa busana dan kemudian saksi menghubungi Bhabinkamtibmas Kelurahan Padang Sarai, Aipda Budi Santoso,” katanya.

Mendapati laporan itu, kata Yanti, Kaposek Koto Tangah Afrino langsung memerintahkan personelnya untuk mendatangi lokasi penemuan mayat tersebut bersama Basarnas gabungan dengan menggunakan perahu. “Saat ke lokasi ternyata benar ada sosok mayat perempuan berada di tengah laut dan kemudian dievakuasi ke pinggir pantai yang telah ditunggu Kanit 3 SPKT Polresta Padang,” jelasnya.

Setelah berhasil dievakuasi, mayat tersebut langsung dimasukkan ke dalam kantong mayat dan dibawa ke RS Bhayangkara guna penyelidikan lebih lanjut. ‘’Setelah berada di RS Bhayangkara, pihak keluarga datang dan mengatakan bahwa korban bernama Ratna Yulidawari korban dalam pencarian yang hanyut akibat Banjir Bandang di Padang Panjang,” ujarnya.

Sementara itu, korban jiwa akibat banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi di Kabupaten Tanahdatar, Agam dan Padangpanjang hingga malam tadi sudah mencapai 47 orang. Selain korban jiwa, bencana alam tersebut juga menimbulkan kerusakan pada sejumlah fasilitas umum dan lahan pertanian. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, ratusan warga pun tercatat mengungsi ke sejumlah tempat aman.

Baca Juga:  Semoga Segera Pulih dan Kembali Bangkit

Hingga hari kedua pencarian korban banjir bandang di Kabupaten Agam, tiga orang masih dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian. Sementara itu korban meningga tercatat 20 orang dan luka-luka juga 20 orang.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik (KL) BPBD Agam Ichwan Pratama Danda mengungkapkan, hingga kemarin tim gabungan masih terus berkonsentrasi untuk pencarian dan pembersihan material banjir. ”Untuk data kerusakan fasilitas umum, rumah dan lahan pertanian masih kita himpun. Kita masih fokus pada pencarian dan pembersihan material,” ujarnya di Posko Pengungsian Banjir Bandang di SD 08 Kecamatan Canduang, Senin (13/5).

Saat memimpin rapat paripurna Penyampaian Pandangan Umum Fraksi terhadap Ranperda RPJP Daerah Kabupaten Agam 2025-2045, di aula utama Kantor DPRD setempat, Senin (13/5), Ketua DPRD Agam Novi Irwan mengungkapkan, selain menelan puluhan korban jiwa, bencana ini juga merusak lahan pertanian seluas 101,45 hektare, 28 unit fasilitas umum (jalan, jembatan, irigasi dan pos pemuda), 186 rumah rusak (berat, sedang, ringan), 95 unit pertokoan, dua unit fasilitas pendidikan, empat unit fasilitas peribadatan dan 18 unit kendaraan roda empat dan dua. ”Saat ini ada sekitar 159 warga yang sedang diungsikan di posko pengungsi. Kita berharap proses evakuasi berjalan lancar dan warga yang belum hilang segera ditemukan, “ harapnya.

Novi berharap, pemerintah baik kabupaten maupun provinsi, agar memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat yang menjadi korban bencana, terutama terhadap fasilitas dapur umum dan bantuan logistik lainnya.

Buka 3 Dapur Umum

Pemkab Agam pun membuka tiga dapur umum bagi warga terdampak bencana alam di daerah itu. Tiga dapur umum ini masing-masing di Canduang, Ampekangkek dan Banuhampu.

Kepala Dinsos Agam, Yunilson menyebut, selain dapur umum utama, KSB, Relawan dan pemerintah nagari setempat juga mendirikan dapur umum swadaya. ”Dapur umum diprioritaskan untuk menjangkau warga terdampak seperti pengungsi dan para petugas di lapangan,” ujarnya.

Sejak dioperasikan pada Ahad kemarin, pihaknya banyak mendapat dukungan seperti dari sejumlah komunitas, relawan dan daerah tetangga di Sumbar. ”Alhamdulillah sejak Ahad dapur umum telah beroperasi, termasuk yang swadaya masyarakat,” katanya.

Khusus dapur umum yang di Banuhampu lanjutnya, dipersiapkan untuk mendukung penanganan di Sungaipua dan IV Koto. Pihaknya akan terus memantau aktivitas dapur umum tersebut, sehingga kebutuhan warga terdampak dapat terpenuhi.

Selain dapur umum, pemerintah daerah juga mendirikan tiga posko kesehatan di Bukitbatabuah, Galuang Sungaipua dan Amapekkoto. Di masing-masing posko ditugaskan tim kesehatan berupa satu dokter, dua paramedis, mobil ambulans dan obat-obatan.

Baca Juga:  Aliran Air Ngarai Sianok Tiba-Tiba Meluap

Ribuan Mengungsidi Tanahdatar

Terpisah, berdasarkan data sementara dari posko utama tanggap darurat banjir bandang Tanahdatar hingga pukul 18.00 WIB kemarin, jumlah kerugian yang dialami terus bertambah. Terdata 74 unit rumah mengalami rusak berat, 125 rumah rusak sedang, 16 rumah hanyut, 18 rumah rusak ringan.

Selain rumah warga, juga tercatat sejumlah fasilitas umum. Di antaranya 29 unit jembatan rusak, dan sarana perdagangan 20 unit. Sedangkan untuk korban jiwa juga bertambah, untuk korban luka-luka tercatat sebanyak 20 orang, korban hilang 12 orang, korban meninggal dunia 21 orang.

Kepala Dinas Komuniasi dan Informatika Tanahdatar Yusrizal mengatakan, saat ini tim gabungan terdiri dari TNI-Polri, Basarnas, BPBD, OPD terkait, relawan terus melakukan penanganan darurat di lokasi terdampak bencana. Berbagai upaya terus dilakukan seperti pembersihan fasilitas umum (fasum), bangunan dan rumah warga. Selain itu, tim juga membantu pencarian dan evakuasi korban

Hingga kemarin sore, jumlah pengungsi di Tanahdatar telah mencapai 2.039 jiwa. Pemerintah Kabupaten Tanahdatar pun telah melakukan sejumlah langkah penanganan darurat bagi warga terdampak. Termasuk mengirimkan bantuan. Mulai dari bantuan selimut, pelayanan bantuan cek kesehatan di posko pengungsian, bantuan makanan, mendirikan dapur umum hingga penyediaan atau perbaikan bantuan air bersih.

Ribuan pengungsi itu tersebar di lima kecamatan.Di antaranya Kecamatan X Koto (32 jiwa), Kecamatan Batipuh (75 jiwa), Kecamatan Pariangan (210 jiwa), Kecamatan Limakaum (1.125 jiwa), Kecamatan Rambatan (300 jiwa), dan Kecamatan Sungaitarab (297 jiwa). Para pengungsi tersebut ditampung di beberapa lokasi. Ada yang di masjid dan mushala, kantor wali nagari serta rumah karib kerabat dan tetangga para korban.

Ombudsman Kritik Pendataan

Di sisi lain, Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Barat mengkritik lambannya pendataan dampak kebencanaan banjir bandang dan lahar dingin di Kabupaten Agam. ”Kami melihat data yang dihimpun masih berantakan. Belum ada jumlah pasti warga pengungsi dengan data akurat. Mulai dari segmentasi menurut jenis kelamin, usia dan lainnya,” kata Asisten Muda Ombudsman RI perwakilan Sumbar Adel Wahidi, saat mengunjungi posko utama, pada Senin (13/5).

Ia menyebutkan pendataan tentu akan berdampak langsung pada penanganan, pelayanan terhadap pengungsi dan diperlukan juga bagi semua donatur yang ingin membantu masyarakat. ”Data ini diperlukan untuk penanganan, pelayanan dan penyaluran bantuan bisa tepat sasaran. Masa Tanggap Darurat Pemkab Agam selama 14 hari akan membuka pintu seluruh daerah berkontribusi,” tambahnya.

Ia mendorong pihak terkait mesti memaksimalkan pendataan agar penguna data bisa mengunakannya dengan efektif dan efisien.(r/stg/rpg/esi)

Laporan RPG, Padang

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari