Minggu, 28 Desember 2025
spot_img
spot_img

Dua Pekan Banjir Rendam Pusako, Bupati Siak Fokus Cari Solusi Permanen

SIAK (RIAUPOS.CO)Selama dua pekan terakhir, banjir di Kecamatan Pusako memaksa puluhan warga mengungsi. Tanpa mengenal hari libur, tim gabungan terus bekerja melakukan penanganan guna mempercepat surutnya genangan air.

Bupati Siak, Afni Z, menegaskan bahwa meskipun titik banjir berada di ruas jalan nasional, dampaknya sangat dirasakan masyarakat Kabupaten Siak sehingga penanganan harus dilakukan secara cepat dan serius.

Sejumlah alat berat telah dikerahkan untuk mengatasi banjir. Alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum bekerja di Km 28 dan Km 29 Simpang Obor. Sementara itu, PT Arara Abadi menurunkan alat berat untuk membersihkan kanal sepanjang tiga kilometer, sedangkan PT BSP mengoperasikan alat berat long arm di kanal Sungai Limau guna memperlancar aliran air menuju sungai.

“Alhamdulillah, alat berat yang bekerja di sekitar pipa Dosan mulai menunjukkan hasil dalam mengurai genangan air pada Sabtu (27/12) sore,” ujar Bupati Afni.

Meski demikian, ia mengakui kondisi masih mengkhawatirkan karena intensitas hujan yang tetap tinggi serta meluapnya air dari Danau Naga Sakti ke permukiman warga. “Kami terus berupaya maksimal agar air bisa segera surut,” tambahnya.

Baca Juga:  15 Kampung di Siak Jadi Pilot Project Desa Cantik

Selain penanganan teknis, bantuan logistik dan layanan kesehatan juga terus disalurkan. Tim dari Dinas Kesehatan, Baznas, dan Dinas Sosial secara rutin membantu warga terdampak banjir.

“Dapur umum masih aktif. Saya juga sudah turun ke lokasi dan terus memantau laporan lapangan. Insyaallah akan kembali meninjau perkembangan berikutnya,” tegas Bupati.

Data terbaru mencatat sebanyak 88 jiwa warga Desa Dosan masih berada di pengungsian. Mereka terdiri dari enam lansia, 43 orang dewasa, 24 pelajar, 12 balita, satu ibu hamil, dan dua bayi.

Ke depan, Pemerintah Kabupaten Siak berharap adanya solusi permanen dari Kementerian Pekerjaan Umum agar banjir tidak kembali terjadi di lokasi yang sama. Bupati Afni menekankan bahwa normalisasi sungai dan pengaturan kanal idealnya dilakukan saat musim kemarau.

“Kalau sudah banjir seperti sekarang, kita harus bekerja ekstra keras agar masyarakat bisa segera kembali ke rumah,” ujarnya.

Baca Juga:  Cegah Lakalantas di Kalangan Pelajar, Pemkab Siak Mengadakan Bus Sekolah Antar Jemput pelajar

Banjir ini sendiri telah melanda tujuh dari 14 kecamatan di Kabupaten Siak sejak dua pekan terakhir, yakni Kandis, Sungai Mandau, Koto Gasib, Mempura, Siak, Pusako, dan Sungai Apit. Saat ini, wilayah yang masih terdampak adalah Kecamatan Pusako dan Sungai Mandau.

Di Kecamatan Sungai Mandau, tepatnya di Desa Muara Kelantan, sebanyak 12 kepala keluarga atau 43 jiwa masih bertahan di posko pengungsian. Sementara itu, banjir di Kampung Teluk Lancang dan Sungai Selodang dilaporkan telah surut.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Siak, Novendra Kasmara, menyebut fokus penanganan saat ini adalah pembersihan kanal. Ia juga menilai normalisasi kanal seharusnya dilakukan pada musim kemarau sebagai langkah pencegahan bencana hidrometeorologi.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas PU dan perusahaan sekitar wilayah rawan banjir. Ini masalah tahunan, semoga ke depan tidak terulang lagi,” tutup Novendra. (mng)

SIAK (RIAUPOS.CO)Selama dua pekan terakhir, banjir di Kecamatan Pusako memaksa puluhan warga mengungsi. Tanpa mengenal hari libur, tim gabungan terus bekerja melakukan penanganan guna mempercepat surutnya genangan air.

Bupati Siak, Afni Z, menegaskan bahwa meskipun titik banjir berada di ruas jalan nasional, dampaknya sangat dirasakan masyarakat Kabupaten Siak sehingga penanganan harus dilakukan secara cepat dan serius.

Sejumlah alat berat telah dikerahkan untuk mengatasi banjir. Alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum bekerja di Km 28 dan Km 29 Simpang Obor. Sementara itu, PT Arara Abadi menurunkan alat berat untuk membersihkan kanal sepanjang tiga kilometer, sedangkan PT BSP mengoperasikan alat berat long arm di kanal Sungai Limau guna memperlancar aliran air menuju sungai.

“Alhamdulillah, alat berat yang bekerja di sekitar pipa Dosan mulai menunjukkan hasil dalam mengurai genangan air pada Sabtu (27/12) sore,” ujar Bupati Afni.

Meski demikian, ia mengakui kondisi masih mengkhawatirkan karena intensitas hujan yang tetap tinggi serta meluapnya air dari Danau Naga Sakti ke permukiman warga. “Kami terus berupaya maksimal agar air bisa segera surut,” tambahnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  IKJR Solid, Menginspirasi dan Sangat Membanggakan

Selain penanganan teknis, bantuan logistik dan layanan kesehatan juga terus disalurkan. Tim dari Dinas Kesehatan, Baznas, dan Dinas Sosial secara rutin membantu warga terdampak banjir.

“Dapur umum masih aktif. Saya juga sudah turun ke lokasi dan terus memantau laporan lapangan. Insyaallah akan kembali meninjau perkembangan berikutnya,” tegas Bupati.

- Advertisement -

Data terbaru mencatat sebanyak 88 jiwa warga Desa Dosan masih berada di pengungsian. Mereka terdiri dari enam lansia, 43 orang dewasa, 24 pelajar, 12 balita, satu ibu hamil, dan dua bayi.

Ke depan, Pemerintah Kabupaten Siak berharap adanya solusi permanen dari Kementerian Pekerjaan Umum agar banjir tidak kembali terjadi di lokasi yang sama. Bupati Afni menekankan bahwa normalisasi sungai dan pengaturan kanal idealnya dilakukan saat musim kemarau.

“Kalau sudah banjir seperti sekarang, kita harus bekerja ekstra keras agar masyarakat bisa segera kembali ke rumah,” ujarnya.

Baca Juga:  MPP Berarsitektur Kupu-Kupu Diresmikan

Banjir ini sendiri telah melanda tujuh dari 14 kecamatan di Kabupaten Siak sejak dua pekan terakhir, yakni Kandis, Sungai Mandau, Koto Gasib, Mempura, Siak, Pusako, dan Sungai Apit. Saat ini, wilayah yang masih terdampak adalah Kecamatan Pusako dan Sungai Mandau.

Di Kecamatan Sungai Mandau, tepatnya di Desa Muara Kelantan, sebanyak 12 kepala keluarga atau 43 jiwa masih bertahan di posko pengungsian. Sementara itu, banjir di Kampung Teluk Lancang dan Sungai Selodang dilaporkan telah surut.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Siak, Novendra Kasmara, menyebut fokus penanganan saat ini adalah pembersihan kanal. Ia juga menilai normalisasi kanal seharusnya dilakukan pada musim kemarau sebagai langkah pencegahan bencana hidrometeorologi.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas PU dan perusahaan sekitar wilayah rawan banjir. Ini masalah tahunan, semoga ke depan tidak terulang lagi,” tutup Novendra. (mng)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

SIAK (RIAUPOS.CO)Selama dua pekan terakhir, banjir di Kecamatan Pusako memaksa puluhan warga mengungsi. Tanpa mengenal hari libur, tim gabungan terus bekerja melakukan penanganan guna mempercepat surutnya genangan air.

Bupati Siak, Afni Z, menegaskan bahwa meskipun titik banjir berada di ruas jalan nasional, dampaknya sangat dirasakan masyarakat Kabupaten Siak sehingga penanganan harus dilakukan secara cepat dan serius.

Sejumlah alat berat telah dikerahkan untuk mengatasi banjir. Alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum bekerja di Km 28 dan Km 29 Simpang Obor. Sementara itu, PT Arara Abadi menurunkan alat berat untuk membersihkan kanal sepanjang tiga kilometer, sedangkan PT BSP mengoperasikan alat berat long arm di kanal Sungai Limau guna memperlancar aliran air menuju sungai.

“Alhamdulillah, alat berat yang bekerja di sekitar pipa Dosan mulai menunjukkan hasil dalam mengurai genangan air pada Sabtu (27/12) sore,” ujar Bupati Afni.

Meski demikian, ia mengakui kondisi masih mengkhawatirkan karena intensitas hujan yang tetap tinggi serta meluapnya air dari Danau Naga Sakti ke permukiman warga. “Kami terus berupaya maksimal agar air bisa segera surut,” tambahnya.

Baca Juga:  Cegah Lakalantas di Kalangan Pelajar, Pemkab Siak Mengadakan Bus Sekolah Antar Jemput pelajar

Selain penanganan teknis, bantuan logistik dan layanan kesehatan juga terus disalurkan. Tim dari Dinas Kesehatan, Baznas, dan Dinas Sosial secara rutin membantu warga terdampak banjir.

“Dapur umum masih aktif. Saya juga sudah turun ke lokasi dan terus memantau laporan lapangan. Insyaallah akan kembali meninjau perkembangan berikutnya,” tegas Bupati.

Data terbaru mencatat sebanyak 88 jiwa warga Desa Dosan masih berada di pengungsian. Mereka terdiri dari enam lansia, 43 orang dewasa, 24 pelajar, 12 balita, satu ibu hamil, dan dua bayi.

Ke depan, Pemerintah Kabupaten Siak berharap adanya solusi permanen dari Kementerian Pekerjaan Umum agar banjir tidak kembali terjadi di lokasi yang sama. Bupati Afni menekankan bahwa normalisasi sungai dan pengaturan kanal idealnya dilakukan saat musim kemarau.

“Kalau sudah banjir seperti sekarang, kita harus bekerja ekstra keras agar masyarakat bisa segera kembali ke rumah,” ujarnya.

Baca Juga:  Akses Keliling Stadion Sultan Ismail Siak Mulai Dibangun

Banjir ini sendiri telah melanda tujuh dari 14 kecamatan di Kabupaten Siak sejak dua pekan terakhir, yakni Kandis, Sungai Mandau, Koto Gasib, Mempura, Siak, Pusako, dan Sungai Apit. Saat ini, wilayah yang masih terdampak adalah Kecamatan Pusako dan Sungai Mandau.

Di Kecamatan Sungai Mandau, tepatnya di Desa Muara Kelantan, sebanyak 12 kepala keluarga atau 43 jiwa masih bertahan di posko pengungsian. Sementara itu, banjir di Kampung Teluk Lancang dan Sungai Selodang dilaporkan telah surut.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Siak, Novendra Kasmara, menyebut fokus penanganan saat ini adalah pembersihan kanal. Ia juga menilai normalisasi kanal seharusnya dilakukan pada musim kemarau sebagai langkah pencegahan bencana hidrometeorologi.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas PU dan perusahaan sekitar wilayah rawan banjir. Ini masalah tahunan, semoga ke depan tidak terulang lagi,” tutup Novendra. (mng)

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari