Selasa, 4 November 2025
spot_img

Gas Elpiji 3 Kg Menghilang di Selatpanjang, Langka Berbulan-bulan

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO)Sudah berminggu-minggu warga di pusat Kabupaten Kepulauan Meranti kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram. Dalam beberapa hari terakhir, keluhan makin deras karena stok gas subsidi makin langka di pasaran.

Sulastri (38), warga Jalan Alah Air, mengaku sudah berkeliling ke tiga tempat tapi tak satu pun pangkalan menjual tabung gas.
“Biasanya bisa beli dua tabung, sekarang satu pun tak dapat,” keluhnya kepada Riaupos.co, Senin (3/11/2025).

Sebagian warga bahkan terpaksa kembali ke cara lama — memasak menggunakan kayu bakar. Menurut mereka, situasi kali ini yang terparah sejak pertengahan tahun.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kepulauan Meranti, Marwan, membenarkan kelangkaan tersebut. Ia menjelaskan, penyebab utama adalah berhentinya operasional salah satu agen resmi, PT Mutiara Riski, karena kapal pengangkut mereka masih dalam perbaikan.

Baca Juga:  Fasilitas Pelabuhan Tanjung Harapan Belum Memadai

“Sejak Agustus 2025 kapal angkut PT Mutiara Riski belum selesai diperbaiki, jadi pasokan dari mereka terhenti total,” ujar Marwan.

Padahal, dari empat agen resmi di Meranti—yakni PT Pertamina, PT Sinergi Sehati, PT Meranti Sopia Jaya, dan PT Mutiara Riski—setiap bulan biasanya menyalurkan sekitar 130 ribu tabung LPG. Namun karena satu agen lumpuh, suplai anjlok drastis, bahkan hanya tersisa sekitar 57 ribu tabung pada September 2025.

Akibatnya, banyak warung makan menutup lebih awal dan pedagang kecil harus berebut stok di pangkalan tersisa. Disperindag Meranti kini sudah berkoordinasi dengan Pertamina untuk menambah pasokan melalui agen aktif lainnya.

“Kita sudah minta tambahan distribusi sementara. Pertamina menyetujui, dan pasokan tambahan segera tiba beberapa hari ke depan,” jelas Marwan.

Baca Juga:  PLN Janji Krisis Listrik Meranti Berakhir 10 Hari Lagi, Warga Tunggu Bukti Nyata

Ia menegaskan, pemerintah berupaya agar stok kembali normal secara bertahap.
“Kami imbau masyarakat tidak panik dan membeli sesuai kebutuhan agar distribusi bisa merata,” pesannya.

Sementara itu, pelaku usaha kecil seperti penjual gorengan dan nasi uduk mengaku terpukul. Harga gas di luar pangkalan melonjak hingga Rp25 ribu per tabung, bahkan beberapa kedai terpaksa tutup sementara.

“Kalau gas tak ada, ya kami tak bisa jualan,” kata Rahmat, pedagang gorengan di Jalan Alah Air.

Marwan memastikan, tambahan pasokan dari Pertamina akan segera disalurkan ke seluruh pangkalan di Kecamatan Tebing Tinggi dan sekitarnya. “Begitu kapal perbaikan selesai, stok kembali normal. Kami tak ingin warga panik setiap kali ingin masak,” pungkasnya.(wir)

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO)Sudah berminggu-minggu warga di pusat Kabupaten Kepulauan Meranti kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram. Dalam beberapa hari terakhir, keluhan makin deras karena stok gas subsidi makin langka di pasaran.

Sulastri (38), warga Jalan Alah Air, mengaku sudah berkeliling ke tiga tempat tapi tak satu pun pangkalan menjual tabung gas.
“Biasanya bisa beli dua tabung, sekarang satu pun tak dapat,” keluhnya kepada Riaupos.co, Senin (3/11/2025).

Sebagian warga bahkan terpaksa kembali ke cara lama — memasak menggunakan kayu bakar. Menurut mereka, situasi kali ini yang terparah sejak pertengahan tahun.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kepulauan Meranti, Marwan, membenarkan kelangkaan tersebut. Ia menjelaskan, penyebab utama adalah berhentinya operasional salah satu agen resmi, PT Mutiara Riski, karena kapal pengangkut mereka masih dalam perbaikan.

Baca Juga:  Targetkan 300 Kantong Darah, IKTS Agendakan Baksos

“Sejak Agustus 2025 kapal angkut PT Mutiara Riski belum selesai diperbaiki, jadi pasokan dari mereka terhenti total,” ujar Marwan.

- Advertisement -

Padahal, dari empat agen resmi di Meranti—yakni PT Pertamina, PT Sinergi Sehati, PT Meranti Sopia Jaya, dan PT Mutiara Riski—setiap bulan biasanya menyalurkan sekitar 130 ribu tabung LPG. Namun karena satu agen lumpuh, suplai anjlok drastis, bahkan hanya tersisa sekitar 57 ribu tabung pada September 2025.

Akibatnya, banyak warung makan menutup lebih awal dan pedagang kecil harus berebut stok di pangkalan tersisa. Disperindag Meranti kini sudah berkoordinasi dengan Pertamina untuk menambah pasokan melalui agen aktif lainnya.

- Advertisement -

“Kita sudah minta tambahan distribusi sementara. Pertamina menyetujui, dan pasokan tambahan segera tiba beberapa hari ke depan,” jelas Marwan.

Baca Juga:  Sekda Janji Bangun Rumah Atini yang Terbakar

Ia menegaskan, pemerintah berupaya agar stok kembali normal secara bertahap.
“Kami imbau masyarakat tidak panik dan membeli sesuai kebutuhan agar distribusi bisa merata,” pesannya.

Sementara itu, pelaku usaha kecil seperti penjual gorengan dan nasi uduk mengaku terpukul. Harga gas di luar pangkalan melonjak hingga Rp25 ribu per tabung, bahkan beberapa kedai terpaksa tutup sementara.

“Kalau gas tak ada, ya kami tak bisa jualan,” kata Rahmat, pedagang gorengan di Jalan Alah Air.

Marwan memastikan, tambahan pasokan dari Pertamina akan segera disalurkan ke seluruh pangkalan di Kecamatan Tebing Tinggi dan sekitarnya. “Begitu kapal perbaikan selesai, stok kembali normal. Kami tak ingin warga panik setiap kali ingin masak,” pungkasnya.(wir)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO)Sudah berminggu-minggu warga di pusat Kabupaten Kepulauan Meranti kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram. Dalam beberapa hari terakhir, keluhan makin deras karena stok gas subsidi makin langka di pasaran.

Sulastri (38), warga Jalan Alah Air, mengaku sudah berkeliling ke tiga tempat tapi tak satu pun pangkalan menjual tabung gas.
“Biasanya bisa beli dua tabung, sekarang satu pun tak dapat,” keluhnya kepada Riaupos.co, Senin (3/11/2025).

Sebagian warga bahkan terpaksa kembali ke cara lama — memasak menggunakan kayu bakar. Menurut mereka, situasi kali ini yang terparah sejak pertengahan tahun.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kepulauan Meranti, Marwan, membenarkan kelangkaan tersebut. Ia menjelaskan, penyebab utama adalah berhentinya operasional salah satu agen resmi, PT Mutiara Riski, karena kapal pengangkut mereka masih dalam perbaikan.

Baca Juga:  Dukung Tugas Pokok Kehumasan di Era Digital

“Sejak Agustus 2025 kapal angkut PT Mutiara Riski belum selesai diperbaiki, jadi pasokan dari mereka terhenti total,” ujar Marwan.

Padahal, dari empat agen resmi di Meranti—yakni PT Pertamina, PT Sinergi Sehati, PT Meranti Sopia Jaya, dan PT Mutiara Riski—setiap bulan biasanya menyalurkan sekitar 130 ribu tabung LPG. Namun karena satu agen lumpuh, suplai anjlok drastis, bahkan hanya tersisa sekitar 57 ribu tabung pada September 2025.

Akibatnya, banyak warung makan menutup lebih awal dan pedagang kecil harus berebut stok di pangkalan tersisa. Disperindag Meranti kini sudah berkoordinasi dengan Pertamina untuk menambah pasokan melalui agen aktif lainnya.

“Kita sudah minta tambahan distribusi sementara. Pertamina menyetujui, dan pasokan tambahan segera tiba beberapa hari ke depan,” jelas Marwan.

Baca Juga:  Ketua Bawaslu Tegaskan soal Adil dan Setara

Ia menegaskan, pemerintah berupaya agar stok kembali normal secara bertahap.
“Kami imbau masyarakat tidak panik dan membeli sesuai kebutuhan agar distribusi bisa merata,” pesannya.

Sementara itu, pelaku usaha kecil seperti penjual gorengan dan nasi uduk mengaku terpukul. Harga gas di luar pangkalan melonjak hingga Rp25 ribu per tabung, bahkan beberapa kedai terpaksa tutup sementara.

“Kalau gas tak ada, ya kami tak bisa jualan,” kata Rahmat, pedagang gorengan di Jalan Alah Air.

Marwan memastikan, tambahan pasokan dari Pertamina akan segera disalurkan ke seluruh pangkalan di Kecamatan Tebing Tinggi dan sekitarnya. “Begitu kapal perbaikan selesai, stok kembali normal. Kami tak ingin warga panik setiap kali ingin masak,” pungkasnya.(wir)

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari