INDRAGIRI HULU (RIAUPOS.CO) – Kebakaran hebat menghanguskan asrama siswa SMK Teknologi YPL Lirik di Desa Gudang Batu, Kecamatan Lirik, Kabupaten Inhu, Kamis (17/7) sekira pukul 09.00 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, namun sejumlah barang berharga milik siswa ikut terbakar.
Kapolres Inhu AKBP Fahrian Saleh Siregar SIK MSI melalui Kasi Humas Aiptu Misran mengatakan, asrama siswa itu dengan ukuran 4 X 5 meter. “Ada tujuh asrama atau kamar siswa yang terbakar dalam kejadian itu,” ujar Misran, Kamis (17/7).
Dijelaskannya, pada pagi itu saksi Sarto yang juga karyawan SMK YPL Lirik sedang berada di belakang asrama 10. Di mana saat itu, saksi yang merupakan warga Jalan Gedung Suntik RT 001 RW 002 Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Pasir Penyu Kabupaten Inhu, sedang membuat asrama baru.
Saksi tiba-tiba melihat kepulan asap tebal dari arah asrama tiga. Di lokasi asrama tersebut sudah terdapat aliran listrik.
Kemudian saksi memberitahukan kejadian ke para guru yang berada di kantor.
”Setelah mendapat laporan saksi, salah seorang sekuriti menghubungi pihak Damkar dan pihak kepolisian,” sebut Misran.
Api terus membesar dan sudah sulit dikendalikan. Akibatnya, tujuh dari 10 bangunan asmara hangus terbakar.
Api mulai dapat dikendalikan saat mobil pemadam kebakaran (Damkar) tiba ke lokasi. Mobil Damkar itu diantaranya, satu unit milik PT Pertamina EP, satu unit mobil Damkar milik PT EMP, satu unit mobil Damkar milik KPPB Inhu, satu unit milik KPPB dari Kecamatan Pasir Penyu dan satu unit mobil Damkar milik PT TPP.
Lebih jauh disampaikannya, selain menghanguskan tujuh unit asrama, juga ikut terbakar tujuh kompor gass, tujuh Magigcom. Selain itu, satu unit sepeda motor milik Fikih Saragih satu unit sepeda motor milik milik Yulfa Andre Pratama.
Selain itu, satu unit sepeda motormilik Yandra Suprianto, satu unit sepeda motor milik Perdi, satu unit sepeda motor milik Raja Sijabat, sepeda motor milik Steven dan satu unit sepeda motor milik Idho.
”Saat ini penyebab kebakaran masih dalam tahap Lidik dan kerugian juga belum dapat ditaksir,” terang Misran.(yls)
Laporan KASMEDI, Rengat