Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Alat Swab Tak Tersedia, Keluarga Pasien Mengeluh

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Toni, salah seorang kelurga pasien yang masih diduga terpapar Covid-19 merasa kesal dan menyayangkan terhadap pelayanan di RSUD Bengkalis.

Pasalnya ia yang membawa orang tuanya bernama Makruf (67) ke RSUD, Jumat (30/7) sekitar pukul 20.30 WIB, karena mengalami sesak napas. Namun setelah menunggu lama dan diambil sampel swab PCR, harus menunggu tiga hari lagi baru diketahui hasilnya.

"Ini kita tinggal di Pulau Bengkalis dan akan memakan waktu lama untuk dapat mengetahui hasil swab PCR nya. Padahal sebelum keluar hasil swab PCR pasien harus diisolasi dengan pelayanan yang sangat menyedihkan," ujar Toni kepada Riau Pos, Senin (2/8).

Ia mengaku, malam itu orang tuanya sempat dimasukkan ke ruang isolasi dari malam sampai pagi. Namun karena orang tuanya tidak tahan berada di ruang isolasi, yang pelayanannya sangat lambat, akhirnya ia dan keluarganya memutuskan untuk membawa pulang orang tuanya.

Baca Juga:  Cegah Penyebaran Covid-19, Polsek Mandau Gelar Operasi Yustisi 

Menurunya, dengan perundingan yang sangat susah, akhirnya pihak rumah sakit mengizinkan orang tuanya dibawa pulang untuk dirawat secara mandiri di rumah. Karena ia khawatir selama dirawat di rumah sakit, orang tuanya tidak boleh ditemani maupun  dijenguk.

"Tentu kondisi ini membuat orang tua kami stres. Karena perawatnya masih berkosentrasi merawat pasien yang usdah terpapar Covid-19. Sedangkan ayah kami masih menunggu 3 hari lagi, apakah positif terpapar atau tidak," ujarnya.

Ia memutuskan merawat ayahnya di rumah, dengan berbekal tabung oksigen dan infus yang dibeli secara pribadi. Namun, ia juga mengaku khawatir dengan perawatan yang dilakukan di rumahnya, karena kondisi ayahnya terlihat sangat susah untuk mengeluarkan dahaknya saat batuk.

Baca Juga:  Menyekap Karyawan, PT IDB Direkomendasikan DPRD Riau Tak Boleh Beroperasi

Toni meminta kepada Pemkab Bengkalis untuk menyediakan alat swab PCR untuk masyarakat yang ada di Pulau Bengkalis. Apalagi anggaran APBD Bengkalis masih cukup besar yang mencapai Rp3,1 triliun, kenapa untuk pengadaan alat swab sepertinya saja tidak bisa dilakukan.

"Kondisi ini tidak hanya dialami orang tua saya, tapi masih banyak yang seperti ini. Kalau kami biarkan perawatan seadanya di rumah sakit tentu ini bisa menghilangkan nyawa orang tua saya," kesalnya.

Terhadap persoalan itu, Plt Direktur RSUD Bengkalis dr Ersan Saputra Th ketika dikonfirmasi terkait keluhan keluarga pasien belum berhasil dimintai tanggapannya. Karena saat dikonfirmasi melalui pesan watshapp tidak dibalas dan dihubungi melalui telepon genggamnya juga tidak aktif.(ade)

Laporan ABU KASIM, Bengkalis

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Toni, salah seorang kelurga pasien yang masih diduga terpapar Covid-19 merasa kesal dan menyayangkan terhadap pelayanan di RSUD Bengkalis.

Pasalnya ia yang membawa orang tuanya bernama Makruf (67) ke RSUD, Jumat (30/7) sekitar pukul 20.30 WIB, karena mengalami sesak napas. Namun setelah menunggu lama dan diambil sampel swab PCR, harus menunggu tiga hari lagi baru diketahui hasilnya.

- Advertisement -

"Ini kita tinggal di Pulau Bengkalis dan akan memakan waktu lama untuk dapat mengetahui hasil swab PCR nya. Padahal sebelum keluar hasil swab PCR pasien harus diisolasi dengan pelayanan yang sangat menyedihkan," ujar Toni kepada Riau Pos, Senin (2/8).

Ia mengaku, malam itu orang tuanya sempat dimasukkan ke ruang isolasi dari malam sampai pagi. Namun karena orang tuanya tidak tahan berada di ruang isolasi, yang pelayanannya sangat lambat, akhirnya ia dan keluarganya memutuskan untuk membawa pulang orang tuanya.

- Advertisement -
Baca Juga:  626 WP Sarang Walet Masuk PAD Bengkalis

Menurunya, dengan perundingan yang sangat susah, akhirnya pihak rumah sakit mengizinkan orang tuanya dibawa pulang untuk dirawat secara mandiri di rumah. Karena ia khawatir selama dirawat di rumah sakit, orang tuanya tidak boleh ditemani maupun  dijenguk.

"Tentu kondisi ini membuat orang tua kami stres. Karena perawatnya masih berkosentrasi merawat pasien yang usdah terpapar Covid-19. Sedangkan ayah kami masih menunggu 3 hari lagi, apakah positif terpapar atau tidak," ujarnya.

Ia memutuskan merawat ayahnya di rumah, dengan berbekal tabung oksigen dan infus yang dibeli secara pribadi. Namun, ia juga mengaku khawatir dengan perawatan yang dilakukan di rumahnya, karena kondisi ayahnya terlihat sangat susah untuk mengeluarkan dahaknya saat batuk.

Baca Juga:  Gubri Sosialisasikan Penggunaan Masker di Rupat

Toni meminta kepada Pemkab Bengkalis untuk menyediakan alat swab PCR untuk masyarakat yang ada di Pulau Bengkalis. Apalagi anggaran APBD Bengkalis masih cukup besar yang mencapai Rp3,1 triliun, kenapa untuk pengadaan alat swab sepertinya saja tidak bisa dilakukan.

"Kondisi ini tidak hanya dialami orang tua saya, tapi masih banyak yang seperti ini. Kalau kami biarkan perawatan seadanya di rumah sakit tentu ini bisa menghilangkan nyawa orang tua saya," kesalnya.

Terhadap persoalan itu, Plt Direktur RSUD Bengkalis dr Ersan Saputra Th ketika dikonfirmasi terkait keluhan keluarga pasien belum berhasil dimintai tanggapannya. Karena saat dikonfirmasi melalui pesan watshapp tidak dibalas dan dihubungi melalui telepon genggamnya juga tidak aktif.(ade)

Laporan ABU KASIM, Bengkalis

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari