(RIAUPOS.CO) — Berbagai jenis produk kerajinan unggulan dan usaha kuliner dipamerkan selama Tour de Siak (TdSi) berlangsung 18- 22 September 2019.
Pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan produk unggulan UKMK dari masyarakat dengan menampilkan setiap adanya kesempatan seperti stand bazar ini sebagai sarana promosi sehingga diharapkan lebih dikenal masyatakat.
Berbagai inovasi dan produk unggulan masing- masing kecamatan sebanyak 14 kecamatan,Dekranasda dan gabungan pelaku usaha lainnya begitu menarik ditampilkan dan di promosikan dalam pameran bazar ekonomi kreatif tersebut.
“Produk unggulan dari kecamatan, pelaku usaha lain dipromosikan di stan bazar ekonomi kreatif yang bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujar Kepala Dinas Koperasi Wan Fajri Auli.
Di stan bazar Dekrasanda mempromosikan produk asli Kabupaten Siak yakni kain dan baju tenun Siak yang sudah terkenal.
“Kita tampilkan tenun Siak dan produk unggulan lainnya di stan bazar TdSi sampai penutupan,” ujar salah seorang pengurus stan Rosma, Ahad (22/9).
Dia mengatakan, dalam sehari penjualan barang di stan bazar bisa mencapai Rp700 ribu. “Kami menjual barang produk kerajinan tangan seperti tenun Siak dan lainnya dan omzet per hari mencapai Rp 700 ribu. Memang lebih sedikit dibandingkan tahun kemarin, karena pembukaan stan bazar dipindahkan,” ungkapnya.
Semenatara stan Kecamatan Kandis dipamerkan selain kerajinan tangan UKM, juga kuliner unggulan dari daerah tersebut.
“Kita menampillan berbagai produk hasil kerajinan tangan dan kuliner unggulan dari UKM Kecamatan Kandis,” ujar Ketua TP PKK Kandis Lilis Suryani Kurniawan.
Hal senada juga disampaikan guru SMKN I Pariwisata Nana, Ahad (22/9) kerajinan tangan seperti tas, baju dan kuliner merupakan kerajinan langsung yang dibuat oleh para siswa dan dipamerkan di stan bazar.
“Tahun ini agak sepi karena pembukaan dan penutupan TdSi Siak dipindahkan di Gedung Daerah yang awalnya di halaman Siak Bermada,” ujar Nana.
Namun kunjungan masyarakat yang datang ke stan bazar terutama malam hari lebih ramai. “Kami dapat Rp300 ribu per hari, cukup biaya operasional siswa, memang tidak banyak dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkapnya.(adv)