Sabtu, 23 November 2024
spot_img

2.738 Warga Riau Terkena DBD

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sejak Januari hingga bulan September 2020, jumlah warga Riau yang terkena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mencapai 2.738 orang. Jumlah ini naik dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019 lalu yakni 2.703.

Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, jumlah kasus DBD tertinggi di Riau selama periode Januari hingga September terjadi pada bulan Januari yakni mencapai 791 kasus. Kemudian mulai menurun pada Februari yakni 579 kasus.

“Terjadinya peningkatan jumlah pasien DBD pada bulan Januari dikarenakan saat itu memasuki musim hujan. Karena memang siklus perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD yakni nyamuk aedes aegypti saat musim hujan,” kata Mimi.

Lebih lanjut dikatakannya, pada bulan Maret hingga September, jumlah pasien DBD terus mengalami penurunan. Yakni pada Maret 467 kasus, April 242, Mei 211, Juni 162, Juli 164, Agustus 81 dan September 41 orang.

Baca Juga:  Minta Pramuka Tak Dibawa ke Politik

“Angka penambahan pasien DBD diprediksi akan kembali naik pada November ini, karena menurut prediksi dari BMKG, di Provinsi Riau bulan ini akan terjadi musim hujan,” ujarnya.

Untuk mencegah penyebaran penyakit DBD, menurut Mimi bisa dilakukan dengan cara kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) mulai dari lingkungan rumah masing-masing. Kegiatan PSN harus difokuskan pada tempat-tempat yang disukai nyamuk aedes aegypti tersebut.

“Kegiatan PSN harus difokuskan pada genangan air yang tidak bersentuhan dengan tanah secara langsung. Seperti misalnya bak kamar mandi, tempat  penampungan air, air pembuangan kulkas tempat minum burung, pot bunga, dispenser air minum (wadah limpahan airnya), atau barang bekas di sekitar rumah,” katanya.

Pada tempat-tempat tersebut, hendaknya dapat dipastikan tidak terdapat jentik nyamuk. Karena satu jentik nyamuk betina, dalam 12 – 14 hari akan berubah jadi nyamuk dewasa. Dan satu nyamuk betina dewasa sekali bertelur bisa mencapai 100-150 butir telur.

Baca Juga:  Riau Kembali Nihil Kematian Covid-19

“Dalam masa hidup nyamuk betina dewasa berkisar satu bulan, bisa bertelur hingga lebih kurang empat kali. Jadi bisa dibayangkan satu nyamuk betina bisa bertelur hingga 600 telur sebulan. Jadi jika melihat ada jentik berarti kita terancam demam bisa,” ujarnya.

Dijelaskan Mimi, bahwa jam kerja nyamuk aedes aegypti pada pagi hari mulai pukul 09.00-10.00 WIB. Dan sore hari pada pukul 15.00-16.00 WIB. Untuk itu, ia mengimbau pakai selalu lotoin anti nyamuk terutama bagi anak-anak pada saat pagi atau sebelum berangkat sekolah dan sore saat bermain. (sol)

 

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sejak Januari hingga bulan September 2020, jumlah warga Riau yang terkena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mencapai 2.738 orang. Jumlah ini naik dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019 lalu yakni 2.703.

Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, jumlah kasus DBD tertinggi di Riau selama periode Januari hingga September terjadi pada bulan Januari yakni mencapai 791 kasus. Kemudian mulai menurun pada Februari yakni 579 kasus.

- Advertisement -

“Terjadinya peningkatan jumlah pasien DBD pada bulan Januari dikarenakan saat itu memasuki musim hujan. Karena memang siklus perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD yakni nyamuk aedes aegypti saat musim hujan,” kata Mimi.

Lebih lanjut dikatakannya, pada bulan Maret hingga September, jumlah pasien DBD terus mengalami penurunan. Yakni pada Maret 467 kasus, April 242, Mei 211, Juni 162, Juli 164, Agustus 81 dan September 41 orang.

- Advertisement -
Baca Juga:  970,5 Km Jalan Provinsi Rusak Berat

“Angka penambahan pasien DBD diprediksi akan kembali naik pada November ini, karena menurut prediksi dari BMKG, di Provinsi Riau bulan ini akan terjadi musim hujan,” ujarnya.

Untuk mencegah penyebaran penyakit DBD, menurut Mimi bisa dilakukan dengan cara kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) mulai dari lingkungan rumah masing-masing. Kegiatan PSN harus difokuskan pada tempat-tempat yang disukai nyamuk aedes aegypti tersebut.

“Kegiatan PSN harus difokuskan pada genangan air yang tidak bersentuhan dengan tanah secara langsung. Seperti misalnya bak kamar mandi, tempat  penampungan air, air pembuangan kulkas tempat minum burung, pot bunga, dispenser air minum (wadah limpahan airnya), atau barang bekas di sekitar rumah,” katanya.

Pada tempat-tempat tersebut, hendaknya dapat dipastikan tidak terdapat jentik nyamuk. Karena satu jentik nyamuk betina, dalam 12 – 14 hari akan berubah jadi nyamuk dewasa. Dan satu nyamuk betina dewasa sekali bertelur bisa mencapai 100-150 butir telur.

Baca Juga:  Riau Kembali Nihil Kematian Covid-19

“Dalam masa hidup nyamuk betina dewasa berkisar satu bulan, bisa bertelur hingga lebih kurang empat kali. Jadi bisa dibayangkan satu nyamuk betina bisa bertelur hingga 600 telur sebulan. Jadi jika melihat ada jentik berarti kita terancam demam bisa,” ujarnya.

Dijelaskan Mimi, bahwa jam kerja nyamuk aedes aegypti pada pagi hari mulai pukul 09.00-10.00 WIB. Dan sore hari pada pukul 15.00-16.00 WIB. Untuk itu, ia mengimbau pakai selalu lotoin anti nyamuk terutama bagi anak-anak pada saat pagi atau sebelum berangkat sekolah dan sore saat bermain. (sol)

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari