Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Dumai Terbanyak Terserang ISPA

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Terhitung hingga Juli 2019, data kunjungan pasien infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ke puskesmas di Provinsi Riau sebanyak 7.269 orang. Kondisi ini, menurut Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan Riau Dr Yohanes masih di bawah rata-rata normal. Dijelaskannya, jumlah puskesmas di Riau ada 232 unit, sedangkan kecamatan ada 166.

Kenaikan dari kondisi normal tiap kecamatan untuk ISPA itu hanya satu sampai dua kunjungan. Apabila dikalikan semua dengan jumlah puskesmas/kecamatan, maka angkanya akan menjadi besar. Misalnya, satu puskesmas menerima satu sampai dua kunjungan ikalikan 232 puskesmas, maka kunjungan bisa mencapai 232 sampai 464 kunjungan.

"Kali sebulan sudah ada enam ribu sekian. Jadi, itu naiknya cuma segitu. Sekarang Juli juga tidak begitu banyak. Hanya tujuh ribuan, angka itu tidak signifikan kenaikannya," terang Yohanes kepada Riau Pos.

Baca Juga:  Gubri Diminta Lakukan Mutasi

Dari data kunjungan itu, lanjut Yohanes, terbanyak berada di Kota Dumai sebanyak 5.028, diikuti Pelalawan 779 orang, Kampar 708 orang, Pekanbaru 258 orang, Rohil 250 orang, Siak dan Bengkalis 167 orang. Kasus lain di Juli 2019 ada Pneumonia ada 68 kasus, asma 301 kasus serta iritasi kulit sebanyak 201 kasus se Riau.

"ISPA itu merupakan peringkat satu dari sepuluh penyakit terbanyak di Indonesia. Jadi, ada atau tidak asap itu tetap banyak yang terserang ISPA," sambungnya.

Salah satu penyebab ISPA ialah masalah daya imunitas seseorang. Ada lima kelompok yang rawan terkena ISPA. Yakni ibu hamil, bayi, balita, anak sekolah antara umur enam sampai 12 tahun dan lanjut usia (lansia).

"Misalnya jumlah penduduk Pekanbaru ada satu juta, di antara satu sampai 15 persen itu ada 150 ribu orang bisa terkena ISPA setiap harinya. Menjaga pola makan, terus kalau ada tempat sumber air seperti sumur dan bak, itu ditutup. Karena partikel-partikel debu bisa masuk ke sana. Misalnya mandi, debu melekat ke badan, bisa gatal-gatal," tambahnya.

Baca Juga:  HKN sebagai Momentum Tingkatkan Kinerja ASN

Bukan hanya kabut asap kebakaran saja, kata Yohanes, polusi udara akibat kendaraan, pabrik, jalan berdebu bisa menyebabkan seseorang terkena ISPA. Ditambah adanya perubahan cuaca yang tak menentu saat ini mudah menyerang siapa saja.

"Apabila ISPU sudah mencapai KLH 100-200 di level tidak sehat. Kami bahkan sudah membuat surat edaran, jangan keluar rumah, kalau tetap keluar pakai masker. Untuk mencegah terkena ISPA," ujarnya.(*1)

>>> Selengkapnya baca koran Riau Pos

Editor: Arif Oktafian

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Terhitung hingga Juli 2019, data kunjungan pasien infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ke puskesmas di Provinsi Riau sebanyak 7.269 orang. Kondisi ini, menurut Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan Riau Dr Yohanes masih di bawah rata-rata normal. Dijelaskannya, jumlah puskesmas di Riau ada 232 unit, sedangkan kecamatan ada 166.

Kenaikan dari kondisi normal tiap kecamatan untuk ISPA itu hanya satu sampai dua kunjungan. Apabila dikalikan semua dengan jumlah puskesmas/kecamatan, maka angkanya akan menjadi besar. Misalnya, satu puskesmas menerima satu sampai dua kunjungan ikalikan 232 puskesmas, maka kunjungan bisa mencapai 232 sampai 464 kunjungan.

- Advertisement -

"Kali sebulan sudah ada enam ribu sekian. Jadi, itu naiknya cuma segitu. Sekarang Juli juga tidak begitu banyak. Hanya tujuh ribuan, angka itu tidak signifikan kenaikannya," terang Yohanes kepada Riau Pos.

Baca Juga:  Kemenparekraf dan PT Gelar Bimtek Dua Desa Wisata di Riau

Dari data kunjungan itu, lanjut Yohanes, terbanyak berada di Kota Dumai sebanyak 5.028, diikuti Pelalawan 779 orang, Kampar 708 orang, Pekanbaru 258 orang, Rohil 250 orang, Siak dan Bengkalis 167 orang. Kasus lain di Juli 2019 ada Pneumonia ada 68 kasus, asma 301 kasus serta iritasi kulit sebanyak 201 kasus se Riau.

- Advertisement -

"ISPA itu merupakan peringkat satu dari sepuluh penyakit terbanyak di Indonesia. Jadi, ada atau tidak asap itu tetap banyak yang terserang ISPA," sambungnya.

Salah satu penyebab ISPA ialah masalah daya imunitas seseorang. Ada lima kelompok yang rawan terkena ISPA. Yakni ibu hamil, bayi, balita, anak sekolah antara umur enam sampai 12 tahun dan lanjut usia (lansia).

"Misalnya jumlah penduduk Pekanbaru ada satu juta, di antara satu sampai 15 persen itu ada 150 ribu orang bisa terkena ISPA setiap harinya. Menjaga pola makan, terus kalau ada tempat sumber air seperti sumur dan bak, itu ditutup. Karena partikel-partikel debu bisa masuk ke sana. Misalnya mandi, debu melekat ke badan, bisa gatal-gatal," tambahnya.

Baca Juga:  Minta Kejati Tahan SH

Bukan hanya kabut asap kebakaran saja, kata Yohanes, polusi udara akibat kendaraan, pabrik, jalan berdebu bisa menyebabkan seseorang terkena ISPA. Ditambah adanya perubahan cuaca yang tak menentu saat ini mudah menyerang siapa saja.

"Apabila ISPU sudah mencapai KLH 100-200 di level tidak sehat. Kami bahkan sudah membuat surat edaran, jangan keluar rumah, kalau tetap keluar pakai masker. Untuk mencegah terkena ISPA," ujarnya.(*1)

>>> Selengkapnya baca koran Riau Pos

Editor: Arif Oktafian

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari