Minggu, 13 Oktober 2024

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Resmikan Dua Ekoriparian

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia Siti Nurbaya melakukan peresmian Ekoriparian Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) dan Ekoriparian Lancang Kuning (Unilak), Senin (30/9).

Ekoriparian ini merupakan bentuk kerja sama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan di Provinsi Riau dan juga merupakan bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

- Advertisement -

Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan, pembangunan Ekoriparian di sekitar area kampus ini menurutnya sangat baik karena berhubungan langsung dengan masyarakat. Kemudian juga relevansi sosialnya cukup tinggi.

“Mulai dari persoalan air limbah rumah tangga dan penyediaan tempat UMKM. Jadi ada peran dan manfaat fisik, ekologis, sosial budaya, ekonomi, serta manfaat estetika lingkungan,” katanya.

- Advertisement -

Lebih lanjut dikatakanya, hingga saat ini ia sudah banyak meresmikan Ekoriparian di beberapa daerah di Indonesia dan seiring berjalannya waktu, Ekoriparian yang dibangun juga semakin bervariasi.

“Ekoriparian ini juga bisa memperkaya keanekaragaman hayati disekitarnya. Karena itu saya mendorong masyarakat untuk ikut membangun Ekoriparian mulai dari yang sederhana dulu itu akan sangat berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan,” ajaknya.

Baca Juga:  Ade Agus: TNI Semakin Jaya di Darat, Laut dan Udara

Direktur Utama PHR Ruby Mulyawan mengatakan, fasilitas Ekoriparian ini menjadi langkah nyata PHR dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

“PHR mengucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan yang diberikan oleh KLHK dalam memberikan arahan-arahan terkait pengelolaan dan perlindungan lingkungan di Wilayah Kerja (WK) Rokan. Dengan diserahkannya Ekoriparian kepada Umri dan Unilak semoga dapat dikelola dengan baik secara mandiri untuk dirasakan manfaatnya bagi masyarakat Riau,” katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, Ekoriparian Umri merupakan proyek yang dibangun PHR sejak Agustus 2023 telah berhasil diselesaikan pada April 2024 dan Ekoriparian Unilak dibangun pada Desember 2022 dan berhasil diselesaikan pada Februari 2023.

“Proyek pembangunan ini meliputi kawasan seluas lebih kurang 10 hektare di area kampus Unilak dan kawasan sekitar 2 hektare, di tengah Kota Pekanbaru di area kampus Umri,” sebutnya.

Dijelaskannya, konsep Ekoriparian dirancang untuk restorasi dan konservasi dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial masyarakat, dan ekonomi yang saling terintegrasi. Terdapat constructed wetland atau rawa buatan yang diciptakan dan didesain khusus untuk pengolahan air tercemar dengan memanfaatkan proses alami yang terintegrasi.

Baca Juga:  Pemda Harus Agresif Belanja

“Air limbah dari permukiman yang mengarah ke danau akan mengalami dekontaminasi melalui proses alami yang melibatkan vegetasi rawa atau riparian,” sebutnya.

Rektor Unilak Prof Dr Junaidi SS MHum berharap kedepannya Unilak dapat terus menjadi pusat pembelajaran dan inspirasi bagi perguruan tinggi lainnya dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan.

“Manfaat yang dapat diperoleh dari Ekoriparian ini sangat beragam. Pertama, terbentuknya kelembagaan untuk dapat mengelola fasilitas yang terbangun secara mandiri dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Selain itu, fasilitas ini akan menjadi tempat wisata edukasi, sebagai sarana olahraga dan ruang terbuka hijau bagi masyarakat Riau. Selanjutnya, fasilitas ini dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian sumber mata air di kawasan hutan Unilak serta membantu menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK),” sebutnya.(sol)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia Siti Nurbaya melakukan peresmian Ekoriparian Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) dan Ekoriparian Lancang Kuning (Unilak), Senin (30/9).

Ekoriparian ini merupakan bentuk kerja sama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan di Provinsi Riau dan juga merupakan bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan, pembangunan Ekoriparian di sekitar area kampus ini menurutnya sangat baik karena berhubungan langsung dengan masyarakat. Kemudian juga relevansi sosialnya cukup tinggi.

“Mulai dari persoalan air limbah rumah tangga dan penyediaan tempat UMKM. Jadi ada peran dan manfaat fisik, ekologis, sosial budaya, ekonomi, serta manfaat estetika lingkungan,” katanya.

Lebih lanjut dikatakanya, hingga saat ini ia sudah banyak meresmikan Ekoriparian di beberapa daerah di Indonesia dan seiring berjalannya waktu, Ekoriparian yang dibangun juga semakin bervariasi.

“Ekoriparian ini juga bisa memperkaya keanekaragaman hayati disekitarnya. Karena itu saya mendorong masyarakat untuk ikut membangun Ekoriparian mulai dari yang sederhana dulu itu akan sangat berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan,” ajaknya.

Baca Juga:  Mupel Germasa GPIB Akan Hadirkan Menteri LHK

Direktur Utama PHR Ruby Mulyawan mengatakan, fasilitas Ekoriparian ini menjadi langkah nyata PHR dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

“PHR mengucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan yang diberikan oleh KLHK dalam memberikan arahan-arahan terkait pengelolaan dan perlindungan lingkungan di Wilayah Kerja (WK) Rokan. Dengan diserahkannya Ekoriparian kepada Umri dan Unilak semoga dapat dikelola dengan baik secara mandiri untuk dirasakan manfaatnya bagi masyarakat Riau,” katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, Ekoriparian Umri merupakan proyek yang dibangun PHR sejak Agustus 2023 telah berhasil diselesaikan pada April 2024 dan Ekoriparian Unilak dibangun pada Desember 2022 dan berhasil diselesaikan pada Februari 2023.

“Proyek pembangunan ini meliputi kawasan seluas lebih kurang 10 hektare di area kampus Unilak dan kawasan sekitar 2 hektare, di tengah Kota Pekanbaru di area kampus Umri,” sebutnya.

Dijelaskannya, konsep Ekoriparian dirancang untuk restorasi dan konservasi dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial masyarakat, dan ekonomi yang saling terintegrasi. Terdapat constructed wetland atau rawa buatan yang diciptakan dan didesain khusus untuk pengolahan air tercemar dengan memanfaatkan proses alami yang terintegrasi.

Baca Juga:  4.040 Wisman Berkunjung ke Riau Tahun Lalu

“Air limbah dari permukiman yang mengarah ke danau akan mengalami dekontaminasi melalui proses alami yang melibatkan vegetasi rawa atau riparian,” sebutnya.

Rektor Unilak Prof Dr Junaidi SS MHum berharap kedepannya Unilak dapat terus menjadi pusat pembelajaran dan inspirasi bagi perguruan tinggi lainnya dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan.

“Manfaat yang dapat diperoleh dari Ekoriparian ini sangat beragam. Pertama, terbentuknya kelembagaan untuk dapat mengelola fasilitas yang terbangun secara mandiri dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Selain itu, fasilitas ini akan menjadi tempat wisata edukasi, sebagai sarana olahraga dan ruang terbuka hijau bagi masyarakat Riau. Selanjutnya, fasilitas ini dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian sumber mata air di kawasan hutan Unilak serta membantu menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK),” sebutnya.(sol)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari