Lukman Edy Setuju Jokowi Tunjuk Erick Tangani Dua Krisis

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Dewan Pakar Indonesia Maju Institute (IMI) Lukman Edy mengatakan, paling tidak ada dua persoalan besar yang dihadapi bangsa pada saat ini. Pertama, pandemi Covid-19, dan kedua, soal krisis ekonomi.

“Terhadap dua persoalan besar tersebut, maka yang akan dihadapi adalah kenyataan Indonesia menghadapi ancaman dua krisis sekaligus,” kata mantan Menteri Pemberdayaan Desa Tertinggal dalam kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut dalam keterangan tertulisnya pada Jawapos.com.

- Advertisement -

Dua krisis itu direspons oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Tim Pemulihan Ekonomi Nasional. Menteri BUMN Erick Thohir ditunjuk jadi ketua tim pelaksananya.

Hal itu, kata Lukman, karena Erick Thohir memiliki sense of crisis yang sama dengan Presiden Joko Widodo. 

- Advertisement -

“Itu merupakan langkah yang tepat dan menunjukkan sense of crisis menghadapi ketidakpastian keadaan ke depan,” jelas mantan anggota DPRD Riau ini.

Dijelaskan Lukman, pandemi Covid-19 yang belum tentu kapan akan berakhir sehingga seluruh negara meningkatkan kewaspadaannya terhadap kemungkinan munculnya pandemi jilid II yang lebih parah. 

Sementara, soal situasi ekonomi dunia yang tidak menentu, dimana hampir semua negara mengalami negatif growth (pertumbuhan ekonomi), bahkan banyak yang negatif pertumbuhannya hingga dua digit.

Lukman juga menyinggung soal statemen Presiden Jokowi dalam minggu-minggu terakhir ini memperlihatkan kerisauan dan sensitifitasnya terhadap keadaan.

“Pertama, kemarahan beliau di sidang Kabinet karena melihat para pembantunya yang belum sejiwa dengannya dalam menghadapi krisis. Ada yang serius tapi banyak yang santai saja. Presiden Jokowi ingin frekuensi sensitifitas para pembantunya sama dengannya ketika menghadapi krisis sekarang ini,” katanya.

Kedua, katanya, ketika Presiden Jokowi pidato di depan para gubernur yang mengingatkan keseriusan kepala daerah dalam menangani pandemi Corono di daerah masing-masing terkait masih lambannya eksekusi APBD sehingga menjadi penyebab tidak terangkatnya pertumbuhan.

“Intinya Jokowi ingin, apa yang beliau ucapkan minggu-minggu terakhir ini, juga di eksekusi. Beliau tidak ingin hanya didengar tapi tidak dilaksanakan. Beliau ingin langkah cepat yang dilandasi sense of crisis yang kuat,” tegas Lukman.

Dia menilai Erick dipilih untuk memimpin pelaksana penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi, karena Jokowi butuh orang berkinerja cepat. Bukan saja karena Menteri BUMN ini punya fungsi dan kewenangan yang cukup untuk mengemban amanah berat ini.

“Tetapi Jokowi juga melihat, di antara pembantu beliau, Erick Thohir lah yang paling cepat, kreatif dan tidak bertele-tele dalam menghadapi krisis sekarang ini,” jelasnya.

Dalam penanganan corona, Lukman mengusulkan agar Erick segera menginventarisasi permasalahan sebagai breakdown dari dua masalah besar, yaitu ancaman pandemi COVID-19 jilid dua, dan ancaman krisis ekonomi dengan cepat dan lugas serta tidak bertele-tele ala birokrasi.

Lukman juga meminta Erick untuk menyiapkan payung-payung hukum yang menghambat kerja penanganan ekonomi nasional dan penanganan pandemi Covid-19.

“Banyak mekanisme pembuatan payung hukum yang bisa ditempuh Erick, mulai dari Permen, Perpres, atau Peraturan Pemerintah bahkan Perppu sekalipun bisa ditempuh,” jelas Lukman Edy.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Hary B Koriun

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Dewan Pakar Indonesia Maju Institute (IMI) Lukman Edy mengatakan, paling tidak ada dua persoalan besar yang dihadapi bangsa pada saat ini. Pertama, pandemi Covid-19, dan kedua, soal krisis ekonomi.

“Terhadap dua persoalan besar tersebut, maka yang akan dihadapi adalah kenyataan Indonesia menghadapi ancaman dua krisis sekaligus,” kata mantan Menteri Pemberdayaan Desa Tertinggal dalam kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut dalam keterangan tertulisnya pada Jawapos.com.

Dua krisis itu direspons oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Tim Pemulihan Ekonomi Nasional. Menteri BUMN Erick Thohir ditunjuk jadi ketua tim pelaksananya.

Hal itu, kata Lukman, karena Erick Thohir memiliki sense of crisis yang sama dengan Presiden Joko Widodo. 

“Itu merupakan langkah yang tepat dan menunjukkan sense of crisis menghadapi ketidakpastian keadaan ke depan,” jelas mantan anggota DPRD Riau ini.

Dijelaskan Lukman, pandemi Covid-19 yang belum tentu kapan akan berakhir sehingga seluruh negara meningkatkan kewaspadaannya terhadap kemungkinan munculnya pandemi jilid II yang lebih parah. 

Sementara, soal situasi ekonomi dunia yang tidak menentu, dimana hampir semua negara mengalami negatif growth (pertumbuhan ekonomi), bahkan banyak yang negatif pertumbuhannya hingga dua digit.

Lukman juga menyinggung soal statemen Presiden Jokowi dalam minggu-minggu terakhir ini memperlihatkan kerisauan dan sensitifitasnya terhadap keadaan.

“Pertama, kemarahan beliau di sidang Kabinet karena melihat para pembantunya yang belum sejiwa dengannya dalam menghadapi krisis. Ada yang serius tapi banyak yang santai saja. Presiden Jokowi ingin frekuensi sensitifitas para pembantunya sama dengannya ketika menghadapi krisis sekarang ini,” katanya.

Kedua, katanya, ketika Presiden Jokowi pidato di depan para gubernur yang mengingatkan keseriusan kepala daerah dalam menangani pandemi Corono di daerah masing-masing terkait masih lambannya eksekusi APBD sehingga menjadi penyebab tidak terangkatnya pertumbuhan.

“Intinya Jokowi ingin, apa yang beliau ucapkan minggu-minggu terakhir ini, juga di eksekusi. Beliau tidak ingin hanya didengar tapi tidak dilaksanakan. Beliau ingin langkah cepat yang dilandasi sense of crisis yang kuat,” tegas Lukman.

Dia menilai Erick dipilih untuk memimpin pelaksana penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi, karena Jokowi butuh orang berkinerja cepat. Bukan saja karena Menteri BUMN ini punya fungsi dan kewenangan yang cukup untuk mengemban amanah berat ini.

“Tetapi Jokowi juga melihat, di antara pembantu beliau, Erick Thohir lah yang paling cepat, kreatif dan tidak bertele-tele dalam menghadapi krisis sekarang ini,” jelasnya.

Dalam penanganan corona, Lukman mengusulkan agar Erick segera menginventarisasi permasalahan sebagai breakdown dari dua masalah besar, yaitu ancaman pandemi COVID-19 jilid dua, dan ancaman krisis ekonomi dengan cepat dan lugas serta tidak bertele-tele ala birokrasi.

Lukman juga meminta Erick untuk menyiapkan payung-payung hukum yang menghambat kerja penanganan ekonomi nasional dan penanganan pandemi Covid-19.

“Banyak mekanisme pembuatan payung hukum yang bisa ditempuh Erick, mulai dari Permen, Perpres, atau Peraturan Pemerintah bahkan Perppu sekalipun bisa ditempuh,” jelas Lukman Edy.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya