JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai banyaknya kepala daerah berprestasi di partainya berasal dari proses pendidikan.
Langkah itu kemudian terinstitusionalisasi menjadi sekolah kepala daerah yang dipelopori partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu.
Hal itu diungkap Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, dalam diskusi Kesiapan PDI Perjuangan menuju Pilkada 2020 dan Testimoni Para Kepala Daerah yang digelar di kantor pusat partai itu di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/8).
Acara itu menghadirkan empat kepala daerah berperestasi yang diusung DPP PDI Perjuangan (PDIP). Yakni Gubernur Sumsel Nurdin Abdullah, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Bupati Puncak Willem Wandik dan Bupati Boven Digul. Dari Unsur DPP PDIP hadir Bambang DH, sementara Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yudha menjadi narasumber.
Hasto menceritakan ketika PDIP berada di luar pemerintahan sejak 2004, pihaknya melakukan upaya pada 2005 yaitu memfungsikan platform pemerintahan daerahnya. Saat itu, beberapa kepala daerah berprestasi dikumpulkan. “Termasuk Pak Jokowi,” kata dia.
Dari situ, PDIP lalu melaksanakan sekolah untuk para calon kepala daerah. Para kepala daerah yang dinilai berhasil dalam kerjanya, diundang untuk mengajar di sekolah itu. Bukan hanya bersumber dari internal, para kepala daerah berhasil dari eksternal seperti Ridwan Kamil, juga diminta membagi pengalamannya.
“Inilah upaya kami menampilkan wajah politik yang membangun peradaban lewat mencetak kader partai yang baik. Dan kepala daerah kami itu dididik, bukan kepala daerah yang dibajak dari parpol lain. Ini akhirnya menghasilkan kerja yang baik juga. Kami memperoleh hasil baik di pilkada yang senapas dengan pemilu legislatif dan Pilpres,” beber Hasto.
Bambang DH mengatakan pihaknya memang terus memperbaiki pola-pola rekrutmen calon kepala daerah sekaligus pola kaderisasi. Berbagai disiplin ilmu diterapkan seperti psikotes, fit and proper test, hingga pelatihan-pelatihan.
“Kami cek semuanya. Dari ideologinya, pemahaman atas wilayah yang dipimpin, dan komitmen terhadap Konstitusi negara kita,” kata Bambang.
Hasilnya, PDIP memenangkan 50,37 persen pilkada serentak, dan hasilnya menjadi modal memenangkan pertarungan Pilpres lalu. Bambang melanjutkan, di Kongres V di Bali pada 8-10 Agustus mendatang, partainya akan membahas kembali cara mengoreksi sehingga sistem yang ada semakin sempurna.
Direktur Poltracking Hanta Yudha mengakui bahwa di Pemilu 2019, PDI Perjuangan adalah partai yang paling solid mendukung pasangan Jokowi – KH Ma’ruf Amin sekaligus berhasil mencatat rekor sebagai partai politik (Parpol) pemenang pemilu dua kali berturut-turut.
“Data survei kami, pemilih paling solid dari Pak Jokowi, yang angkatnya di atas 95 persen adalah PDI Perjuangan. Begitupun di pasangan 02, paling solid adalah Gerindra. Nah kalau NasDem, dan Golkar relatif terbelah, tak terlalu kuat soliditasnya,” kata Hanta.
Sumber: JPNN.com
Editor: Deslina