Senin, 20 Mei 2024

Jelang Tahun Ajaran Baru, Ini Imbauan Kemendikbudristek untuk Guru

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong satuan pendidikan melaksanakan pembelajaran tatap muka 100 persen. Cara ini penting untuk mengejar ketertinggalan siswa selama masa pandemi Covid-19 yang menjalani pembelajaran secara daring.

Direktur Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Muhammad Hasbi mengimbau para guru untuk mengenali kemampuan setiap siswa melalui asesmen diagnostik. Karena selama masa pandemi Covid-19, peserta didik belajar berbeda-beda sehingga level kemampuannya beragam.

Yamaha

”Guru perlu melakukan asesmen diagnostik kepada semua peserta didik. Jadi, saat PTM, guru bisa menerapkan pembelajaran berbasis kemampuan murid,” kata Hasbi kepada wartawan, Sabtu (16/7/2022).

Baca Juga:  Kemah Blok Upaya Mewujudkan Karakter P5

Asesmen diagnostik merupakan sebuah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan siswa, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi siswa. Penerapan asesmen diagnostik ini sejalan dengan upaya Kemendikburistek memperkenalkan Kurikulum Merdeka.

“Kurikulum Merdeka ini memiliki sejarah yang panjang di mana pada awal pandemi, Kemendikbudristek melakukan penyesuaian terhadap Kurikulum 2013 yang kemudian melahirkan Kurikulum Darurat,” imbuhnya.

- Advertisement -

Ia menuturkan, pandemi Covid-19 membatasi aktivitas manusia sehingga berdampak terhadap banyak bidang, termasuk pendidikan. Hal ini menyebabkan learning loss atau kehilangan pembelajaran sehingga memicu menurunnya capaian belajar. Dari hasil penelitian yang dilakukan Kemendikbudristek, Kurikulum Darurat ini mampu mengatasi kehilangan pembelajaran yang terjadi di satuan pendidikan.

Baca Juga:  Saling Memahami, Menghargai dan Menghormati

“Oleh karena itu, kurikulum ini kita sempurnakan menjadi Kurikulum Merdeka yang menjadi amunisi bagi pemerintah untuk melakukan pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. PTM masih menjadi yang paling efektif dibandingkan dengan sistem lain, misalnya Pembelajaran Jarak Jauh. Ini adalah strategi utama kami untuk membawa kembali siswa ke sekolah,” pungkas Hasbi.

- Advertisement -

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong satuan pendidikan melaksanakan pembelajaran tatap muka 100 persen. Cara ini penting untuk mengejar ketertinggalan siswa selama masa pandemi Covid-19 yang menjalani pembelajaran secara daring.

Direktur Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Muhammad Hasbi mengimbau para guru untuk mengenali kemampuan setiap siswa melalui asesmen diagnostik. Karena selama masa pandemi Covid-19, peserta didik belajar berbeda-beda sehingga level kemampuannya beragam.

”Guru perlu melakukan asesmen diagnostik kepada semua peserta didik. Jadi, saat PTM, guru bisa menerapkan pembelajaran berbasis kemampuan murid,” kata Hasbi kepada wartawan, Sabtu (16/7/2022).

Baca Juga:  Kemah Blok Upaya Mewujudkan Karakter P5

Asesmen diagnostik merupakan sebuah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan siswa, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi siswa. Penerapan asesmen diagnostik ini sejalan dengan upaya Kemendikburistek memperkenalkan Kurikulum Merdeka.

“Kurikulum Merdeka ini memiliki sejarah yang panjang di mana pada awal pandemi, Kemendikbudristek melakukan penyesuaian terhadap Kurikulum 2013 yang kemudian melahirkan Kurikulum Darurat,” imbuhnya.

Ia menuturkan, pandemi Covid-19 membatasi aktivitas manusia sehingga berdampak terhadap banyak bidang, termasuk pendidikan. Hal ini menyebabkan learning loss atau kehilangan pembelajaran sehingga memicu menurunnya capaian belajar. Dari hasil penelitian yang dilakukan Kemendikbudristek, Kurikulum Darurat ini mampu mengatasi kehilangan pembelajaran yang terjadi di satuan pendidikan.

Baca Juga:  PCR Lakukan Seleksi Ujian dan Wawancara Beasiswa Pendidikan Kota Dumai

“Oleh karena itu, kurikulum ini kita sempurnakan menjadi Kurikulum Merdeka yang menjadi amunisi bagi pemerintah untuk melakukan pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. PTM masih menjadi yang paling efektif dibandingkan dengan sistem lain, misalnya Pembelajaran Jarak Jauh. Ini adalah strategi utama kami untuk membawa kembali siswa ke sekolah,” pungkas Hasbi.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari