Rabu, 27 Agustus 2025
spot_img

Perpustakaan Dijadikan Kelas Alternatif

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – SDN 92 Pekanbaru yang beralamat di Jalan Umban Sari atas Kecamatan Rumbai menjadikan ruang perpustakaan sebagai kelas alternatif di bulan Ramadan.

Guru sekaligus Wali Kelas 3A Jasni Yeti SPd saat dijumpai di perpustakaan sekolah, beberapa waktu lalu mengatakan, kegiatan belajar mengajar di perpustakaan lebih bagus agar siswa tidak hanya menjadikan ruang kelas sebagai wadah satu-satunya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

Penting juga mengarahkan siswa-siswi untuk belajar bersama di perpustakaan, seperti berlatih membaca puisi dan aktivitas produktif lainnya.

‘’Saya suka mengajar di perpustakaan, kami jadikan kelas alternatif, sehingga siswa bisa membaca berbagai judul buku ketika kita sedang menilai tugas siswa,’’ jelasnya.

Baca Juga:  Puluhan SMA Sains Tahfizh Islamic Center Siak Lulus

Jasni Yeti mengatakan, sejauh ini minat baca siswa dan siswi di sekolah tersebut masih kurang. Dengan dijadikannya perpustakan sebagai ruang kelas alternatif. Dampak positif dari tingginya budaya membaca siswa-siswi dapat dilihat dari aktifnya siswa berdiskusi ataupun berinteraksi saat berada dalam perpustakaan yang tentunya juga turut berpengaruh pada tingginya pengetahuan dan prestasi akademik.

‘’Kalau pas waktu membaca ada yang tidak paham mereka saling bertanya atau saat membaca judul buku yang menarik meraka bisa saling cerita dan tukar buku bacaan. Termasuk saat ada perlombaan juga, siswa biasanya cari buku referensi di sini, seperti puisi, pantun, dongeng sehingga mereka ada ketertarikan untuk membaca,” ungkapnya.(*1/rul)

Baca Juga:  Diperbaiki, Ajaran Baru SDN 83 Difungsikan

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – SDN 92 Pekanbaru yang beralamat di Jalan Umban Sari atas Kecamatan Rumbai menjadikan ruang perpustakaan sebagai kelas alternatif di bulan Ramadan.

Guru sekaligus Wali Kelas 3A Jasni Yeti SPd saat dijumpai di perpustakaan sekolah, beberapa waktu lalu mengatakan, kegiatan belajar mengajar di perpustakaan lebih bagus agar siswa tidak hanya menjadikan ruang kelas sebagai wadah satu-satunya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

Penting juga mengarahkan siswa-siswi untuk belajar bersama di perpustakaan, seperti berlatih membaca puisi dan aktivitas produktif lainnya.

‘’Saya suka mengajar di perpustakaan, kami jadikan kelas alternatif, sehingga siswa bisa membaca berbagai judul buku ketika kita sedang menilai tugas siswa,’’ jelasnya.

Baca Juga:  Stok Darah Aman Jelang Idulfitri

Jasni Yeti mengatakan, sejauh ini minat baca siswa dan siswi di sekolah tersebut masih kurang. Dengan dijadikannya perpustakan sebagai ruang kelas alternatif. Dampak positif dari tingginya budaya membaca siswa-siswi dapat dilihat dari aktifnya siswa berdiskusi ataupun berinteraksi saat berada dalam perpustakaan yang tentunya juga turut berpengaruh pada tingginya pengetahuan dan prestasi akademik.

- Advertisement -

‘’Kalau pas waktu membaca ada yang tidak paham mereka saling bertanya atau saat membaca judul buku yang menarik meraka bisa saling cerita dan tukar buku bacaan. Termasuk saat ada perlombaan juga, siswa biasanya cari buku referensi di sini, seperti puisi, pantun, dongeng sehingga mereka ada ketertarikan untuk membaca,” ungkapnya.(*1/rul)

Baca Juga:  Kemah Blok Upaya Mewujudkan Karakter P5
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – SDN 92 Pekanbaru yang beralamat di Jalan Umban Sari atas Kecamatan Rumbai menjadikan ruang perpustakaan sebagai kelas alternatif di bulan Ramadan.

Guru sekaligus Wali Kelas 3A Jasni Yeti SPd saat dijumpai di perpustakaan sekolah, beberapa waktu lalu mengatakan, kegiatan belajar mengajar di perpustakaan lebih bagus agar siswa tidak hanya menjadikan ruang kelas sebagai wadah satu-satunya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

Penting juga mengarahkan siswa-siswi untuk belajar bersama di perpustakaan, seperti berlatih membaca puisi dan aktivitas produktif lainnya.

‘’Saya suka mengajar di perpustakaan, kami jadikan kelas alternatif, sehingga siswa bisa membaca berbagai judul buku ketika kita sedang menilai tugas siswa,’’ jelasnya.

Baca Juga:  MAN 1 Gelar Feshona Rohis Mansa Islam Olimpiad

Jasni Yeti mengatakan, sejauh ini minat baca siswa dan siswi di sekolah tersebut masih kurang. Dengan dijadikannya perpustakan sebagai ruang kelas alternatif. Dampak positif dari tingginya budaya membaca siswa-siswi dapat dilihat dari aktifnya siswa berdiskusi ataupun berinteraksi saat berada dalam perpustakaan yang tentunya juga turut berpengaruh pada tingginya pengetahuan dan prestasi akademik.

‘’Kalau pas waktu membaca ada yang tidak paham mereka saling bertanya atau saat membaca judul buku yang menarik meraka bisa saling cerita dan tukar buku bacaan. Termasuk saat ada perlombaan juga, siswa biasanya cari buku referensi di sini, seperti puisi, pantun, dongeng sehingga mereka ada ketertarikan untuk membaca,” ungkapnya.(*1/rul)

Baca Juga:  Siswa MAN 2 Pekanbaru Kembali Wakili Indonesia pada IESO

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari