Senin, 20 Mei 2024

Ikhtiar dan Berdoa Hadapi Wabah

Di dalam sejarah pada masa Khalifah Umar bin Khatab ra dikatakan oleh Syakh Ali Ash Shalabi bahwa Khalifah Umar bin Khatab ra bersama para sahabatnya berjalan dari Madinah menuju negeri Syam. Mereka berhenti di daerah perbatasan sebelum memasuki Syam karena mendengar ada wabah tha’um amwas yang melanda negeri tersebut. Yakni suatu penyakit menular benjolan di seluruh tubuh yang akhirnya pecah dan mengakibatkan pendarahan. Abu Ubaidah bin Al Jannah, seorang yang dikagumi Umar ra, sang Gubernur Syam ketika itu datang ke perbatasan untuk menemui rombongan. Terjadi dialog yang hangat antar para sahabat, apakah mereka masuk atau pulang ke Madinah.  

Umar ra yang cerdas minta saran kaum Muhajirin, Anshar dan orang-orang yang ikut Fathu Makkah. Mereka semua berbeda pendapat bahkan Abu Ubaidah ra menginginkan mereka masuk, dan berkata, mengapa engkau lari dari Allah SWT, lalu Umar ra menyanggahnya dan bertanya jika kamu punya kambing dan ada dua lahan yang subur yang kering ke mana akan engkau arahkan kambing mu? Jika lahan kering itu  adalah takdir Allah dan jika ke lahan subur itu juga takdir Allah, sesungguhnya dengan kami pulang kita hanya berpindah dari takdir satu ke takdir yang lain.  

Baca Juga:  Pekanbaru Layak Miliki Politeknik Negeri

Akhirnya perbedaan itu berakhir ketika Abdul Rahman bin Auf ra mengucapkan hadis Rasulullah SAW, artinya jika kalian mendengar wabah melanda suatu negeri, maka jangan kalian memasukinya, dan jika kalian berada di daerah itu janganlah keluar untuk lari darinya (HR Bukhari Muslim). Akhirnya mereka pun pulang ke Madinah. Umar ra merasa tidak kuasa meninggalkan sahabat yang dikaguminya.

Yamaha

Abu Ubaidah ra beliau pun menulis surat untuk mengajaknya ke Madinah. Nama beliau adalah Abu Ubaidah ra yang hidup bersama rakyatnya dan mati bersama rakyatnya Umar ra pun menangis membalas surat balasan itu dan bertambah tangisnya ketika mendengar Abu Ubaidah, Muadz bin Jabal, Suhail bin Amir dan sahabat-sahabat mulia lainnya wafat karena wabah tha’um di negeri Syam. Total sekitar dua puluh ribu orang wafat, hampir separuh penduduk Syam ketika itu. Pada akhirnya wabah tersebut berhenti ketika sahabat Amir bin Ashar yang memimpin Syam.

Baca Juga:  Fenomena Karir

Rasulullah SAW sangat menganjurkan kepada umatnya selalu berdoa untuk keselamatan, lafazkan di setiap pagi dan sore. Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihu, say’un fil ardhi walafissamaai wahumma sami’ un alim (Dengan nama Allah yang apabila disebut, segala sesuatu yang dibumi dan langit tidak berbahaya. Dialah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui).

Dengan ikhtiar yang maksimal dan diiringi dengan berdoa, berzikir kepada Allah SWT, semoga kita dijauhi dari wabah Virus Covid-19 oleh Allah swt.***

- Advertisement -

Dr Yuliusman MAg , Sekretaris Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Pekanbaru

Di dalam sejarah pada masa Khalifah Umar bin Khatab ra dikatakan oleh Syakh Ali Ash Shalabi bahwa Khalifah Umar bin Khatab ra bersama para sahabatnya berjalan dari Madinah menuju negeri Syam. Mereka berhenti di daerah perbatasan sebelum memasuki Syam karena mendengar ada wabah tha’um amwas yang melanda negeri tersebut. Yakni suatu penyakit menular benjolan di seluruh tubuh yang akhirnya pecah dan mengakibatkan pendarahan. Abu Ubaidah bin Al Jannah, seorang yang dikagumi Umar ra, sang Gubernur Syam ketika itu datang ke perbatasan untuk menemui rombongan. Terjadi dialog yang hangat antar para sahabat, apakah mereka masuk atau pulang ke Madinah.  

Umar ra yang cerdas minta saran kaum Muhajirin, Anshar dan orang-orang yang ikut Fathu Makkah. Mereka semua berbeda pendapat bahkan Abu Ubaidah ra menginginkan mereka masuk, dan berkata, mengapa engkau lari dari Allah SWT, lalu Umar ra menyanggahnya dan bertanya jika kamu punya kambing dan ada dua lahan yang subur yang kering ke mana akan engkau arahkan kambing mu? Jika lahan kering itu  adalah takdir Allah dan jika ke lahan subur itu juga takdir Allah, sesungguhnya dengan kami pulang kita hanya berpindah dari takdir satu ke takdir yang lain.  

Baca Juga:  Masa Depan Pendidikan Anak Negeri

Akhirnya perbedaan itu berakhir ketika Abdul Rahman bin Auf ra mengucapkan hadis Rasulullah SAW, artinya jika kalian mendengar wabah melanda suatu negeri, maka jangan kalian memasukinya, dan jika kalian berada di daerah itu janganlah keluar untuk lari darinya (HR Bukhari Muslim). Akhirnya mereka pun pulang ke Madinah. Umar ra merasa tidak kuasa meninggalkan sahabat yang dikaguminya.

Abu Ubaidah ra beliau pun menulis surat untuk mengajaknya ke Madinah. Nama beliau adalah Abu Ubaidah ra yang hidup bersama rakyatnya dan mati bersama rakyatnya Umar ra pun menangis membalas surat balasan itu dan bertambah tangisnya ketika mendengar Abu Ubaidah, Muadz bin Jabal, Suhail bin Amir dan sahabat-sahabat mulia lainnya wafat karena wabah tha’um di negeri Syam. Total sekitar dua puluh ribu orang wafat, hampir separuh penduduk Syam ketika itu. Pada akhirnya wabah tersebut berhenti ketika sahabat Amir bin Ashar yang memimpin Syam.

Baca Juga:  Televisi Digital Terestrial, Pahamkah Masyarakat?

Rasulullah SAW sangat menganjurkan kepada umatnya selalu berdoa untuk keselamatan, lafazkan di setiap pagi dan sore. Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihu, say’un fil ardhi walafissamaai wahumma sami’ un alim (Dengan nama Allah yang apabila disebut, segala sesuatu yang dibumi dan langit tidak berbahaya. Dialah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui).

Dengan ikhtiar yang maksimal dan diiringi dengan berdoa, berzikir kepada Allah SWT, semoga kita dijauhi dari wabah Virus Covid-19 oleh Allah swt.***

Dr Yuliusman MAg , Sekretaris Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari