(RIAUPOS.CO) — Gelandang Manchester United Paul Pogba lagi-lagi jadi sasaran hujatan fans. Eksekusi penaltinya ditepis kiper Wolverhampton Wanderers Rui Patricio. Gara-gara Pogba, MU hanya mendapat satu poin saat bertemu Wolves di Stadion Molineux pada matchweek kedua.
Laju MU di klasemen sementara pun tersendat. Sekali menang dan sekali seri hanya membawa Setan Merah nangkring di posisi keempat dengan poin empat. MU ada di bawah Liverpool dan Arsenal yang mengemas poin enam. Tetangga MU, Manchester City walau punya poin sama namun karena margin gol lebih apik maka berhak duduk di posisi ketiga.
Pundit Sky Sports Gary Neville secara implisit menumpukan kesalahan kepada Pogba. Sebab di mata eks bek kanan MU itu Pogba seperti ‘merebut’ jatah algojo penalti dari rekannya Marcus Rashford.
“Mengapa harus diperdebatkan soal siapa yang akan menendang penalti? Rashford terbukti bisa mencetak gol pekan lalu saat jadi eksekutor,” kata Neville. Saat menghancurkan Chelsea di matchweek perdana dengan empat gol, gol pembuka MU lahir dari eksekusi Rashford.
Komentar Neville tersebut berdasar rekaman di televisi yang menunjukkan seolah-olah Rashford dan Pogba berembuk lebih dahulu sebelum akhirnya Pogba yang jadi penendang penalti. Menurut pria 44 tahun itu penentuan siapa algojo seharusnya sudah ditentukan sebelum laga digelar.
“Ini adalah penalti MU, bukan tombola,” cecar Neville. Tombola adalah lotere yang berasal dari Italia Selatan dan pertama dimainkan di Naples pada abad ke-18.
Neville menggarisbawahi MU punya deretan penendang yang apik. Ada Anthony Martial atau rekrutan anyar Daniel James. ‘‘Tapi karena tak ada sosok dengan karakter pemimpin di tubuh MU, untuk sekedar menentukan penalti pun harus berdiskusi,” ucap Neville.
Opini berbeda dilontarkan oleh mantan winger MU yang kini melatih timnas Wales Ryan Giggs menuturkan Rashford justru yang salah. Sebagai seorang penyerang tengah, Rashford punya hak veto untuk menempatkan dirinya sebagai penendang penalti tim.
“Ingat, Marcus (Rashford) sukses mengeksekusi di pertandingan pertama Lalu buat apa berunding lagi dengan teman-temannya ketika mendapat kesempatan serupa di pertandingan kedua?,” ucap Giggs kesal pada Optus Sport.
Giggs mengingatkan seharusnya Rashford tahu kalau rekor Pogba dalam eksekusi penalti buruk. Musim lalu, Pogba gagal tiga kali dari total sepuluh penalti yang didapatnya. Artinya angka gagal Pogba mencapai 30 persen.
“Bisa saja Marcus diganti posisinya sebagai algojo penalti MU tapi dengan catatan dia gagal di kesempatan sebelumnya. Yang lucu menurut saya, Marcus sukses di kesempatan pertama musim ini lantas mengapa diganti?” kata Giggs.
Nah, di internal MU Rashford kemudian berkata kalau bukan Pogba yang layak dipersalahkan dengan kegagalan eksekusinya. Sebab semua anggota tim yang harus memikul kesalahan itu.
“Paul Pogba menyatakan keinginannya untuk mengambil kesempatan jadi algojo penalti kali ini. Kemudian kami semua berembuk sebentar dan ditunjuklah Paul sebagai eksekutor,” jelas Rashford seperti dikutip Daily Mail.
Pelatih MU Ole Gunnar Solskjaer kepada Manchester Evening News berkata kalau dalam timnya Rashford dan Pogba adalah dua nama yang jadi pilihan utama sebagai eksekutor penalti. Jadi ketika keduanya bergantian jadi penendang, hal itu bukan masalah.
“Pada momen lawan Wolves, siapa penendangnya itu terserah kepada mereka. Terkadang pemain-pemain itu merasa sangat konfiden untuk jadi penendang penalti,” ujar Solskjaer. “Di kesempatan sebelumnya, dia (Pogba, red) juga menghasilkan gol penalti untuk kami,” tambah pelatih berusia 46 tahun tersebut.
Solskjaer membela Pogba dengan mengatakan lebih mengapresiasi pemain yang mengajukan dirinya untuk jadi eksekutor. Artinya sang penendang tersebut memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar dari rekan-rekannya.(dra/eca)
Laporan JPG, Wolverhampton