JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Keputusan Sean Gelael mundur dari balapan GP Inggris disayangkan banyak pihak. Pembalap Indonesia satu-satunya di kelas balap intermediate itu menyebutkan, keputusannya mundur sepenuhnya terkait dengan masalah prinsip.
’’Empat tahun di F2 terjadi banyak hal, khususnya tahun ini. Yang sepenuhnya di luar kontrol saya dan ekstrem,’’ ujar Sean seperti dikutip Motorsport. Dia menyebut kasus di Monako ketika stewards menganggapnya kurang satu lap setelah terjadi red flag. Situasi itu membuat Sean kehilangan peluang mendulang podium.
’’Saya pikir ini masalah prinsip. Jika itu (tidak membalap) dilihat sebagai protes, saya tidak setuju. Tetapi, bagi saya itu sangat berarti. Anda (stewards) tidak boleh tidak konsisten dalam mengambil keputusan,’’ keluh putra pengusaha Indonesia Ricardo Gelael tersebut.
CEO Formula 2 Bruno Michel bersimpati atas masalah yang menimpa Sean. Dia menyesalkan tambahan penalti yang dijatuhkan kepada Sean tepat hanya beberapa saat menjelang feature race GP Inggris dimulai. ’’Saya sepenuhnya bisa memahami frustrasi dan reaksi Sean. Saya hanya bisa berharap dia kembali ke grid dan menyelesaikan musim ini. Sebab, dia dan keluarganya menjadi bagian penting di kelas ini selama empat tahun terakhir,’’ paparnya.
Kini Sean mengaku masih menimbang-nimbang dengan tenang untuk memutuskan masa depannya di F2. ’’Saya bersama tim dan manajemen sedang memikirkan hal itu dengan kepala dingin,’’ kata Sean.
Musim 2019 memang tidak berjalan baik buat Sean. Dia terlibat serangkaian insiden yang kemudian berbuah penalti. Di GP Azerbaijan, dia menabrak dua marshal yang membantu menyalakan mobilnya setelah mogok. Di Prancis, dia juga terlibat tabrakan dengan rekan setimnya, Mick Schumacher, di feature race.
Terakhir, insiden dengan Loius Deletraz membuatnya dijatuhi dua penalti sekaligus. Hingga kini, dia sudah menerima 10 penalti poin. Itu berarti tersisa dua poin penalti pada lisensi balapnya hingga sampai batas maksimal dijatuhi larangan membalap satu race.(jpg)
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Keputusan Sean Gelael mundur dari balapan GP Inggris disayangkan banyak pihak. Pembalap Indonesia satu-satunya di kelas balap intermediate itu menyebutkan, keputusannya mundur sepenuhnya terkait dengan masalah prinsip.
’’Empat tahun di F2 terjadi banyak hal, khususnya tahun ini. Yang sepenuhnya di luar kontrol saya dan ekstrem,’’ ujar Sean seperti dikutip Motorsport. Dia menyebut kasus di Monako ketika stewards menganggapnya kurang satu lap setelah terjadi red flag. Situasi itu membuat Sean kehilangan peluang mendulang podium.
- Advertisement -
’’Saya pikir ini masalah prinsip. Jika itu (tidak membalap) dilihat sebagai protes, saya tidak setuju. Tetapi, bagi saya itu sangat berarti. Anda (stewards) tidak boleh tidak konsisten dalam mengambil keputusan,’’ keluh putra pengusaha Indonesia Ricardo Gelael tersebut.
CEO Formula 2 Bruno Michel bersimpati atas masalah yang menimpa Sean. Dia menyesalkan tambahan penalti yang dijatuhkan kepada Sean tepat hanya beberapa saat menjelang feature race GP Inggris dimulai. ’’Saya sepenuhnya bisa memahami frustrasi dan reaksi Sean. Saya hanya bisa berharap dia kembali ke grid dan menyelesaikan musim ini. Sebab, dia dan keluarganya menjadi bagian penting di kelas ini selama empat tahun terakhir,’’ paparnya.
- Advertisement -
Kini Sean mengaku masih menimbang-nimbang dengan tenang untuk memutuskan masa depannya di F2. ’’Saya bersama tim dan manajemen sedang memikirkan hal itu dengan kepala dingin,’’ kata Sean.
Musim 2019 memang tidak berjalan baik buat Sean. Dia terlibat serangkaian insiden yang kemudian berbuah penalti. Di GP Azerbaijan, dia menabrak dua marshal yang membantu menyalakan mobilnya setelah mogok. Di Prancis, dia juga terlibat tabrakan dengan rekan setimnya, Mick Schumacher, di feature race.
Terakhir, insiden dengan Loius Deletraz membuatnya dijatuhi dua penalti sekaligus. Hingga kini, dia sudah menerima 10 penalti poin. Itu berarti tersisa dua poin penalti pada lisensi balapnya hingga sampai batas maksimal dijatuhi larangan membalap satu race.(jpg)