JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Everton, we never shone so brightly, Everton, the spirit of the Blues, Everton, we never shone so brightly, Everton, the spirit of the Blues!
Itulah petikan refrein lagu kebesaran Everton berjudul Spirit of the Blues. Lagu yang disindir hanya dinyanyikan dengan lantang oleh Evertonians di Goodison Park, tetapi cemen ketika di kandang lawan.
Khususnya di markas klub big six (Liverpool FC, Manchester City, Manchester United, Chelsea, Arsenal, dan Tottenham Hotspur).
Namun, musim ini Evertonians sudah tidak perlu malu-malu mengumandangkannya dengan lantang di stadion mana pun. Sebab, performa The Toffees musim ini memberi harapan bahwa Seamus Coleman dkk bisa meraih sesuatu yang besar.
Kemenangan 4-1 atas West Ham dalam putaran keempat Piala Liga kemarin (1/10) membuka peluang bagi Everton meraih trofi. Modal skuad besutan Carlo Ancelotti itu sudah cukup bagus. Yakni, menyapu bersih kemenangan dalam enam laga pertama pada awal musim.
Capaian yang tidak pernah terjadi di klub asal Merseyside tersebut sejak 1938–1939. Itulah musim ketika Everton menahbiskan diri sebagai kampiun First Division (nama jadul Premier League).
Dilansir di laman resmi klub, Ancelotti sudah mulai belajar menyanyikan Spirit of the Blues. Namun, mantan pelatih Juventus, AC Milan, Real Madrid, Paris Saint-Germain, dan Chelsea itu hanya ingin Evertonians mendengarkannya bernyanyi pada momen yang tepat.
"Saya hanya bernyanyi saat kami memenangkan trofi. Jadi, saya harap segera menyanyikannya (dengan memenangi Piala Liga, Red)," ujar Ancelotti.
Seiring lolos dari putaran keempat, Everton kini bersanding dengan tujuh klub lainnya di perempat final. Masih ada klub-klub tangguh seperti Manchester City, Manchester United, Tottenham Hotspur, hingga siapa pun pemenang antara Liverpool FC versus Arsenal dini hari tadi (2/10) sebagai rintangan.
"Setidaknya kami bisa menyamai capaian musim lalu," kata Carletto –sapaan akrab Ancelotti– kepada Liverpool Echo.
Hanya, musim lalu Everton terhenti di perempat final setelah kalah adu penalti 2-4 oleh Leicester City (19/12/2019). Saat itu hanya dua hari sebelum Ancelotti datang ke Finch Farm (markas latihan Everton) sebagai pengganti pelatih interim Duncan Ferguson.
Saat ini Ferguson menjadi asisten Ancelotti selain anak Ancelotti, Davide. Selain pengalaman dan kapabilitas Ancelotti, kunci sukses Everton melaju mulus sejauh ini adalah transfer musim panas yang pas.
Empat pemain yang datang sesuai dengan kebutuhan Ancelotti. Yaitu, bek kiri Niels Nkounkou (Olympique Marseille), gelandang bertahan Abdoulaye Doucoure (Watford FC) maupun Allan (SSC Napoli), serta gelandang serang James Rodriguez (Real Madrid). Dua nama terakhir paling berimbas terhadap performa The Toffees awal musim ini.
"Allan dan James berhasil menyeimbangkan lini tengah Everton," tulis Liverpool Echo dalam analisisnya.
Allan maupun James tak ubahnya pemain kesayangan Ancelotti. Masing-masing sudah dikenal pelatih peraih tiga gelar Liga Champions tersebut. Allan dikenal Ancelotti semasa di Napoli, sedangkan James ketika di Bayern Muenchen.
Memiliki James sekaligus membuat dua tukang gedor di lini depan Everton, Richarlison maupun Dominic Calvert-Lewin, lebih produktif. Mereka sudah menghasilkan total 12 gol dengan separo di antaranya tercipta di Piala Liga.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi