Senin, 20 Mei 2024

Tolak TKA Cina, Masa Bentrok dengan Aparat, Jurnalis Dihalangi Meliput

KENDARI (RIAUPOS.CO) – Bentrokan antara massa dari berbagai organisasi dan kampus di Kendari, Sulawesi Tenggara dengan pihak keamanan, akhirnya  tak bisa dihindari.

Massa yang sedari pagi berdemonstrasi menolak kedatangan tenaga kerja asing (TKA) Cina, di persimpangan Bandara Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, Konawe Selatan, terlihat tak takut dengan gabungan TNI Polri.

Yamaha

Bentrok pecah sekitar pukul 21.50 WITA. Massa yang membakar ban dan memblokade jalan menuju Bandara Haluoleo dihambur aparat dengan menggunakan water canon. Akibatnya, pengeras suara yang digunakan demonstran tidak bisa berfungsi dengan baik.

Massa kemudian membalas dengan melemparkan kayu dan batu. Hingga saat ini, polisi terus memaksa massa untuk mundur dan menjauh dari persimpangan Bandara Haluoleo, Kendari.

TKA Cina gelombang kedua dijadwalkan tiba di Bandara Haluoleo malam ini. Ribuan aparat gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP mengamankan bandara.

- Advertisement -
Baca Juga:  Jonatan Kalah dari Non-Unggulan, Fajar/Rian Gagal Pertahankan Gelar

Bandara dijaga ketat oleh personel dari TNI AU. Saat kedatangan 156 TKA pada gelombang pertama, 23 Juni lalu, jurnalis bisa masuk area Bandara Haluoleo setelah mengikuti rombongan Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Shaleh.

Pada gelombang kedua ini, Ketua DPRD Sultra tidak lagi melakukan inspeksi mendadak (sidak). Wartawan pun tak diberi akses oleh TNI untuk masuk liputan.

- Advertisement -

Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Haluoleo Kendari Kolonel Pnb Muzafar menyatakan, untuk sementara Bandara Haluoleo ditutup.

"Maaf mas sementara kami tutup dulu Ksatrian kami.. mohon pengertiannya yah Mas," kata Danlanud lewat pesan WhatsApp, seperti dikutip CNN.

Muzafar tidak menjelaskan alasan penutupan akses ke Bandara untuk jurnalis jelang kedatangan TKA Cina.

"Bukan juga sih (terkait TKA Cina, red). Kami lagi ada latihan di Ksatrian," tuturnya.

TNI-Polri Disiagakan

Sebelumnya, sebanyak seribu aparat gabungan dikerahkan untuk pengamanan kedatangan TKA Cina gelombang kedua di Provinsi Sulawesi Tenggara, Selasa (30/6).

Baca Juga:  Chelsea Kalahkan Atletico, Ini Bocoran Rahasianya dari Tuchel 

Kepala Biro Operasi (Karo Ops) Polda Sultra Kombes Pol Budi Wasono menyatakan aparat gabungan itu terdiri dari TNI, Polri dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

"Pagi sudah lakukan pagelaran personel terkait kedatangan tenaga kerja asing gelombang kedua ini," kata Budi Wasono kepada jurnalis di Kendari.

Aparat gabungan ini, sebut dia, ditempatkan di beberapa titik yang menjadi lokasi demonstrasi. Misalnya, di Kantor Imigrasi Kelas IA Kendari, simpang empat Kecamatan Ranomeeto, Tugu Adi Bahasa dan persimpangan Bandara Haluoleo Kendari Desa Ambaipua Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan.

"Anggota juga mobiling di dalam Kota Kendari," jelasnya.

Menurut Budi, tak masalah pihaknya mengerahkan aparat yang begitu besar dalam mengamankan kedatangan TKA Cina ini.

KENDARI (RIAUPOS.CO) – Bentrokan antara massa dari berbagai organisasi dan kampus di Kendari, Sulawesi Tenggara dengan pihak keamanan, akhirnya  tak bisa dihindari.

Massa yang sedari pagi berdemonstrasi menolak kedatangan tenaga kerja asing (TKA) Cina, di persimpangan Bandara Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, Konawe Selatan, terlihat tak takut dengan gabungan TNI Polri.

Bentrok pecah sekitar pukul 21.50 WITA. Massa yang membakar ban dan memblokade jalan menuju Bandara Haluoleo dihambur aparat dengan menggunakan water canon. Akibatnya, pengeras suara yang digunakan demonstran tidak bisa berfungsi dengan baik.

Massa kemudian membalas dengan melemparkan kayu dan batu. Hingga saat ini, polisi terus memaksa massa untuk mundur dan menjauh dari persimpangan Bandara Haluoleo, Kendari.

TKA Cina gelombang kedua dijadwalkan tiba di Bandara Haluoleo malam ini. Ribuan aparat gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP mengamankan bandara.

Baca Juga:  Kalahkan Bapenda Pekanbaru, Tim PWI Riau Terus Matangkan Skuad

Bandara dijaga ketat oleh personel dari TNI AU. Saat kedatangan 156 TKA pada gelombang pertama, 23 Juni lalu, jurnalis bisa masuk area Bandara Haluoleo setelah mengikuti rombongan Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Shaleh.

Pada gelombang kedua ini, Ketua DPRD Sultra tidak lagi melakukan inspeksi mendadak (sidak). Wartawan pun tak diberi akses oleh TNI untuk masuk liputan.

Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Haluoleo Kendari Kolonel Pnb Muzafar menyatakan, untuk sementara Bandara Haluoleo ditutup.

"Maaf mas sementara kami tutup dulu Ksatrian kami.. mohon pengertiannya yah Mas," kata Danlanud lewat pesan WhatsApp, seperti dikutip CNN.

Muzafar tidak menjelaskan alasan penutupan akses ke Bandara untuk jurnalis jelang kedatangan TKA Cina.

"Bukan juga sih (terkait TKA Cina, red). Kami lagi ada latihan di Ksatrian," tuturnya.

TNI-Polri Disiagakan

Sebelumnya, sebanyak seribu aparat gabungan dikerahkan untuk pengamanan kedatangan TKA Cina gelombang kedua di Provinsi Sulawesi Tenggara, Selasa (30/6).

Baca Juga:  Jonatan Kalah dari Non-Unggulan, Fajar/Rian Gagal Pertahankan Gelar

Kepala Biro Operasi (Karo Ops) Polda Sultra Kombes Pol Budi Wasono menyatakan aparat gabungan itu terdiri dari TNI, Polri dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

"Pagi sudah lakukan pagelaran personel terkait kedatangan tenaga kerja asing gelombang kedua ini," kata Budi Wasono kepada jurnalis di Kendari.

Aparat gabungan ini, sebut dia, ditempatkan di beberapa titik yang menjadi lokasi demonstrasi. Misalnya, di Kantor Imigrasi Kelas IA Kendari, simpang empat Kecamatan Ranomeeto, Tugu Adi Bahasa dan persimpangan Bandara Haluoleo Kendari Desa Ambaipua Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan.

"Anggota juga mobiling di dalam Kota Kendari," jelasnya.

Menurut Budi, tak masalah pihaknya mengerahkan aparat yang begitu besar dalam mengamankan kedatangan TKA Cina ini.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari