Jumat, 20 September 2024

Ini Respons Fahri Hamzah Terkait Penangkapan Penyerang Novel

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Mabes Polri dan Polda Metro Jaya menangkap dua anggota kepolisian aktif yang diduga sebagai penyerang penyidik KPK Novel Baswedan.

Mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah berharap Polri menggunakan momentum ini untuk membersihkan nama mereka yang selama ini seolah-olah tidak mau mengungkap kasus Novel.

“Kalau ini dianggap sebagai satu kemajuan, maka mudah-mudahan kepolisian menggunakan momentum ini untuk membersihkan namanya seolah-olah selama ini kepolisian tidak mau mengungkap kasus ini," kata Fahri menjawab jpnn.com, Jumat (27/12).

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia itu berharap kasus ini tidak saja harus diungkap secara komprehensif. Dia mengatakan di bawah Kapolri Jenderal Idham Azis yang baru menjabat, koordinasi antarkelembagaan dalam memberantas korupsi juga harus diperkuat.

- Advertisement -

"Mumpung kita memiliki Kapolri yang baru mudah-mudahan tidak saja kasus ini diungkap secara komprehensif, tetapi juga selain punya efek membersihkan nama kepolisian karena keterlibatan "orang dalam" di dalam kasus ini, maka juga adalah dalam rangka memperkuat koordinasi antarkelembagaan," paparnya.

Baca Juga:  Mendikbud Ingin Soal Ujian Dibuat Sekolah

"Khususnya dalam upaya pemberantasan korupsi ke depan," tambah Fahri.

- Advertisement -

Ia menegaskan bahwa segala hambatan yang mungkin membuat kerja sama antarkelembagaan memang harus dihapus. "Karena apa pun korupsi tidak mungkin bisa diselesaikan sendiri oleh satu lembaga," kata mantan aktivis mahasiswa 1998 itu.

Menurut Fahri, pemberantasan korupsi memerlukan satu koordinasi kelembagaan yang menyeluruh sebagai sebuah sistem pertahanan dan antikorupsi untuk membentuk Indonesia yang bersih ke depan.

Sebelumnya diberitakan, Bareskrim Polri bersama Polda Metro Jaya  membekuk pelaku penyerang Novel. Pelaku ditangkap Kamis malam (26/12) di kawasan Depok, Jawa Barat.

Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit mengatakan pelaku yang menyerang penyidik senior KPK itu berjumlah dua orang. Penangkapan ini, kata Listyo merupakan hasil tindak lanjut dari kerja tim teknis di lapangan.

Baca Juga:  Globalisasi Menjadi Tantangan bagi Pancasila

“Beberapa waktu lalu dari tim teknis telah menemukan informasi yang signifikan dan informasi itu kami dalami. Maka tadi malam kami dari tim teknis bekerja sama dengan Kakor Brimob telah mengamankan pelaku penyiraman air keras terhadap saudara NB. Pelaku ada dua orang,” kata Listyo kepada wartawan di Jakarta, Jumat (27/12).

Seperti diketahui, Novel disiram air keras pada 11 April 2017 setelah mantan polisi itu melaksanakan salat Subuh berjemaah di masjid dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara.(boy/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Mabes Polri dan Polda Metro Jaya menangkap dua anggota kepolisian aktif yang diduga sebagai penyerang penyidik KPK Novel Baswedan.

Mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah berharap Polri menggunakan momentum ini untuk membersihkan nama mereka yang selama ini seolah-olah tidak mau mengungkap kasus Novel.

“Kalau ini dianggap sebagai satu kemajuan, maka mudah-mudahan kepolisian menggunakan momentum ini untuk membersihkan namanya seolah-olah selama ini kepolisian tidak mau mengungkap kasus ini," kata Fahri menjawab jpnn.com, Jumat (27/12).

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia itu berharap kasus ini tidak saja harus diungkap secara komprehensif. Dia mengatakan di bawah Kapolri Jenderal Idham Azis yang baru menjabat, koordinasi antarkelembagaan dalam memberantas korupsi juga harus diperkuat.

"Mumpung kita memiliki Kapolri yang baru mudah-mudahan tidak saja kasus ini diungkap secara komprehensif, tetapi juga selain punya efek membersihkan nama kepolisian karena keterlibatan "orang dalam" di dalam kasus ini, maka juga adalah dalam rangka memperkuat koordinasi antarkelembagaan," paparnya.

Baca Juga:  WNA Cina Masuk Indonesia, Begini Kata Sekretaris Fraksi PPP DPR

"Khususnya dalam upaya pemberantasan korupsi ke depan," tambah Fahri.

Ia menegaskan bahwa segala hambatan yang mungkin membuat kerja sama antarkelembagaan memang harus dihapus. "Karena apa pun korupsi tidak mungkin bisa diselesaikan sendiri oleh satu lembaga," kata mantan aktivis mahasiswa 1998 itu.

Menurut Fahri, pemberantasan korupsi memerlukan satu koordinasi kelembagaan yang menyeluruh sebagai sebuah sistem pertahanan dan antikorupsi untuk membentuk Indonesia yang bersih ke depan.

Sebelumnya diberitakan, Bareskrim Polri bersama Polda Metro Jaya  membekuk pelaku penyerang Novel. Pelaku ditangkap Kamis malam (26/12) di kawasan Depok, Jawa Barat.

Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit mengatakan pelaku yang menyerang penyidik senior KPK itu berjumlah dua orang. Penangkapan ini, kata Listyo merupakan hasil tindak lanjut dari kerja tim teknis di lapangan.

Baca Juga:  Pemkab Rohil Gelar Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia

“Beberapa waktu lalu dari tim teknis telah menemukan informasi yang signifikan dan informasi itu kami dalami. Maka tadi malam kami dari tim teknis bekerja sama dengan Kakor Brimob telah mengamankan pelaku penyiraman air keras terhadap saudara NB. Pelaku ada dua orang,” kata Listyo kepada wartawan di Jakarta, Jumat (27/12).

Seperti diketahui, Novel disiram air keras pada 11 April 2017 setelah mantan polisi itu melaksanakan salat Subuh berjemaah di masjid dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara.(boy/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari