- Advertisement -
BUSAN (RIAUPOS.CO) — Presiden Jokowi mengatakan bahwa ASEAN dan Korea harus menjadi negara terdepan dalam pengembangan energi terbarukan di kawasan.
Di Indonesia, katanya, sejak tahun lalu pemerintah sudah mencanangkan kewajiban mencampur biodiesel dari kelapa sawit dengan solar sebesar 20 persen atau B20.
- Advertisement -
"Tahun depan kami akan mewajibkan peningkatan campuran biodiesel tersebut menjadi 30 persen atau B30. Indonesia saat ini juga tengah mengembangkan energi listrik berbasis air," kata Jokowi di forum ASEAN-Republic of Korea (RoK) CEO Summit, di Busan Exhibition and Convention Center (BEXCO), Senin (25/11).
Jokowi menyebutkan bahwa Indonesia juga memiliki sungai-sungai besar yang mampu menghasilkan energi listrik berbasis air dalam jumlah yang signifikan.
"Setidaknya ada dua lokasi, yaitu di Kalimantan Utara dengan potensi 11GW dan Papua dengan potensi 20GW. Dengan menggunakan energi listrik dari tenaga air, maka pengembangan industri yang kami lakukan akan memiliki emisi yang rendah," katanya.
- Advertisement -
Upaya tersebut menurut mantan gubernur DKI Jakarta itu, merupakan bagian dari komitmen pemerintahannya terhadap Perjanjian Paris. (fat/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal
BUSAN (RIAUPOS.CO) — Presiden Jokowi mengatakan bahwa ASEAN dan Korea harus menjadi negara terdepan dalam pengembangan energi terbarukan di kawasan.
Di Indonesia, katanya, sejak tahun lalu pemerintah sudah mencanangkan kewajiban mencampur biodiesel dari kelapa sawit dengan solar sebesar 20 persen atau B20.
- Advertisement -
"Tahun depan kami akan mewajibkan peningkatan campuran biodiesel tersebut menjadi 30 persen atau B30. Indonesia saat ini juga tengah mengembangkan energi listrik berbasis air," kata Jokowi di forum ASEAN-Republic of Korea (RoK) CEO Summit, di Busan Exhibition and Convention Center (BEXCO), Senin (25/11).
Jokowi menyebutkan bahwa Indonesia juga memiliki sungai-sungai besar yang mampu menghasilkan energi listrik berbasis air dalam jumlah yang signifikan.
- Advertisement -
"Setidaknya ada dua lokasi, yaitu di Kalimantan Utara dengan potensi 11GW dan Papua dengan potensi 20GW. Dengan menggunakan energi listrik dari tenaga air, maka pengembangan industri yang kami lakukan akan memiliki emisi yang rendah," katanya.
Upaya tersebut menurut mantan gubernur DKI Jakarta itu, merupakan bagian dari komitmen pemerintahannya terhadap Perjanjian Paris. (fat/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal