Rabu, 9 April 2025

Antisipasi Panas Ekstrem, Tenda Jemaah di Arafah Ber-AC Jumbo

MAKKAH (RIAUPOS.CO) – Beberapa pekan menjelang pemberangkatan calon jemaah haji Indonesia, pemerintah Indonesia mendapatkan informasi kenaikan biaya masyair atau paket layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Nilainya signifikan. Yakni, SAR 5.656,87 ribu atau setara Rp 21,76 juta per jemaah.

Padahal, awalnya Kementerian Agama mematok biaya layanan masyair hanya sebesar SAR 1.531,02 atau setara Rp5,8 juta per jemaah. Kenaikan itu kemudian tidak dibebankan kepada jemaah. Pemerintah akhirnya memberikan subsidi dengan nilai hampir Rp1,5 triliun.

Lantas, apa perubahan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina dengan kenaikan biaya tersebut?

Berdasar pantauan wartawan Jawa Pos di Makkah, tenda-tenda untuk jemaah telah siap di Arafah dan Mina. Meski, di sejumlah titik tampak belum rapi. Pendingin ruangan atau AC juga sudah tersedia di Arafah.

Baca Juga:  Agar Bayi Tabung Sukses, Ini Tipsnya

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arsad Hidayat mengakui adanya peningkatan layanan masyair tersebut. Misalnya, untuk penyediaan AC. ”Di setiap tenda dilengkapi dengan AC yang modern. Bahkan (kapasitas) AC besar. Artinya, memang dipersiapkan betul,” kata Arsad di kantor PPIH Daker Makkah, Senin (20/6) petang.

Hal itu, lanjut dia, akan sangat membantu. Sebab, berdasar perkiraan, saat puncak wukuf di Arafah, suhu bisa mencapai 52 derajat. ”Jadi AC ini sangat penting,” tegasnya.

Kemudian di Mina, lorong-lorong tenda sudah dalam kondisi dikeramik. ”Tenda-tenda yang sebelumnya (lama), sudah ada perbaikan,” terang Arsad.

Untuk konsumsi para jemaah, berdasarkan informasi, ditawarkan dalam bentuk baru, yakni makanaan siap saji. ”Saya kira ini terkait dengan peningkatan pelayanan kepada jemaah,” kata dia.

Baca Juga:  Ini Reaksi Politisi Golkar jika Gerindra Bergabung Koalisi Pemerintah

Arsad menambahkan, tim Misi Haji Indonesia sudah bertemu dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi serta syarikah atau muasasah. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai alur jemaah Indonesia saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. ”Kementerian Haji Saudi merespons cepat dan mereka ingin mencari opini dari Misi Haji maunya bagaimana,” tuturnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

MAKKAH (RIAUPOS.CO) – Beberapa pekan menjelang pemberangkatan calon jemaah haji Indonesia, pemerintah Indonesia mendapatkan informasi kenaikan biaya masyair atau paket layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Nilainya signifikan. Yakni, SAR 5.656,87 ribu atau setara Rp 21,76 juta per jemaah.

Padahal, awalnya Kementerian Agama mematok biaya layanan masyair hanya sebesar SAR 1.531,02 atau setara Rp5,8 juta per jemaah. Kenaikan itu kemudian tidak dibebankan kepada jemaah. Pemerintah akhirnya memberikan subsidi dengan nilai hampir Rp1,5 triliun.

Lantas, apa perubahan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina dengan kenaikan biaya tersebut?

Berdasar pantauan wartawan Jawa Pos di Makkah, tenda-tenda untuk jemaah telah siap di Arafah dan Mina. Meski, di sejumlah titik tampak belum rapi. Pendingin ruangan atau AC juga sudah tersedia di Arafah.

Baca Juga:  Serahkan 2 PP KEK Batam, Menko Airlangga: Mercusuar Digital Ekonomi

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arsad Hidayat mengakui adanya peningkatan layanan masyair tersebut. Misalnya, untuk penyediaan AC. ”Di setiap tenda dilengkapi dengan AC yang modern. Bahkan (kapasitas) AC besar. Artinya, memang dipersiapkan betul,” kata Arsad di kantor PPIH Daker Makkah, Senin (20/6) petang.

Hal itu, lanjut dia, akan sangat membantu. Sebab, berdasar perkiraan, saat puncak wukuf di Arafah, suhu bisa mencapai 52 derajat. ”Jadi AC ini sangat penting,” tegasnya.

Kemudian di Mina, lorong-lorong tenda sudah dalam kondisi dikeramik. ”Tenda-tenda yang sebelumnya (lama), sudah ada perbaikan,” terang Arsad.

Untuk konsumsi para jemaah, berdasarkan informasi, ditawarkan dalam bentuk baru, yakni makanaan siap saji. ”Saya kira ini terkait dengan peningkatan pelayanan kepada jemaah,” kata dia.

Baca Juga:  Gunakan Barang Bekas tanpa Khawatir Terpapar Covid-19

Arsad menambahkan, tim Misi Haji Indonesia sudah bertemu dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi serta syarikah atau muasasah. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai alur jemaah Indonesia saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. ”Kementerian Haji Saudi merespons cepat dan mereka ingin mencari opini dari Misi Haji maunya bagaimana,” tuturnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Antisipasi Panas Ekstrem, Tenda Jemaah di Arafah Ber-AC Jumbo

MAKKAH (RIAUPOS.CO) – Beberapa pekan menjelang pemberangkatan calon jemaah haji Indonesia, pemerintah Indonesia mendapatkan informasi kenaikan biaya masyair atau paket layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Nilainya signifikan. Yakni, SAR 5.656,87 ribu atau setara Rp 21,76 juta per jemaah.

Padahal, awalnya Kementerian Agama mematok biaya layanan masyair hanya sebesar SAR 1.531,02 atau setara Rp5,8 juta per jemaah. Kenaikan itu kemudian tidak dibebankan kepada jemaah. Pemerintah akhirnya memberikan subsidi dengan nilai hampir Rp1,5 triliun.

Lantas, apa perubahan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina dengan kenaikan biaya tersebut?

Berdasar pantauan wartawan Jawa Pos di Makkah, tenda-tenda untuk jemaah telah siap di Arafah dan Mina. Meski, di sejumlah titik tampak belum rapi. Pendingin ruangan atau AC juga sudah tersedia di Arafah.

Baca Juga:  Serahkan 2 PP KEK Batam, Menko Airlangga: Mercusuar Digital Ekonomi

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arsad Hidayat mengakui adanya peningkatan layanan masyair tersebut. Misalnya, untuk penyediaan AC. ”Di setiap tenda dilengkapi dengan AC yang modern. Bahkan (kapasitas) AC besar. Artinya, memang dipersiapkan betul,” kata Arsad di kantor PPIH Daker Makkah, Senin (20/6) petang.

Hal itu, lanjut dia, akan sangat membantu. Sebab, berdasar perkiraan, saat puncak wukuf di Arafah, suhu bisa mencapai 52 derajat. ”Jadi AC ini sangat penting,” tegasnya.

Kemudian di Mina, lorong-lorong tenda sudah dalam kondisi dikeramik. ”Tenda-tenda yang sebelumnya (lama), sudah ada perbaikan,” terang Arsad.

Untuk konsumsi para jemaah, berdasarkan informasi, ditawarkan dalam bentuk baru, yakni makanaan siap saji. ”Saya kira ini terkait dengan peningkatan pelayanan kepada jemaah,” kata dia.

Baca Juga:  Harimau di Rohul Masih Hidup Sebelum Dikuliti

Arsad menambahkan, tim Misi Haji Indonesia sudah bertemu dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi serta syarikah atau muasasah. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai alur jemaah Indonesia saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. ”Kementerian Haji Saudi merespons cepat dan mereka ingin mencari opini dari Misi Haji maunya bagaimana,” tuturnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

MAKKAH (RIAUPOS.CO) – Beberapa pekan menjelang pemberangkatan calon jemaah haji Indonesia, pemerintah Indonesia mendapatkan informasi kenaikan biaya masyair atau paket layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Nilainya signifikan. Yakni, SAR 5.656,87 ribu atau setara Rp 21,76 juta per jemaah.

Padahal, awalnya Kementerian Agama mematok biaya layanan masyair hanya sebesar SAR 1.531,02 atau setara Rp5,8 juta per jemaah. Kenaikan itu kemudian tidak dibebankan kepada jemaah. Pemerintah akhirnya memberikan subsidi dengan nilai hampir Rp1,5 triliun.

Lantas, apa perubahan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina dengan kenaikan biaya tersebut?

Berdasar pantauan wartawan Jawa Pos di Makkah, tenda-tenda untuk jemaah telah siap di Arafah dan Mina. Meski, di sejumlah titik tampak belum rapi. Pendingin ruangan atau AC juga sudah tersedia di Arafah.

Baca Juga:  Pengamat: Sebaiknya Pak Jokowi Keluarkan Perppu Pembatalan UU KPK ketimbang Dipaksa Turun Takhta

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arsad Hidayat mengakui adanya peningkatan layanan masyair tersebut. Misalnya, untuk penyediaan AC. ”Di setiap tenda dilengkapi dengan AC yang modern. Bahkan (kapasitas) AC besar. Artinya, memang dipersiapkan betul,” kata Arsad di kantor PPIH Daker Makkah, Senin (20/6) petang.

Hal itu, lanjut dia, akan sangat membantu. Sebab, berdasar perkiraan, saat puncak wukuf di Arafah, suhu bisa mencapai 52 derajat. ”Jadi AC ini sangat penting,” tegasnya.

Kemudian di Mina, lorong-lorong tenda sudah dalam kondisi dikeramik. ”Tenda-tenda yang sebelumnya (lama), sudah ada perbaikan,” terang Arsad.

Untuk konsumsi para jemaah, berdasarkan informasi, ditawarkan dalam bentuk baru, yakni makanaan siap saji. ”Saya kira ini terkait dengan peningkatan pelayanan kepada jemaah,” kata dia.

Baca Juga:  Kebakaran Musnahkan Satu Unit Rumah

Arsad menambahkan, tim Misi Haji Indonesia sudah bertemu dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi serta syarikah atau muasasah. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai alur jemaah Indonesia saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. ”Kementerian Haji Saudi merespons cepat dan mereka ingin mencari opini dari Misi Haji maunya bagaimana,” tuturnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari