JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Jumlah warga yang mengungsi akibat gempa bumi di Sulawesi Barat (Sulbar) terpantau menurun drastis hingga Selasa (19/1/2021). Hal itu dikarenakan sebagian pengungsi di Mamuju dan Majene telah kembali ke rumahnya masing-masing serta berpindah ke daerah lain (eksodus).
Demikian diungkapkan Komandan Resort Militer (Danrem) 142/Tatag, Brigjen TNI Firman Dahlan selaku Ketua Pengendali Pemulihan Gempa Bumi di Sulawesi Barat, saat mengikuti konferensi pers yang ditayangkan oleh akun Youtube BNPB Indonesia.
"Beberapa pengungsi yang bergabung dengan klaster pengungsian sudah kembali ke rumah. Kedua, mereka eksodus ke tempat lain seperti ke Makassar, Pare-pare, Palu dan lain-lain, kami hitung tinggal segitu," kata Brigjen Firman, Selasa (19/1/2021).
Lebih lanjut, Brigjen Firman merincikan jumlah terkini warga yang masih mengungsi di Majene dan Mamuju. Dari data terkini yang diterima Firman, jumlah pengungsi di Majene dan Mamuju hanya sekitar 9.000 orang.
"Informasi awal hampir 20 ribu pengungsi. Di Mamuju 15 ribu, Majene 5 ribu. Namun, hari ini setelah kita update ulang tinggal di Mamuju 7.255 orang, di Majene tinggal 2.650 orang, terjadi penurunan drastis," bebernya.
Sekadar informasi, gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Sulawesi Barat, pada Jumat, 15 Januari 2021, sekira pukul 02.28 WIB, dini hari. Sebelumnya, Sulawesi Barat juga telah diguncang gempa berkekuatan magnitudo 5,9 pada Kamis 14 Januari 2021, siang hari pukul 13.35 WIB.
Akibat serentetan gempa tersebut, sejumlah bangunan rusak parah, bahkan roboh. Tak hanya itu, gempa juga mengakibatkan longsor yang berdampak pada putusnya jalan penghubung dari Majene ke Mamuju. Hingga saat ini, masih banyak warga Majene dan Mamuju yang bertahan di pengungsian.
Sumber: Antara/News/Fajar/JPG
Editor: Hary B Koriun