Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Pasar Pemko Ditinggalkan

(RIAUPOS.CO) — Hampir semua  pasar tradisional yang dikelola Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru  sepi dan ditinggal pedagang maupun pembeli. Banyak los-los dan kios-kios yang tutup.

Kondisi sejumlah pasar tradisional yang sudah dibangun dengan menggunakan dana APBD Kota Pekanbaru itu juga mulai terlihat tidak terawat. Baik dari segi kebersihan maupun dari segi bangunan.

Seperti yang terpantau di Pasar Sail, Selasa (15/10) pagi. Aktivitas  jual beli di pasar  yang sudah berdiri lebih dari 18 tahun ini  terlihat sepi. Para pedagang yang berjualan di sana juga lebih banyak duduk dari pada melayani pembeli. Kondisi ini sudah berlangsung sejak empat tahun belakangan.

“Di samping ekonomi yang sulit, keadaan seperti ini (sepi, red) sudah lama. Pengunjung yang datang dan berbelanja di sini hanya sekitar 30 persen saja lagi. Yang paling parah kali terasanya sekitar satu tahun belakang inilah. Kadang dalam sehari tidak ada jual beli,’’ ungkap Ketua Himpunan Pedagang Pasar Sail, Anwar kepada Riau Pos.

Menurutnya, sepinya pembeli di Pasar Sail disebabkan oleh banyak faktor. Tidak saja faktor sulitnya ekonomi, akan tetap ini juga dipengaruhi oleh banyaknya minimarket yang tumbuh di sekitar lokasi pasar tradisional. Sehingga masyarakat yang memerlukan barang harian lebih cenderung memilih untuk berbelanja di minimarket yang ada.

‘’Seharus pemerintah menata ini. Mestinya ini dikasih jarak agar tidak mematikan pasar tradisional. Adanya pasar kaget juga menjadi pemicu sepinya pasar tradisional sekarang,’’ terang Anwar.

Baca Juga:  1.200 Orang Dalam Pemantauan Covid-19 di Sumbar

Kondisi yang tidak jauh berbeda juga terpantau di Pasar Limapuluh, Jalan Pesisir, Kecamatan Limapuluh, Kota Pekanbaru. Bagian dalam pasar lima puluh terlihat sepi pengunjung. Puluhan los dan kios hanya terlihat kosong tak berpenghuni.

Ketua Himpunan Pedagang Limapuluh, Joni mengungkapkan, aktivitas jual beli sepi di pasar tradisional milik pemko itu sudah terjadi sejak lama. Kadang tidak pecah telor alias tak ada jual beli dari pagi sampai sore.  Karena pembeli sepi, pedagang yang menyewa los dan kios itu pun menurutnya memilih untuk pindah ke lokasi yang lain, yang dianggap lebih memberikan prospek.

‘’Sekarang pembeli lebih memilih pasar kaget dibandingkan pasar tradisional. Padahal pasar tradisional milik pemerintah. Sedangkan pasar kaget itu ilegal. Tapi itu yang kami sayangkan dengan pemerintah. Pemerintah tidak bisa mentertipkan pasar kaget itu. Mestinya pemerintah tegas terhadap pasar kaget ini, sehingga pasar tradisional pun bisa bergairah lagi,’’ harapnya.

Dari Pasar Limapuluh, Riau Pos beranjak ke Pasar Rumbai yang terletak di Jalan Sekolah, Kecamatan Rumbai Pesisir. Ternyata nasibnya juga tidak jauh berbeda. Aktivitas jual beli di pasar ini juga terlihat sepi. Pada bagian pintu los yang sudah dibangun itu lebih banyak yang terpasang gembok.

“Fasilitas Pasar Rumbai mulai rusak. Seperti bangunan baru, los nya tidak bagus. Belum di pakai sudah rusak. Pedagang yang pindah ke TPS bagian depan masih saja di situ, bukan nya pindah ke los yang baru. Harapan saya terhadap dinas terkait harus dilihat lagi kondisi pasar Rumbai. Jangan tunggu mati dulu baru bergerak,” ucap Ketua Himpunan Pedagang Pasar Rumbai, Mursyid.

Baca Juga:  Vendor Diminta Daftarkan Reklame ke Bapenda

Perlu Ketegasan Pemko

Menanggapi persoalan  sepinya sejumlah pasar tradisional  yang sudah dibangun oleh Pemerintah Kota Pekanbaru ini, pengamat ekonomi  Ediyanus mengatakan, untuk mengatasi persoalan sepinya pasar tradisional ini, diperlukan ketegasan dari pemerintah. ‘’Evalusi ulang terhadap pasar pasar tradisional tersebut menjadi pasar modern tradisional,’’ ungkap dosen ekonomi di Universitas Riau itu.

Sekarang ini lanjutnya, meningkatnya belanja online bisa jadi juga menjadi salah satu pemicu sepinya  pasar tradisional. Dan Pemerintah katanya, harus memperhatikan, apa yang mestinya  untuk diperbaiki, sehingga pasar tradisional bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

‘’Jika pedagang tidak melakukan akses jual beli di pasar tradisional melain kan berjualan di luaran, maka harus ditindak tegaskan. Kemudian sewa kios juga jangan terlalu mahal jangan memberatkan pedagang dan fasilitas disediakan,’’ ucapnya.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Pekanbaru Ingot Hutasuhut yang dikonfirmasi terpisah mengatakan,  bahwa banyaknya kios kosong dan jual beli sepi, itu akibat dari ekonomi masyarakat yang turun.

‘’Kita sudah siapkan sarananya dan kita juga mengimbau kepada pedagang-pedagang untuk berdagang di pasar. Dan kita juga  memberikan fasilitas yang mereka perlukan. Mengenai pasar kaget itu tidak pernah ada surat izin, akan tetapi  kita juga mencoba menertibkan agar pasar-pasar tradisional tidak sepi ke depannya,’’ jawab Ingot Hutasuhut dengan datar.(*7/yls)

Laporan MUSLIM NURDIN, Kota

(RIAUPOS.CO) — Hampir semua  pasar tradisional yang dikelola Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru  sepi dan ditinggal pedagang maupun pembeli. Banyak los-los dan kios-kios yang tutup.

Kondisi sejumlah pasar tradisional yang sudah dibangun dengan menggunakan dana APBD Kota Pekanbaru itu juga mulai terlihat tidak terawat. Baik dari segi kebersihan maupun dari segi bangunan.

- Advertisement -

Seperti yang terpantau di Pasar Sail, Selasa (15/10) pagi. Aktivitas  jual beli di pasar  yang sudah berdiri lebih dari 18 tahun ini  terlihat sepi. Para pedagang yang berjualan di sana juga lebih banyak duduk dari pada melayani pembeli. Kondisi ini sudah berlangsung sejak empat tahun belakangan.

“Di samping ekonomi yang sulit, keadaan seperti ini (sepi, red) sudah lama. Pengunjung yang datang dan berbelanja di sini hanya sekitar 30 persen saja lagi. Yang paling parah kali terasanya sekitar satu tahun belakang inilah. Kadang dalam sehari tidak ada jual beli,’’ ungkap Ketua Himpunan Pedagang Pasar Sail, Anwar kepada Riau Pos.

- Advertisement -

Menurutnya, sepinya pembeli di Pasar Sail disebabkan oleh banyak faktor. Tidak saja faktor sulitnya ekonomi, akan tetap ini juga dipengaruhi oleh banyaknya minimarket yang tumbuh di sekitar lokasi pasar tradisional. Sehingga masyarakat yang memerlukan barang harian lebih cenderung memilih untuk berbelanja di minimarket yang ada.

‘’Seharus pemerintah menata ini. Mestinya ini dikasih jarak agar tidak mematikan pasar tradisional. Adanya pasar kaget juga menjadi pemicu sepinya pasar tradisional sekarang,’’ terang Anwar.

Baca Juga:  Peringatan Dini Potensi Tsunami Gempa Banten Berakhir

Kondisi yang tidak jauh berbeda juga terpantau di Pasar Limapuluh, Jalan Pesisir, Kecamatan Limapuluh, Kota Pekanbaru. Bagian dalam pasar lima puluh terlihat sepi pengunjung. Puluhan los dan kios hanya terlihat kosong tak berpenghuni.

Ketua Himpunan Pedagang Limapuluh, Joni mengungkapkan, aktivitas jual beli sepi di pasar tradisional milik pemko itu sudah terjadi sejak lama. Kadang tidak pecah telor alias tak ada jual beli dari pagi sampai sore.  Karena pembeli sepi, pedagang yang menyewa los dan kios itu pun menurutnya memilih untuk pindah ke lokasi yang lain, yang dianggap lebih memberikan prospek.

‘’Sekarang pembeli lebih memilih pasar kaget dibandingkan pasar tradisional. Padahal pasar tradisional milik pemerintah. Sedangkan pasar kaget itu ilegal. Tapi itu yang kami sayangkan dengan pemerintah. Pemerintah tidak bisa mentertipkan pasar kaget itu. Mestinya pemerintah tegas terhadap pasar kaget ini, sehingga pasar tradisional pun bisa bergairah lagi,’’ harapnya.

Dari Pasar Limapuluh, Riau Pos beranjak ke Pasar Rumbai yang terletak di Jalan Sekolah, Kecamatan Rumbai Pesisir. Ternyata nasibnya juga tidak jauh berbeda. Aktivitas jual beli di pasar ini juga terlihat sepi. Pada bagian pintu los yang sudah dibangun itu lebih banyak yang terpasang gembok.

“Fasilitas Pasar Rumbai mulai rusak. Seperti bangunan baru, los nya tidak bagus. Belum di pakai sudah rusak. Pedagang yang pindah ke TPS bagian depan masih saja di situ, bukan nya pindah ke los yang baru. Harapan saya terhadap dinas terkait harus dilihat lagi kondisi pasar Rumbai. Jangan tunggu mati dulu baru bergerak,” ucap Ketua Himpunan Pedagang Pasar Rumbai, Mursyid.

Baca Juga:  Dilarang Makan Minum saat Halalbihalal

Perlu Ketegasan Pemko

Menanggapi persoalan  sepinya sejumlah pasar tradisional  yang sudah dibangun oleh Pemerintah Kota Pekanbaru ini, pengamat ekonomi  Ediyanus mengatakan, untuk mengatasi persoalan sepinya pasar tradisional ini, diperlukan ketegasan dari pemerintah. ‘’Evalusi ulang terhadap pasar pasar tradisional tersebut menjadi pasar modern tradisional,’’ ungkap dosen ekonomi di Universitas Riau itu.

Sekarang ini lanjutnya, meningkatnya belanja online bisa jadi juga menjadi salah satu pemicu sepinya  pasar tradisional. Dan Pemerintah katanya, harus memperhatikan, apa yang mestinya  untuk diperbaiki, sehingga pasar tradisional bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

‘’Jika pedagang tidak melakukan akses jual beli di pasar tradisional melain kan berjualan di luaran, maka harus ditindak tegaskan. Kemudian sewa kios juga jangan terlalu mahal jangan memberatkan pedagang dan fasilitas disediakan,’’ ucapnya.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Pekanbaru Ingot Hutasuhut yang dikonfirmasi terpisah mengatakan,  bahwa banyaknya kios kosong dan jual beli sepi, itu akibat dari ekonomi masyarakat yang turun.

‘’Kita sudah siapkan sarananya dan kita juga mengimbau kepada pedagang-pedagang untuk berdagang di pasar. Dan kita juga  memberikan fasilitas yang mereka perlukan. Mengenai pasar kaget itu tidak pernah ada surat izin, akan tetapi  kita juga mencoba menertibkan agar pasar-pasar tradisional tidak sepi ke depannya,’’ jawab Ingot Hutasuhut dengan datar.(*7/yls)

Laporan MUSLIM NURDIN, Kota

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari