Kamis, 19 September 2024

Dino Patti Djalal Ajak Diaspora Bantu Ribuan Pekerja Korban PHK

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Gotong royong di tengah pandemi sangat dibutuhkan. Tak mau ketinggalan, para diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh belahan dunia membuat program Diaspora Peduli Family to Family (DPFF). Sasarannya, para pekerja yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK).

Founder Indonesian Diaspora Network Dino Patti Djalal menjelaskan, awalnya ini hanya ditujukan untuk membantu satu keluarga yang membutuhkan. Namun, definisi family diperluas dan disesuaikan dengan kondisi ekonomi faktual calon penerima donasi. Yakni, pekerja terdampak PHK akibat Covid-19.

"Ini wujud solidaritas keluarga diaspora di luar negeri untuk keluarga di tanah air yang paling membutuhkan," ujarnya saat melakukan video conference bersama Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah dan puluhan diaspora Indonesia.

Dino menjelaskan, setidaknya ada 6-8 juta anggota diaspora sedunia yang bisa diajak untuk berdonasi melalui program ini. Nantinya, donasi ditentukan antara 50-100 dolar AS atau senilai Rp743 ribu-Rp1,4 juta (1 dolar AS = Rp14,876) dengan durasi antara 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun.

- Advertisement -
Baca Juga:  Unri Bantu Tingkatkan Kualitas Perpustakaan 

"Target kami di atas 5.000 penerima," ungkap mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat tersebut.

Dino menyatakan, DPFF ini merupakan program kali pertama bukan hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Karenanya, Dino berharap apabila target 5.000 lebih penerima tercapai, maka bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat kelas menengah ke atas di Indonesia untuk mengikuti langkah dengan permodelan ini.

- Advertisement -

Untuk selanjutnya, data penerima akan diserahkan sepenuhnya pada Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker). Selain itu, untuk teknis detilnya, Diaspora Indonesia bersama PT Cybermantra akan membangun infrastruktur teknis berbasis web dan mobile apps. Direncanakan, keduanya selesai pada pekan depan.

Dalam kesempatan tersebut, para diaspora Indonesia juga turut nyumbang ide. Yunita Firmaningsih, Diaspora Indonesia di Finlandia mengusulkan, sumbangan tidak hanya berupa materi tapi juga skill dari donator. Sehingga, para pekerja di Indonesia yang terPHK bisa berkarya kembali.

"Jadi, ada training atau konsultasi mengenai berbagai macam bidang pekerjaan," ujar Yunita.

Baca Juga:  KJRI Jeddah: Separuh Pelajar WNI di Jeddah Berstatus Ilegal

Menaker pun menyambut baik ide tersebut. Menurutnya, program ini akan jadi penyambung hati antara saudara-saudara di luar negeri dengan yang ter-PHK di dalam negeri. "Ini wujud cinta tanah air," katanya.

Nantinya, kata dia, penggalangan bantuan akan didistribusikan kepada korban PHK atau pihak yang paling membutuhkan atau dengan tingkat ekonomi paling lemah. Atau, yang masuk kategori the new poor. Program ini akan berjalan secara paralel program kartu prakerja.

Selain itu, bukan hanya bantuan financial, pra diaspora juga sepakat untuk membantu program pelatihan dan peningkatan skill dalam program terkait di Kemenaker.

"Platformnya ada, peluang ada, dan kesempatan untuk sinergi antara pihak expertise (keahllian), dan penerima dari korban PHK juga ada," jelas politisi PKB tersebut.

Untuk mempermudah penyaluran donasi, pemerintah akan bekerja sama dengan BNI. BNI akan menerbitkan buku fisik untuk calon penerima donasi dan membukakan virtual account untuk setiap calon penerima donasi.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Gotong royong di tengah pandemi sangat dibutuhkan. Tak mau ketinggalan, para diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh belahan dunia membuat program Diaspora Peduli Family to Family (DPFF). Sasarannya, para pekerja yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK).

Founder Indonesian Diaspora Network Dino Patti Djalal menjelaskan, awalnya ini hanya ditujukan untuk membantu satu keluarga yang membutuhkan. Namun, definisi family diperluas dan disesuaikan dengan kondisi ekonomi faktual calon penerima donasi. Yakni, pekerja terdampak PHK akibat Covid-19.

"Ini wujud solidaritas keluarga diaspora di luar negeri untuk keluarga di tanah air yang paling membutuhkan," ujarnya saat melakukan video conference bersama Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah dan puluhan diaspora Indonesia.

Dino menjelaskan, setidaknya ada 6-8 juta anggota diaspora sedunia yang bisa diajak untuk berdonasi melalui program ini. Nantinya, donasi ditentukan antara 50-100 dolar AS atau senilai Rp743 ribu-Rp1,4 juta (1 dolar AS = Rp14,876) dengan durasi antara 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun.

Baca Juga:  KJRI Jeddah: Separuh Pelajar WNI di Jeddah Berstatus Ilegal

"Target kami di atas 5.000 penerima," ungkap mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat tersebut.

Dino menyatakan, DPFF ini merupakan program kali pertama bukan hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Karenanya, Dino berharap apabila target 5.000 lebih penerima tercapai, maka bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat kelas menengah ke atas di Indonesia untuk mengikuti langkah dengan permodelan ini.

Untuk selanjutnya, data penerima akan diserahkan sepenuhnya pada Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker). Selain itu, untuk teknis detilnya, Diaspora Indonesia bersama PT Cybermantra akan membangun infrastruktur teknis berbasis web dan mobile apps. Direncanakan, keduanya selesai pada pekan depan.

Dalam kesempatan tersebut, para diaspora Indonesia juga turut nyumbang ide. Yunita Firmaningsih, Diaspora Indonesia di Finlandia mengusulkan, sumbangan tidak hanya berupa materi tapi juga skill dari donator. Sehingga, para pekerja di Indonesia yang terPHK bisa berkarya kembali.

"Jadi, ada training atau konsultasi mengenai berbagai macam bidang pekerjaan," ujar Yunita.

Baca Juga:  BPJS Kesehatan Luncurkan Skrining Mandiri Covid-19

Menaker pun menyambut baik ide tersebut. Menurutnya, program ini akan jadi penyambung hati antara saudara-saudara di luar negeri dengan yang ter-PHK di dalam negeri. "Ini wujud cinta tanah air," katanya.

Nantinya, kata dia, penggalangan bantuan akan didistribusikan kepada korban PHK atau pihak yang paling membutuhkan atau dengan tingkat ekonomi paling lemah. Atau, yang masuk kategori the new poor. Program ini akan berjalan secara paralel program kartu prakerja.

Selain itu, bukan hanya bantuan financial, pra diaspora juga sepakat untuk membantu program pelatihan dan peningkatan skill dalam program terkait di Kemenaker.

"Platformnya ada, peluang ada, dan kesempatan untuk sinergi antara pihak expertise (keahllian), dan penerima dari korban PHK juga ada," jelas politisi PKB tersebut.

Untuk mempermudah penyaluran donasi, pemerintah akan bekerja sama dengan BNI. BNI akan menerbitkan buku fisik untuk calon penerima donasi dan membukakan virtual account untuk setiap calon penerima donasi.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari