PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia 2020, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) mengumumkan enam pemenang lomba penulisan jurnalistik #EU4Wartawan.
Pemenang tersebut terdiri dari 5 karya terbaik dan 1 karya favorit. Salah satunya diraih oleh Jurnalis Riau Pos, Muhammad Amin.
Dedikasinya menyuarakan kesetaraan dan hak-hak perempuan di tengah pandemi Covid-19 membawanya meraih penghargaan jurnalistik bergengsi tersebut. Dalam karyanya, Amin mengangkat kisah tentang perjuangan perempuan yang merupakan bidan desa di wilayah Indragiri Hilir, Riau yang penuh tantangan dalam tugasnya.
"Saya mengangkat kisah Rosmiati, seorang bidan desa di Indragiri Hilir. Di sana medan perjuangan bidan tersebut sangat menantang," kata Muhammad Amin, saat memberikan tertimoninya sebagai pemenang dalam webinar EU4Wartawan, Kamis (10/12) sore.
Tema lomba tahun ini ialah Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Peran dan Hak Perempuan Indonesia. Peraih dua kali penghargaan Adinegoro ini menjadi satu-satunya jurnalis asal Riau yang meraih penghargaan tersebut.
Selain Muhammad Amin, lima karya lainnya diraih oleh Made Anthony Iswara dari Tirto.id, Khairina dari Kompas.com, Didit Hariyadi dari Koran Tempo, Sutriati dari Kabarkota.com dan karya favorit diraih oleh Irwan Syambudi dari Tirto.id.
Dalam kompetisi ini, penilaian didasarkan pada relevansi tulisan dengan tema, orisinalitas, kualitas dan kedalaman informasi, kejelasan pesan yang disampaikan, serta penyajian informasinya. Artikel yang ditulis berbentuk liputan mendalam/feature, mengandung nilai-nilai hak asasi manusia yang bersifat universal dan inklusi sosial, seperti; non-diskriminasi, kesetaraan gender, toleransi dan keberagaman, serta mengandung pesan yang kuat untuk mendorong penikmatan penuh hak asasi manusia bagi semua.
Lomba #EU4Wartawan tahun ini merupakan yang kedua kalinya diselenggarakan dan diikuti oleh 75 wartawan dari 58 media cetak dan online dari seluruh Indonesia, serta menghimpun total 122 buah karya jurnalistik. Peserta tidak hanya didominasi oleh wartawan asal Jakarta, namun juga dari Solo, Palu, Medan, Kupang, Bandung, Bali, Palembang, Ambon, Riau dan banyak lagi.
"Media berperan penting dalam menggugah masyarakat serta pemerintah untuk merefleksi sikap mereka, memperbaiki kebijakan dan mengambil tindakan dalam melawan diskriminasi, serta untuk memastikan hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa kecuali. Singkat kata, media membuat kita tetap siaga," kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket.
Pihaknya berharap bahwa penghargaan ini akan berkontribusi terhadap peningkatan jurnalisme berkualitas yang berpihak pada kebebasan berekspresi, pluralisme dan demokrasi.
Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Abdul Manan mengatakan, media berfungsi sebagai mata, telinga dan mulut publik.
"Dengan mengangkat topik yang berhubungan dengan sejumlah tantangan yang dihadapi perempuan dalam pemberitaannya, persoalan tersebut diharapkan akan menjadi perhatian dan pertimbangan bagi para pembuat kebijakan dalam mengambil tindakan nyata untuk memberikan perlindungan bagi hak-hak perempuan, terutama di masa pandemi ini," ungkapnya.
Tulisan para jurnalis juga diharapkan dapat menginspirasi dan jadi gugahan bagi perempuan Indonesia untuk menyuarakan hak-nya.
"Kesenjangan peran gender dan kekerasan terhadap perempuan merupakan isu yang krusial untuk diperjuangkan. Terlebih sejak pandemi virus corona melanda kehidupan kita. Apa yang diceritakan kawan-kawan jurnalis melalui tulisannya menjadi pendorong bagi kita semua untuk membangun masyarakat yang lebih setara, inklusif dan tangguh," ujar Mike Verawati Tangka, Sekretaris Jenderal Koalisi Perempuan Indonesia.
Keenam pemenang #EU4Wartawan ini berhak mengikuti pelatihan tiga hari Multimedia Journalism dari Deutsche Welle (DW) Akademie secara daring pada Februari 2021, serta hadiah gawai sebagai penunjang kerja.
Laporan: Panji A Syuhada (Pekanbaru
Editor: Rinaldi