PONTIANAK (RIAUPOS.CO) – Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan HMI Cabang Pontianak berduka. Salah satu kader terbaiknya, yakni mantan Ketua Umum Pengurus Besar HMI Mulyadi beserta istrinya, Makrufatul Yeti Srianingsih menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tujuan Jakarta-Pontianak.
Sekretaris Umum MW KAHMI Kalimantan Barat Kasiono mengatakan, pertama mendapat berita di telivisi dan melihat manifest penumpang ternyata tercantum nama Mulyadi beserta istrinya.
Kasiono menjelaskan, informasi itu lalu disampaikan di grup whatsapp Pengurus Majelis Wilayah dan Majelis Daerah KAHMI Kalbar. Terasa sangat tidak percaya terhadap kejadian pesawat yang ditumpangi Mulyadi hilang kontak dan beritanya pesawat jatuh di Kepulauan seribu.
“Di situlah hati saya bergetar terasa sedih karena 20 November 2020 yang lalu saya termasuk yang dipercaya menjadi panitia resepsi pernikahannya,” kata Kasiono.
Dia menuturkan, sebagai anak transmigrasi yang menjadi Ketua Umum PB HMI periode 2015-2017, ia termasuk bangga karena ada aktivis HMI dari Kalimantan Barat bisa memuncaki kepemimpinan organisasi terbesar di Indonesia. “Tentu saya dan keluarga besar HMI kehilangan pada sosok yang santun dan berintegritas itu,” ucapnya.
Selain Mulyadi dan istri, dari daftar penumpang yang beredar luas di media sosial menyebutkan sejumlah nama pun diduga merupakan warga Ketapang. Di antaranya pegawai di Dinas Perumahan, Permukiman Penduduk dan Lingkungan Hidup (Perkim LH) Ketapang, Razanah dan Rizki Wahyudi dari Balai Taman Nasional Gunung Palung (TNGP).
Kepala Dinas Perkim LH Ketapang Dennery, mengaku masih belum mendapatkan informasi pasti terkait nama-nama yang ada di dalam pesawat. Namun, berdasarkan daftar penumpang Sriwijaya Air yang beredar luas di media sosial, diakuinya memang benar ada nama Razanah, yang merupakah pegawai di Dinas Perkim LH Ketapang.
“Belum bisa memastikan, saya juga masih mencari info pastinya. Tapi memang benar Ibu Razanah bersama suaminya Pak Beben itu ke Bandung untuk berobat. Beliau melakukan kemoterapi,” kata Dennery, Sabtu (9/1) malam.
Dia menjelaskan, Razanah pergi ke Bandung dalam rangka urusan pribadi yaitu berobat. “Beliau cuti sejak Jumat (1/1) lalu. Masa cutinya habis sampai Jumat (8/1) kemarin. Jadi Senin (11/1) lusa masuk kantor,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) Ari Wibawanto membenarkan seorang pegawainya yang bernama Rizki Wahyudi, merupakan salah penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu. “Betul. Saya belum bisa menginformasikan setahu saya cuma satu,” kata Ari.
Saat ditanyai lebih lanjut terkait detail apakah pegawainya tersebut bersama pegawai lain atau keluarga, Ari belum bisa memberikan penjelasan lebih jelas. “Iya nanti ya. Sekarang masih sibuk. Nanti ya,” ungkapnya sembari menutup saluran telepon.
Selain tiga nama tersebut, diduga masih ada lima warga Ketapang menjadi penumpang pesawat tersebut. Penumpang tersebut bertolak dari Jakarta menuju Ketapang dengan menggunakan dua penerbangan yaitu Sriwijaya Air dari Jakarta-Pontianak dan Nam Air dari Pontianak-Ketapang.(adg/afi/jpg)