Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Bukan Perokok Tapi Kena Kanker Paru?

RIAUPOS.CO – Berbagai pertanyaan muncul tentang penyebab Kepala Badan Kepala Pusat Data dan Informasi, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho bisa mengidap kanker paru-paru. Terlebih, Sutopo yang bukan perokok divonis mengidap kanker paru-paru stadium 4B selama 2 tahun.

Ternyata, kanker paru-paru menyerang siapa saja termasuk yang bukan perokok. Pakar hematologi dan onkologi medik dari RS Dharmais Dr. Ronald. A. Hukom, MHSc, Sp.PD, KHOM menjelaskan, kanker paru-paru merupakan sel abnormal yang membelah diri secara tak terkontrol di organ di dalam rongga dada itu.

Adapun stadium 4B artinya sudah ada penyebaran ke beberapa area pada organ tubuh di luar paru-paru. “Faktor risiko paling dikenal adalah rokok, termasuk perokok pasif,” ujarnya seperti diberitakan JawaPos.com, Senin (8/7).

Menurut dr. Ronald, ada beberapa zat penyebab kanker atau karsinogen lain yang ada di lingkungan atau di tempat kerja. Seperti asbestos, radon, kromium dan nikel.

Baca Juga:  Wiranto Menyebut Tokoh Seperti Ini Sebagai Pengecut

Penyebab kanker biasanya multifaktor. Ronald menjelaskan, asbestosis biasanya ditemukan di industri pertambangan dan penggilingan, konstruksi dan industri lainnya. Pemaparan pada keluarga pekerja asbes juga bisa terjadi dari partikel yang terbawa ke rumah di dalam pakaian pekerja.

Adapun radon merupakan gas radioaktif yang tidak berbau, tidak berasa dan tidak kasatmata. Radon bisa terakumulasi di tempat-tempat yang aliran udaranya tidak lancar, misalnya di tambang bawah tanah atau di dalam gedung.

Selanjutnya adalah kromium atau logam tahan korosi. Kromium (krom) digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan maupun pada komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor.

Ronald menambahkan, hal yang penting untuk dilakukan adalah menurunkan risiko kanker paru-paru. Yang utama adalah setop merokok, termasuk agar perokok pasif menghindari asap rokok. Cara lainnya adalah menghindari berbagai karsinogen di tempat kerja.

Baca Juga:  Luhut Ditunjuk Pimpin Penanganan Covid-19 di Jawa-Bali, Ini Kata PDIP

Selain itu, hal penting lainnya adalah deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan kesehatan. Namun, menurut Ronald, saat ini belum ada kesepakatan para ahli untuk mendeteksi dini kanker paru yang tepat.

“Gejala awal bisa batuk, merasa sesak, nyeri dada, kemudian ludah atau batuk ada darah, berat badan turun tanpa sebab jelas, lemas, nafsu makan hilang,” ungkapnya.

Ronald menambahkan, para penderita kanker paru umumnya merasakan nyeri. Untuk nyeri bisa diatasi dengan berbagai obat, termasuk morfin dan turunannya.

Adapun untuk pengobatan kankernya disesuaikan pada kondisi setiap pasien. “Terapi sesuai stadium, bisa dengan operasi, radiasi, kemoterapi, terapi target (pada mutasi spesifik sel kanker), imunoterapi,” tutupnya.(jpc)

Sumber: JPNN.com
Editor: Deslina

RIAUPOS.CO – Berbagai pertanyaan muncul tentang penyebab Kepala Badan Kepala Pusat Data dan Informasi, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho bisa mengidap kanker paru-paru. Terlebih, Sutopo yang bukan perokok divonis mengidap kanker paru-paru stadium 4B selama 2 tahun.

Ternyata, kanker paru-paru menyerang siapa saja termasuk yang bukan perokok. Pakar hematologi dan onkologi medik dari RS Dharmais Dr. Ronald. A. Hukom, MHSc, Sp.PD, KHOM menjelaskan, kanker paru-paru merupakan sel abnormal yang membelah diri secara tak terkontrol di organ di dalam rongga dada itu.

Adapun stadium 4B artinya sudah ada penyebaran ke beberapa area pada organ tubuh di luar paru-paru. “Faktor risiko paling dikenal adalah rokok, termasuk perokok pasif,” ujarnya seperti diberitakan JawaPos.com, Senin (8/7).

- Advertisement -

Menurut dr. Ronald, ada beberapa zat penyebab kanker atau karsinogen lain yang ada di lingkungan atau di tempat kerja. Seperti asbestos, radon, kromium dan nikel.

Baca Juga:  Wiranto Menyebut Tokoh Seperti Ini Sebagai Pengecut

Penyebab kanker biasanya multifaktor. Ronald menjelaskan, asbestosis biasanya ditemukan di industri pertambangan dan penggilingan, konstruksi dan industri lainnya. Pemaparan pada keluarga pekerja asbes juga bisa terjadi dari partikel yang terbawa ke rumah di dalam pakaian pekerja.

- Advertisement -

Adapun radon merupakan gas radioaktif yang tidak berbau, tidak berasa dan tidak kasatmata. Radon bisa terakumulasi di tempat-tempat yang aliran udaranya tidak lancar, misalnya di tambang bawah tanah atau di dalam gedung.

Selanjutnya adalah kromium atau logam tahan korosi. Kromium (krom) digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan maupun pada komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor.

Ronald menambahkan, hal yang penting untuk dilakukan adalah menurunkan risiko kanker paru-paru. Yang utama adalah setop merokok, termasuk agar perokok pasif menghindari asap rokok. Cara lainnya adalah menghindari berbagai karsinogen di tempat kerja.

Baca Juga:  Tambahan Dana Haji 2022 Rp1,5 T Disetujui, Tidak Dibebankan ke Jemaah

Selain itu, hal penting lainnya adalah deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan kesehatan. Namun, menurut Ronald, saat ini belum ada kesepakatan para ahli untuk mendeteksi dini kanker paru yang tepat.

“Gejala awal bisa batuk, merasa sesak, nyeri dada, kemudian ludah atau batuk ada darah, berat badan turun tanpa sebab jelas, lemas, nafsu makan hilang,” ungkapnya.

Ronald menambahkan, para penderita kanker paru umumnya merasakan nyeri. Untuk nyeri bisa diatasi dengan berbagai obat, termasuk morfin dan turunannya.

Adapun untuk pengobatan kankernya disesuaikan pada kondisi setiap pasien. “Terapi sesuai stadium, bisa dengan operasi, radiasi, kemoterapi, terapi target (pada mutasi spesifik sel kanker), imunoterapi,” tutupnya.(jpc)

Sumber: JPNN.com
Editor: Deslina

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari