GIANYAR (RIAUPOS.CO) – Saat pandemi Covid-19, jurnalis yang tergabung dalam Komunitas Jurnalis Gianyar (KJG) tetap berkarya menyajikan berita akurat dari sumber terpercaya.
Namun, informasi yang disajikan dalam bentuk karya jurnalistik malah panen hujatan warganet. KJG pun mengingatkan oknum warganet dan mengeluarkan pernyataan sikap.
Ketua Komunitas Jurnalis Gianyar Anak Agung Yuliantara menyatakan, ada 4 pernyataan sikap berdasar hasil rapat belasan jurnalis di Gianyar, Jumat (5/6).
“Satu, jurnalis bekerja berdasar UU Pers No. 40 tahun 1999. Dua, jurnalis bekerja berdasarkan kode etik jurnalistik,” ujar Agung Yuliantara saat membacakan pernyataan sikap.
Ia melanjutkan, jurnalis bekerja profesional, berdasar fakta dari sumber kredibel. Serta ke-empat, mengimbau warganet bijaksana dalam bermedia sosial.
Kata Agung Yuliantara, setiap berita Covid-19 yang dikeluarkan oleh para jurnalis di Kabupaten Gianyar sudah berdasar konfirmasi Gugus Tugas Covid-19 Gianyar. Lantaran jurnalis bekerja sesuai UU Pers dan kode etik, jurnalis tidak menulis berita sembarangan, apalagi menulis hoaks atau berita bohong.
Agung Yuliantara juga menyinggung oknum netizen yang kerap menghujat pemberitaan Covid-19. Nama-nama oknum netizen tersebut juga telah dikumpulkan dan dibahas dalam rapat. “Banyak oknum netizen yang malah menghujat, mencaci maki. Bahkan, menyebut karya jurnalistik hoaks. Tindakan oknum semacam itu justru mencederai karya jurnalistik,” jelasnya.
Lanjut dia, media menyajikan berita untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas. Terutama, mengenai bahaya Covid-19.
“Sesuatu kejadian memiliki nilai edukasi, yang bisa bermanfaat untuk masyarakat dalam menjalani rutinitas,” ungkapnya.
Berdasar hal tersebut, Gung Yuliantara, sapaan akrabnya, meminta masyarakat agar bijak menanggapi media sosial. “Mari bijak menggunakan teknologi, karena positif atau negatif di media sosial itu tergantung kita yang menyikapi,” pungkasnya.(jpg)