BEIRUT (RIAUPOS.CO) – Duka datang dari Beirut, ibukota Libanon. Dua ledakan dahsyat mengguncang Beirut pada Selasa (4/8/2020) petang waktu lokal. Sedikitnya empat ribu orang terluka dan 100 orang dinyatakan tewas akibat kejadian tersebut.
Salah seorang pria bernama Serge Mahdessian berhasil selamat dari insiden tersebut. Dia lolos dari maut karena melarikan diri ke kamar mandi saat ledakan besar itu terjadi.
"Orang-orang berlarian, memegang tangan dan kaki mereka, ada begitu banyak darah. Saya bisa mati hari ini, sebaliknya saya hanya terluka sedikit di tangan karena saya cepat berlari ke dalam (kamar mandi, red)," kata Serge seperti dikutip dari CNN.
Meski demikian, penata rambut itu sangat terpukul atas kejadian tersebut. Serge kehilangan satu-satunya mata pencaharian, salon miliknya hancur tak bersisa.
"Situasi sangat kacau, seperti mimpi," kata Serge.
Tak hanya itu, kini hidup Serge seolah menjadi rentetan mimpi buruk. Ekonomi Libanon hancur, wabah Covid-19, ditambah ledakan besar kian membuat Beirut menjadi tempat yang "tidak aman" untuk ditinggali.
Rekaman footage yang diambil oleh Serge memperlihatkan mobil-mobil berserakan di jalanan, penuh pecahan kaca beserta puing-puing. Memperjelas situasi mencekam pasca ledakan.
Serge mengaku langsung ditelepon oleh istrinya, Deanna Torus, begitu berita ledakan tersebar luas. Melalui sambungan telepon, Serge yang menjalani hubungan jarak jauh dengan sang istri tak kuasa menahan kesedihan.
Deanna mengatakan, suaminya sangat terguncang dan seketika tangisnya pun ikut pecah. Keputusan suaminya untuk menyelamatkan diri ke kamar mandi menjadi hal yang sangat dia syukuri.
Selain memberi kabar bahwa baik-baik saja, Serge juga mengatakan kepada istrinya bahwa dia hanya menderita cedera di lengan dan tangannya. Sang istri masih merasa cemas. Dia putus asa karena merasa tidak dapat melakukan apa-apa untuk suaminya.
Pasangan tersebut sudah menjalani hubungan jarak jauh selama bertahun-tahun. Serge bekerja di Libanon dan Deanna menetap di Australia. Keduanya lalu menikah pada tahun lalu setelah menghabiskan lima setengah tahun pacaran.
Larangan perjalanan akibat pandemi Covid-19 turut memperburuk kekhawatiran Deanna atas kondisi suaminya.
"Secara mental dan fisik, kami lelah. Kami sudah bersama selama lima setengah tahun, dan ketika saya berpikir, apa yang akan terjadi selanjutnya? Saya tidak pernah membayangkan akan terjadi ledakan di dekat tempat suami saya bekerja," ujar dia.
Sementara itu meski selamat dari insiden ledakan, bibi Serge yang bekerja sebagai perawat harus dirawat karena mengalami cedera yang cukup serius. Bibinya mengalami patah pada bahu dan cedera kepala akibat tertimpa dinding saat sedang bekerja shift di rumah sakit Ashrafieh.
Saat membawa bibinya ke rumah sakit, Serge mengaku tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ruang gawat darurat rumah sakit seolah sedang menampung korban perang, anak-anak menderita luka di tangan dan kaki mereka.
Sementara itu, Leila Molana-Allen, seorang jurnalis yang tinggal dekat dengan lokasi mengatakan ledakan itu terdengar seperti "jet yang menghancurkan penghalang suara".
Apartemen Leila berjarak sekitar satu kilometer dari pelabuhan Beirut. Dia menuturkan ledakan itu memunculkan cahaya putih menyilaukan dan "menghancurkan" pintu beserta jendela apartemennya.
"Ketika saya bangkit, seluruh bangunan apartemen sudah tertutup puing-puing dan kaca," ujarnya.
Sumber: AFP/CNN/Reuters/Daily Mail
Editor: Hary B Koriun