Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Listrik Wilayah Barat Jawa Padam Total

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Jakarta dan Jawa Barat serta sebagian Jawa Tengah lumpuh. Listrik padam secara masif sejak Ahad siang (4/8). Gangguan pengiriman energi listrik dari timur ke barat Jawa ditengarai menjadi penyebab utama. Pengamat pun menilai kejadian ini sebagai black out accident yang berdampak signifikan bagi konsumen maupun perekonomian.

 

Sepanjang Ahad, PLN berupaya mengembalikan aliran listrik seperti sediakala. Pelaksana tugas (Plt) Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani memimpin langsung proses perbaikan sistem pembangkit listrik. Recovery dilakukan dari pusat pengendalian beban sistem Jawa-Bali sampai ke unit-unitnya.

Inten menjelaskan, area yang paling terdampak adalah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. "Fokus kami mengirimkan pasokan agar sistem aliran listrik ke DKI Jakarta segera pulih," terang Inten di Pusat Pengatur Beban (P2B) PLN Depok, Ahad sore.

Normalisasi aliran listrik per pukul 17.30 WIB telah mencapai Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Balaraja di Tangerang dan GITET Gandul di Depok. Listrik dialirkan secara bertahap ke sejumlah pembangkit listrik, antara lain PLTU Suralaya, PLTGU Muara Karang, dan PLTGU Priok. PLN juga mengoperasikan PLTA Saguling dan PLTA Cirata untuk menstabilkan daya tegangan di PLTU Suralaya.

Baca Juga:  Enam Polisi Hanya Ditahan 21 Hari, Terkait Penembak Dua Mahasiswa Kendari

Pemadaman terjadi karena adanya Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang mengalami gangguan. Tepatnya di SUTET 500 kV Ungaran-Pemalang yang mengalami gangguan. Pengiriman energi listrik dari timur ke barat gagal atau terputus. Aliran energi listrik yang terputus memicu trip atau lepasnya jaringan di PLTU yang ada di Jawa Barat dan Banten. Trip hanya terjadi di pembangkit listrik di wilayah barat, sehingga pasokan listrik di timur Jawa tetap aman.

Langkah awal yang dilakukan PLN adalah perbaikan ground steel wiring (GSW) atau kawat tanah. Setelah listrik kembali normal, PLN akan melakukan investigasi penyebab gangguan pada kedua sirkuit di Ungaran-Pemalang. "Kami akan melakukan evaluasi internal juga untuk mencegah terulangnya kejadian ini," lanjut Inten.

Baca Juga:  Pejabat Jangan Curi Start Vaksin Booster

PLN menjanjikan distribusi listrik kembali normal maksimal tiga jam setelah aliran listrik masuk GITET sore hari. Laporan listrik yang kembali menyala mulai muncul di media sosial milik masyarakat sejak pukul 18.00 WIB. Sebelumnya, Inten menjelaskan bahwa proses perbaikan bisa berbeda di beberapa wilayah. "Jabar dan Banten bisa sampai 4-5 jam," terangnya.

Listrik di wilayah DKI Jakarta sendiri belum sepenuhnya menyala hingga pukul 19.30, tiga jam setelah aliran listrik dari GITET masuk. Sejumlah gedung perkantoran yang menggunakan genset sementara mendapat pemberitahuan untuk peralihan ke listrik PLN lagi secara bertahap.

Insiden black out ini terbilang kejadian luar biasa menurut pengamat. "Kerusakan transmisi yang terjadi di beberapa tempat bersamaan merupakan black out accident atau kecelakaan pemadaman," jelas pengamat ekonomi energi UGM Fahmy Radhi, kemarin.(deb/jpg)

Laporan: JPG
Editor: Arif Oktafian

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Jakarta dan Jawa Barat serta sebagian Jawa Tengah lumpuh. Listrik padam secara masif sejak Ahad siang (4/8). Gangguan pengiriman energi listrik dari timur ke barat Jawa ditengarai menjadi penyebab utama. Pengamat pun menilai kejadian ini sebagai black out accident yang berdampak signifikan bagi konsumen maupun perekonomian.

 

- Advertisement -

Sepanjang Ahad, PLN berupaya mengembalikan aliran listrik seperti sediakala. Pelaksana tugas (Plt) Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani memimpin langsung proses perbaikan sistem pembangkit listrik. Recovery dilakukan dari pusat pengendalian beban sistem Jawa-Bali sampai ke unit-unitnya.

Inten menjelaskan, area yang paling terdampak adalah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. "Fokus kami mengirimkan pasokan agar sistem aliran listrik ke DKI Jakarta segera pulih," terang Inten di Pusat Pengatur Beban (P2B) PLN Depok, Ahad sore.

- Advertisement -

Normalisasi aliran listrik per pukul 17.30 WIB telah mencapai Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Balaraja di Tangerang dan GITET Gandul di Depok. Listrik dialirkan secara bertahap ke sejumlah pembangkit listrik, antara lain PLTU Suralaya, PLTGU Muara Karang, dan PLTGU Priok. PLN juga mengoperasikan PLTA Saguling dan PLTA Cirata untuk menstabilkan daya tegangan di PLTU Suralaya.

Baca Juga:  Bamsoet Minta PSBB Tak Buru-buru Dilonggarkan

Pemadaman terjadi karena adanya Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang mengalami gangguan. Tepatnya di SUTET 500 kV Ungaran-Pemalang yang mengalami gangguan. Pengiriman energi listrik dari timur ke barat gagal atau terputus. Aliran energi listrik yang terputus memicu trip atau lepasnya jaringan di PLTU yang ada di Jawa Barat dan Banten. Trip hanya terjadi di pembangkit listrik di wilayah barat, sehingga pasokan listrik di timur Jawa tetap aman.

Langkah awal yang dilakukan PLN adalah perbaikan ground steel wiring (GSW) atau kawat tanah. Setelah listrik kembali normal, PLN akan melakukan investigasi penyebab gangguan pada kedua sirkuit di Ungaran-Pemalang. "Kami akan melakukan evaluasi internal juga untuk mencegah terulangnya kejadian ini," lanjut Inten.

Baca Juga:  Disambut Gelombang Demo, Pemerintah Tepis Hoaks 

PLN menjanjikan distribusi listrik kembali normal maksimal tiga jam setelah aliran listrik masuk GITET sore hari. Laporan listrik yang kembali menyala mulai muncul di media sosial milik masyarakat sejak pukul 18.00 WIB. Sebelumnya, Inten menjelaskan bahwa proses perbaikan bisa berbeda di beberapa wilayah. "Jabar dan Banten bisa sampai 4-5 jam," terangnya.

Listrik di wilayah DKI Jakarta sendiri belum sepenuhnya menyala hingga pukul 19.30, tiga jam setelah aliran listrik dari GITET masuk. Sejumlah gedung perkantoran yang menggunakan genset sementara mendapat pemberitahuan untuk peralihan ke listrik PLN lagi secara bertahap.

Insiden black out ini terbilang kejadian luar biasa menurut pengamat. "Kerusakan transmisi yang terjadi di beberapa tempat bersamaan merupakan black out accident atau kecelakaan pemadaman," jelas pengamat ekonomi energi UGM Fahmy Radhi, kemarin.(deb/jpg)

Laporan: JPG
Editor: Arif Oktafian

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari