Minggu, 13 Oktober 2024

Melihat Kegiatan di Lokasi Destinasi Wisata Pantai Purnama

Permainan Tradisional Sudah Banyak Dilupakan

Pantai Purnama yang berada di wilayah Kelurahan Purnama, Kecamatan Dumai Barat selain kawasan destinasi wisata juga dijadikan pusat perlombaan permainan rakyat. Salah satunya yakni lomba menaikan layang tradisional. Serta pusat pelatihan pembuatan hiasan layang Kuau Raja Tebuk Isi.

Laporan Syahri Ramlan, Dumai

- Advertisement -

Bagi atuk Ruslan (75) salah seorang warga Purnama, kata layang-layang sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga. Pria yang seharian pedagang penjual es keliling ini sudah mengenal layang-layang sejak sekolah dulu. ”Kalau dah bermain, semua jadi lupa. Biasanya lupa makan,” kata Ruslan mengisahkan pulang sekolah langsung bermain layangan.

Layangan tradisional yang paling diminati oleh atuk Ruslan yang memiliki sembilan cucu ini, tak lain adalah layang Kuau. Apalagi layang Kuau memiliki banyak nama sesuai dengan corak dan motif maupun bentuk yang ditampilkan.

- Advertisement -

”Ada namanya layang Kuau Batu. Ada yang namanya layang Kuau Raja Tebuk Isi dan lainnya,” kata Ruslan seraya menambahkan ada juga namanya layang darat yang memiliki ekor panjang.

Baca Juga:  Berwisata ke Bekas Arena Arung Jeram

Dari sekian banyak bentuk dan corak layang Kuau, ternyata ada satu yang telah mendapatkan rekomendasi penetapan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia. Yakni layang Kuau Raja Tebuk Isi.

Melihat layang kuau yang meliak-liuk di angkasa mengikuti arah angin serta bisa mengeluarkannya suara mendengung menjadi daya tarik tersendiri bagi peminatnya. ”Kalau sudah naik, kita lihat dari bawah, rasanya seperti gembira. Apalagi layang itu bisa mengeluarkan suara yang mendengung,” kata Ruslan.

Namun seiring perjalanan waktu dan perubahan zaman, layang-layang tradisional sudah mulai sulit untuk ditemukan. Malahan, hanya sebagian kecil saja yang bisa membuat layang-layang tradisional. Generasi muda sudah banyak yang melupakan dan bahkan memainkan layang-layang tradisional.

”Membuat layang memang tidak mudah. Hanya sebagai kecil saja generasi muda yang bisa membuat layang-layang,” kata Ruslan seraya menambahkan membuat layang bisa dilakukan dengan mengikuti lirik lagu layang-layang.

Baca Juga:  In Memoriam Raja Yoserizal Zen, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau 

Agar permainan layang tradisional tidak hilang dan pupus tergerus perjalanan waktu, penggiat permainan tradisional seperti Sanggar Layang Layang Purnama, Sabtu (19/7) menggelar pelatihan membuat hiasan layang Kuau Raja Tebuk Isi dan lomba menaikan layang-layang tradisional di kawasan destinasi wisata Pantai Purnama.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemko Dumai H Yusrizal SSos, menyambut baik tentang kegiatan yang dilakukan oleh Sanggar Layang-layang Purnama sebagai upaya mempertahankan dan melestarikan permainan tradisional. Hal tersebut sangat perlu dilakukan lantaran generasi muda sudah banyak yang melupakan permainan tradisional seperti layang-layang tradisional.

”Generasi muda sudah mulai melupakan permainan layang tradisional. Kalaupun ada yang bisa membuat dan memainkannya cuma sebagian kecil. Makanya, permainan layang tradisional perlu untuk terus dipertahankan dan dilestarikan,” kata Yusrizal.(ade)

Pantai Purnama yang berada di wilayah Kelurahan Purnama, Kecamatan Dumai Barat selain kawasan destinasi wisata juga dijadikan pusat perlombaan permainan rakyat. Salah satunya yakni lomba menaikan layang tradisional. Serta pusat pelatihan pembuatan hiasan layang Kuau Raja Tebuk Isi.

Laporan Syahri Ramlan, Dumai

Bagi atuk Ruslan (75) salah seorang warga Purnama, kata layang-layang sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga. Pria yang seharian pedagang penjual es keliling ini sudah mengenal layang-layang sejak sekolah dulu. ”Kalau dah bermain, semua jadi lupa. Biasanya lupa makan,” kata Ruslan mengisahkan pulang sekolah langsung bermain layangan.

Layangan tradisional yang paling diminati oleh atuk Ruslan yang memiliki sembilan cucu ini, tak lain adalah layang Kuau. Apalagi layang Kuau memiliki banyak nama sesuai dengan corak dan motif maupun bentuk yang ditampilkan.

”Ada namanya layang Kuau Batu. Ada yang namanya layang Kuau Raja Tebuk Isi dan lainnya,” kata Ruslan seraya menambahkan ada juga namanya layang darat yang memiliki ekor panjang.

Baca Juga:  Siak Satu dari Tujuh Titik Pelayaran KRI Dewaruci

Dari sekian banyak bentuk dan corak layang Kuau, ternyata ada satu yang telah mendapatkan rekomendasi penetapan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia. Yakni layang Kuau Raja Tebuk Isi.

Melihat layang kuau yang meliak-liuk di angkasa mengikuti arah angin serta bisa mengeluarkannya suara mendengung menjadi daya tarik tersendiri bagi peminatnya. ”Kalau sudah naik, kita lihat dari bawah, rasanya seperti gembira. Apalagi layang itu bisa mengeluarkan suara yang mendengung,” kata Ruslan.

Namun seiring perjalanan waktu dan perubahan zaman, layang-layang tradisional sudah mulai sulit untuk ditemukan. Malahan, hanya sebagian kecil saja yang bisa membuat layang-layang tradisional. Generasi muda sudah banyak yang melupakan dan bahkan memainkan layang-layang tradisional.

”Membuat layang memang tidak mudah. Hanya sebagai kecil saja generasi muda yang bisa membuat layang-layang,” kata Ruslan seraya menambahkan membuat layang bisa dilakukan dengan mengikuti lirik lagu layang-layang.

Baca Juga:  Demi Keberlangsungan Manusia dan Alam

Agar permainan layang tradisional tidak hilang dan pupus tergerus perjalanan waktu, penggiat permainan tradisional seperti Sanggar Layang Layang Purnama, Sabtu (19/7) menggelar pelatihan membuat hiasan layang Kuau Raja Tebuk Isi dan lomba menaikan layang-layang tradisional di kawasan destinasi wisata Pantai Purnama.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemko Dumai H Yusrizal SSos, menyambut baik tentang kegiatan yang dilakukan oleh Sanggar Layang-layang Purnama sebagai upaya mempertahankan dan melestarikan permainan tradisional. Hal tersebut sangat perlu dilakukan lantaran generasi muda sudah banyak yang melupakan permainan tradisional seperti layang-layang tradisional.

”Generasi muda sudah mulai melupakan permainan layang tradisional. Kalaupun ada yang bisa membuat dan memainkannya cuma sebagian kecil. Makanya, permainan layang tradisional perlu untuk terus dipertahankan dan dilestarikan,” kata Yusrizal.(ade)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari