Senin, 1 Desember 2025
spot_img

Selalu Diintai Pelaku Pelanggaran

SIAK (RIAUPOS.CO) — Upaya Dinas Perhubungan Siak agar tiga jembatan yang ada tidak dilalui kendaraan berat sangat tidak mudah, sebab selalu diintai pelaku pelanggaran. Demikian dikatakan Kabid Pengendalian Operasional (Dalops) Dishub Siak Winda Syafril SSos, Senin (4/11) siang.

Tiga jembatan yang terus diawasi pihaknya adalah, Tenggu Agung Sultanah Latifah (TASL) yang menghubungkan Mempura dengan Kota Siak, Jembatan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah di Teluk Mesjid, dan Jembatan Sultan Syarif Hasyim Perawang atau kerap disebut Jembatan Maredan.

“Tonase kendaraan yang melintasi ketiga jembatan ini harus tetap kami awasi agar ketiganya tetap awet dan tahan sampai waktu yang lama, meski di tengah keterbatasan personel,” ungkapnya.

Untuk Jembatan Maredan yang ada di Perawang statusnya jalan provinsi, makanya pihaknya tidak lagi melakukan pengawasan dengan intens sebagaimana aset sendiri.

Baca Juga:  Limbah Gipsum PT Bukara Diduga Mengandung Bahan Beracun Berbahaya

Meski demikian, menurutnya pihaknya tetap melakukan patroli, melarang masyarakat parkir di jembatan. Jika pun harus berswafoto dibatasi waktunya. Demikian terhadap para pedagang, tetap diingatkan, meski tidak mudah, namun tetap dilakukan dengan cara cara yang baik.

Tugas kami yang utama adalah pengawasan, sedangkan penindakan tentunya instansi terkait,” ungkap Winda.

Sementara untuk Jembatan TASL, dari arah Mempura menuju Kota, pengawasannya secara terstruktur, setiap hari. Namun, hal itu memang belum maksimal, meski ada pos bersama sebelum jembatan. Sebab jadwal istirahat dan jumlah personel menjafi kendala.

“Kendaraan berat yang masuk, jika membawa sembako, bantuan lainnya melebihi tonase, jika itu sudah sesuai dengan surat surat resmi yang dimiliki dan untuk kepentingan masyarakat Siak, bukan kabupaten lain, tetap diakomodir,” jelasnya.

Baca Juga:  Menag Minta Umat Islam Tarawih di Rumah dan Tak Bukber

Sebaliknya jika tujuannya ke kabupaten lain, dialihkan agar tidak melintasi jembatan tersebut. Namun, kendala jika kendaraan dari arah Kota Siak menuju Mempura. Selalu kucing kucingan dan diawasi oleh pengendara. Mereka tahu kapan personel Dishub lengah.

Tak terbendung jika melaju, sebab akan sangat sulit menghentikan kendaraan yang melaju dari atas jembatan karena berada di penurunan. Jika dilakukan secara bersama, mengingat pos itu pos bersama, tentu pelanggaran akan lebih mudah menindaknya.

“Saya berharap kerja sama semua pihak, termasuk masyarakat. Jika mengetahui ada kendaraan bertonase melintasi jembatan, sebaiknya memberi kabar, sehingga dapat diantisipasi,” ucapnya.(mng)

SIAK (RIAUPOS.CO) — Upaya Dinas Perhubungan Siak agar tiga jembatan yang ada tidak dilalui kendaraan berat sangat tidak mudah, sebab selalu diintai pelaku pelanggaran. Demikian dikatakan Kabid Pengendalian Operasional (Dalops) Dishub Siak Winda Syafril SSos, Senin (4/11) siang.

Tiga jembatan yang terus diawasi pihaknya adalah, Tenggu Agung Sultanah Latifah (TASL) yang menghubungkan Mempura dengan Kota Siak, Jembatan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah di Teluk Mesjid, dan Jembatan Sultan Syarif Hasyim Perawang atau kerap disebut Jembatan Maredan.

“Tonase kendaraan yang melintasi ketiga jembatan ini harus tetap kami awasi agar ketiganya tetap awet dan tahan sampai waktu yang lama, meski di tengah keterbatasan personel,” ungkapnya.

Untuk Jembatan Maredan yang ada di Perawang statusnya jalan provinsi, makanya pihaknya tidak lagi melakukan pengawasan dengan intens sebagaimana aset sendiri.

Baca Juga:  Hati-hati, 80 Persen OTG Carrier Virus Corona

Meski demikian, menurutnya pihaknya tetap melakukan patroli, melarang masyarakat parkir di jembatan. Jika pun harus berswafoto dibatasi waktunya. Demikian terhadap para pedagang, tetap diingatkan, meski tidak mudah, namun tetap dilakukan dengan cara cara yang baik.

- Advertisement -

Tugas kami yang utama adalah pengawasan, sedangkan penindakan tentunya instansi terkait,” ungkap Winda.

Sementara untuk Jembatan TASL, dari arah Mempura menuju Kota, pengawasannya secara terstruktur, setiap hari. Namun, hal itu memang belum maksimal, meski ada pos bersama sebelum jembatan. Sebab jadwal istirahat dan jumlah personel menjafi kendala.

- Advertisement -

“Kendaraan berat yang masuk, jika membawa sembako, bantuan lainnya melebihi tonase, jika itu sudah sesuai dengan surat surat resmi yang dimiliki dan untuk kepentingan masyarakat Siak, bukan kabupaten lain, tetap diakomodir,” jelasnya.

Baca Juga:  SM-CBGSK Dijadikan Pusat Konservasi Harimau Sumatera

Sebaliknya jika tujuannya ke kabupaten lain, dialihkan agar tidak melintasi jembatan tersebut. Namun, kendala jika kendaraan dari arah Kota Siak menuju Mempura. Selalu kucing kucingan dan diawasi oleh pengendara. Mereka tahu kapan personel Dishub lengah.

Tak terbendung jika melaju, sebab akan sangat sulit menghentikan kendaraan yang melaju dari atas jembatan karena berada di penurunan. Jika dilakukan secara bersama, mengingat pos itu pos bersama, tentu pelanggaran akan lebih mudah menindaknya.

“Saya berharap kerja sama semua pihak, termasuk masyarakat. Jika mengetahui ada kendaraan bertonase melintasi jembatan, sebaiknya memberi kabar, sehingga dapat diantisipasi,” ucapnya.(mng)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

SIAK (RIAUPOS.CO) — Upaya Dinas Perhubungan Siak agar tiga jembatan yang ada tidak dilalui kendaraan berat sangat tidak mudah, sebab selalu diintai pelaku pelanggaran. Demikian dikatakan Kabid Pengendalian Operasional (Dalops) Dishub Siak Winda Syafril SSos, Senin (4/11) siang.

Tiga jembatan yang terus diawasi pihaknya adalah, Tenggu Agung Sultanah Latifah (TASL) yang menghubungkan Mempura dengan Kota Siak, Jembatan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah di Teluk Mesjid, dan Jembatan Sultan Syarif Hasyim Perawang atau kerap disebut Jembatan Maredan.

“Tonase kendaraan yang melintasi ketiga jembatan ini harus tetap kami awasi agar ketiganya tetap awet dan tahan sampai waktu yang lama, meski di tengah keterbatasan personel,” ungkapnya.

Untuk Jembatan Maredan yang ada di Perawang statusnya jalan provinsi, makanya pihaknya tidak lagi melakukan pengawasan dengan intens sebagaimana aset sendiri.

Baca Juga:  Hati-hati, 80 Persen OTG Carrier Virus Corona

Meski demikian, menurutnya pihaknya tetap melakukan patroli, melarang masyarakat parkir di jembatan. Jika pun harus berswafoto dibatasi waktunya. Demikian terhadap para pedagang, tetap diingatkan, meski tidak mudah, namun tetap dilakukan dengan cara cara yang baik.

Tugas kami yang utama adalah pengawasan, sedangkan penindakan tentunya instansi terkait,” ungkap Winda.

Sementara untuk Jembatan TASL, dari arah Mempura menuju Kota, pengawasannya secara terstruktur, setiap hari. Namun, hal itu memang belum maksimal, meski ada pos bersama sebelum jembatan. Sebab jadwal istirahat dan jumlah personel menjafi kendala.

“Kendaraan berat yang masuk, jika membawa sembako, bantuan lainnya melebihi tonase, jika itu sudah sesuai dengan surat surat resmi yang dimiliki dan untuk kepentingan masyarakat Siak, bukan kabupaten lain, tetap diakomodir,” jelasnya.

Baca Juga:  Pemulangan 238 WNI yang Dikarantina di Natuna Belum Pasti

Sebaliknya jika tujuannya ke kabupaten lain, dialihkan agar tidak melintasi jembatan tersebut. Namun, kendala jika kendaraan dari arah Kota Siak menuju Mempura. Selalu kucing kucingan dan diawasi oleh pengendara. Mereka tahu kapan personel Dishub lengah.

Tak terbendung jika melaju, sebab akan sangat sulit menghentikan kendaraan yang melaju dari atas jembatan karena berada di penurunan. Jika dilakukan secara bersama, mengingat pos itu pos bersama, tentu pelanggaran akan lebih mudah menindaknya.

“Saya berharap kerja sama semua pihak, termasuk masyarakat. Jika mengetahui ada kendaraan bertonase melintasi jembatan, sebaiknya memberi kabar, sehingga dapat diantisipasi,” ucapnya.(mng)

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari