JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Saat ini Indonesia sedang menghadapi pandemi virus corona atau Covid-19. Namun ada beberapa kendala yang harus dihadapai untuk menangani virus yang sudah memakan ribuan korban jiwa itu.
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengatakan, kendala yang saat ini dihadapi adalah pemerintah belum memiliki alat tes corona secara masal.
- Advertisement -
"Kelemahan kita tidak memiliki alat untuk memeriksa secara cepat dalam skala besar. Tapi kami mencoba mendatangkan rapid test dari sejumlah negara," ujar Doni dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Kamis (2/4).
Kendala lainnya adalah, dari 44 laboratorium yang dimiliki pemerintah hanya ada 13 yang bisa digunakan. Sehingga pemerintah harus berjuang dengan keterbatasan fasilitas yang ada saat ini.
- Advertisement -
"Dari 44 laboratorium Kemenkes yang tersebar, peralatan dan perlengkapannya belum memadai, sehingga yang efektif baru 13 laboratorium," katanya.
Namun demikian pemerintah akan berusaha mendatangkan alat pengetes virus corona tersebut skala besar. Sehingga bisa melakukan tes secara massal.
"Jadi kami akan datangkan dari sejumlah negara sebanyak mungkin agar tes bisa dilakukan di Jawa maupun di luar Pulau Jawa," ungkapnya.
Adapun sampai dengan Kamis (2/4) ini, sebanyak 1.790 orang dinyatakan positif corona. Kemudian meninggal dunia sebanyak 170 orang. Sementara yang sembuh sebanyak 112 orang.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Saat ini Indonesia sedang menghadapi pandemi virus corona atau Covid-19. Namun ada beberapa kendala yang harus dihadapai untuk menangani virus yang sudah memakan ribuan korban jiwa itu.
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengatakan, kendala yang saat ini dihadapi adalah pemerintah belum memiliki alat tes corona secara masal.
"Kelemahan kita tidak memiliki alat untuk memeriksa secara cepat dalam skala besar. Tapi kami mencoba mendatangkan rapid test dari sejumlah negara," ujar Doni dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Kamis (2/4).
Kendala lainnya adalah, dari 44 laboratorium yang dimiliki pemerintah hanya ada 13 yang bisa digunakan. Sehingga pemerintah harus berjuang dengan keterbatasan fasilitas yang ada saat ini.
"Dari 44 laboratorium Kemenkes yang tersebar, peralatan dan perlengkapannya belum memadai, sehingga yang efektif baru 13 laboratorium," katanya.
Namun demikian pemerintah akan berusaha mendatangkan alat pengetes virus corona tersebut skala besar. Sehingga bisa melakukan tes secara massal.
"Jadi kami akan datangkan dari sejumlah negara sebanyak mungkin agar tes bisa dilakukan di Jawa maupun di luar Pulau Jawa," ungkapnya.
Adapun sampai dengan Kamis (2/4) ini, sebanyak 1.790 orang dinyatakan positif corona. Kemudian meninggal dunia sebanyak 170 orang. Sementara yang sembuh sebanyak 112 orang.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi